Monday 20 October 2014

Dahlan Iskan Pernah Setuju Bandara Dikelola Swasta


Bandara Halim Perdanakusuma yang notabenenya dikelola oleh pihak Angkasa Pura II, akan “dikudeta” oleh Lion Group. Hal ini menjadi hal yang kontroversial lantaran pihak swasta yang hanya mencari keuntungan seharusnya tidak diperbolehkan masuk ke dalam infrastruktur negara.

Sekedar informasi, sebelumnya pihak maskapai swasta Lion Group bekerjasama dengan Induk Koperasi TNI Angkatan Udara (Inkopau). Membentuk perusahaan patungan dengan bendera PT Angkasa Transportindo Selaras. Melalui pembagian porsi saham Lion Group sebesar 80 persen dan 20 persen milik Koperasi TNI AU. Hal ini pun, memunculkan reaksi dari pihak Angkasa Pura II.

Rupanya hal ini terkait dengan pernyataan Dahlan Iskan pada 2013 lalu. Rencana saat itu, pemerintah memperlonggar pengelolaan bandara dan pelabuhan kepada asing hingga 100% menuai reaksi Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan. Dahlan setuju saja jika pengelolaan bandara dan pelabuhan diberikan kepada investor asing.

Ini rencananya akan masuk dalam revisi Peraturan Presiden (Perpres) tentang Daftar Negatif Investasi (DNI). “Asing lebih bagus. Silahkan kalau begitu. Pemicu untuk kemajuan. Kita nggak boleh kalah,” kata dia, Kamis (7/11/2013).

Menurut dia, rencana pemerintah itu akan membuat persaingan antara investor dalam dan luar negeri kian ketat. Meski Angkasa Pura misalnya, sebagai BUMN operator bandara dinilai telah bisa mengembangkan diri dengan membangun bandara berkelas internasional.

“Sekarang dibuka list negatif investasi, Angkasa Pura ibarat mau lari 100 meter sudah di depan. Membuat Angkasa Pura berlari lebih dulu,” jelas dia.

Demikian pula Pelindo sebagai BUMN operator pelabuhan. Perusahaan ini dinilai juga telah mampu mengembangkan pelabuhan berkelas internasional. Menurut dia, investor asing bisa saja masuk untuk membangun dan mengelola bandara maupun pelabuhan di wilayah lain yang relatif kecil. Misalkan di Jambi, Sorong, Palembang dan lokasi lain, di mana investor swasta tidak ingin masuk karena menilai tidak menguntungkan.

“Tidak mengganggu karena belum dibangun kota kecil. Kota besar sudah dibangun semua. Terlebih membangun bandara tidak terlalu menguntungkan,” tutur dia.

0 comments:

Post a Comment

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Faried - Premium Blogger Themesf | Affiliate Network Reviews