Monday 26 November 2012

Surat Terbuka Dari Jalur Gaza untuk Indonesia

Mungkin surat ini sudah menyebar untuk rakyat Indonesia, namun mungkin banyak yang belum membaca dan meresapi isinya. Bagi yang sudah membaca silakan dibaca lagi dan dibagikan, jika belum, silakan membacanya.

Bismillaahir Rahmaanir Rahiim

Untuk Saudaraku di Indonesia… Saya tidak tahu, mengapa saya harus menulis dan mengirim surat ini untuk kalian di Indonesia…

Namun, jika kalian tetap bertanya kepadaku, kenapa? Mungkin satu-satunya jawaban yang saya miliki adalah karena negeri kalian berpenduduk Muslim terbanyak di punggung bumi ini. Bukankah demikian wahai Saudaraku?

Di saat saya menunaikan ibadah haji beberapa tahun silam, ketika pulang dari melempar jumrah, saya sempat berkenalan dengan salah seorang aktivis dakwah dari Jamaah haji asal Indonesia. Dia mengatakan kepadaku, setiap tahun musim haji ada sekitar 205 ribu jamaah haji berasal dari Indonesia datang ke Baitullah ini.

Wah, sungguh jumlah angka yang sangat fantastis dan membuat saya berdecak kagum. Lalu saya mengatakan kepadanya, “Saudaraku, jika jumlah jamaah Haji asal GAZA sejak tahun 1987 sampai sekarang digabung, itu belum bisa menyamai jumlah jamaah haji dari negeri kalian dalam satu musim haji saja.”

Padahal jarak tempat kami ke Baitullah lebih dekat dibanding kalian yah? Wah? Pasti uang kalian sangat banyak yah, apalagi menurut sahabatku itu ada 5% dari rombongan tersebut yang menunaikan ibadah haji untuk yang kedua kalinya. Subhanallah.

Wahai Saudaraku di Indonesia,

Pernah saya berkhayal dalam hati, kenapa saya dan kami yang ada di GAZA ini, tidak dilahirkan di negeri kalian saja. Wah? pasti sangat indah dan mengagumkan yah. Negeri kalian aman, kaya dan subur, setidaknya itu yang saya ketahui tentang negeri kalian.

Tentu para ibu-ibu di sana amat mudah menyusui bayi-bayinya. Susu formula bayi tentu dengan mudah kalian dapatkan di toko-toko dan para wanita hamil kalian mungkin dengan mudah bersalin di rumah sakit yang mereka inginkan.

Ini yang membuatku ‘iri’ kepadamu Saudaraku. Tidak seperti di negeri kami ini, Saudaraku, anak-anak bayi kami lahir di tenda-tenda pengungsian.

Bahkan tidak jarang tentara Israel menahan mobil ambulans yang akan mengantarkan istri kami melahirkan di rumah sakit yang lebih lengkap alatnya di daerah Rafah, sehingga istri-istri kami terpaksa melahirkan di atas mobil. Yah di atas mobil Saudaraku!

Susu formula bayi adalah barang yang langka di GAZA sejak kami di blokade 2 tahun lalu, namun istri kami tetap menyusui bayi-bayinya dan menyapihnya hingga dua tahun lamanya. Walau, terkadang untuk memperlancar ASI mereka, istri kami rela minum air rendaman gandum

Namun, mengapa di negeri kalian, katanya tidak sedikit kasus pembuangan bayi yang tidak jelas siapa ayah dan ibunya, terkadang ditemukan mati di parit-parit, di selokan-selokan dan di tempat sampah… Itu yang kami dapat dari informasi televisi.

Dan yang membuat saya terkejut dan merinding, ternyata negeri kalian adalah negeri yang tertinggi kasus abortusnya untuk wilayah ASIA. Astaghfirullah. Ada apa dengan kalian?

Apakah karena di negeri kalian tidak ada konflik bersenjata seperti kami di sini, sehingga orang bisa melakukan hal hina tersebut. Sepertinya kalian belum menghargai arti sebuah nyawa bagi kami di sini.

Memang, hampir setiap hari di GAZA sejak penyerangan Israel, kami menyaksikan bayi-bayi kami mati. Namun, bukanlah di selokan-selokan atau got-got apalagi ditempat sampah? Saudaraku! Mereka mati syahid, Saudaraku! Mati syahid karena serangan roket tentara penjajah Israel!

Kami temukan mereka tak bernyawa lagi di pangkuan ibunya, di bawah puing-puing bangunan rumah kami yang hancur oleh serangan roket tentara Zionis Israel.

Saudaraku, bagi kami nilai seorang bayi adalah aset perjuangan perlawanan kami terhadap penjajah Yahudi. Mereka adalah mata rantai yang akan menyambung perjuangan kami memerdekakan negeri ini.

Perlu kalian ketahui, sejak serangan Israel pada 27 Desember 2009, saudara-saudara kami yang syahid sampai 1400 orang, 600 di antaranya adalah anak-anak kami. Namun, sejak penyerangan itu pula sampai hari ini, kami menyambut lahirnya 3000 bayi baru di Jalur Gaza, dan Subhanallah, kebanyakan mereka adalah anak laki-laki dan banyak yang kembar. Allahu Akbar!

Wahai Saudaraku di Indonesia…

Negeri kalian subur dan makmur, tanaman apa saja yang kalian tanam, dengan izin Allah, akan tumbuh dan berbuah. Namun kenapa di negeri kalian masih ada bayi yang kekurangan gizi, menderita busung lapar? Apa karena kalian sulit mencari rezeki di sana? Apa negeri kalian sedang di blokade juga?

Perlu kalian ketahui, Saudaraku, tidak ada satu pun bayi di Gaza yang menderita kekurangan gizi apalagi sampai mati kelaparan, walau sudah lama kami di blokade. Kalian terlalu manja! Saya adalah pegawai Tata Usaha di kantor pemerintahan Hamas, sudah 7 bulan ini, gaji bulanan belum saya terima, tapi Allah SWT yang mencukupkan rezeki untuk kami.

Perlu kalian ketahui pula, bulan ini saja ada sekitar 300 pasang pemuda baru saja melangsungkan pernikahan, yah… mereka menikah di sela-sela serangan (agresi) Israel. Mereka mengucapkan akad nikah, di antara bunyi dentuman bom dan peluru, Saudaraku. Dan Perdana Menteri kami, yaitu Ustadz Ismail Haniya memberikan santunan awal pernikahan bagi semua keluarga baru tersebut.

Wahai Saudaraku di Indonesia,

Terkadang saya pun ‘iri’, seandainya saya bisa merasakan pengajian atau halaqoh pembinaan di Negeri Antum, seperti yang diceritakan teman saya tersebut.

Program pengajian kalian pasti bagus bukan, banyak kitab mungkin yang telah kalian baca, dan buku-buku tentu kalian telah lahap. Kalian pun sangat bersemangat bukan, itu karena kalian punya waktu.

Kami tidak memiliki waktu yang banyak di sini wahai Saudaraku. Satu jam, yah… satu jam itu adalah waktu yang dipatok untuk kami di sini untuk halaqoh. Setelah itu kami harus terjun langsung ke medan jihad, sesuai dengan tugas yang telah diberikan kepada kami.

Kami di sini sangat menanti-nantikan hari halaqoh tersebut walau cuma satu jam Saudaraku. Tentu kalian lebih bersyukur, kalian lebih punya waktu untuk menegakkan rukun-rukun halaqoh, seperti ta’aruf (saling mengenal), tafahum (saling memahami) dan takaful (saling menangung beban) di sana.

Hafalan Antum pasti lebih banyak dari kami. Semua pegawai dan pejuang Hamas di sini wajib menghafal surah Al-Anfaal sebagai “nyanyian” perang kami. Saya menghafal di sela-sela waktu istirahat perang. Bagaimana dengan kalian?

Beberapa waktu lalu, saya menghadiri acara wisuda penamatan hafalan 30 juz anakku yang pertama, ia di antara 1000 anak yang tahun ini menghafal Al-Qur’an, umurnya baru 10 tahun. Saya yakin anak-anak kalian jauh lebih cepat menghafal Al-Qur’an ketimbang anak-anak kami di sini. Di Gaza tidak ada SDIT seperti di tempat kalian, yang menyebar seperti jamur sekarang.

Mereka belajar di antara puing-puing reruntuhan gedung yang hancur, yang tanahnya sudah diratakan, di atasnya diberi beberapa helai daun pohon kurma, yah di tempat itulah mereka belajar Saudaraku.

Bunyi suara setoran hafalan Al-Qur’an mereka bergemuruh di antara bunyi-bunyi senapan tentara Israel. Ayat-ayat Jihad paling cepat mereka hafal, karena memang di depan mereka tafsirnya langsung mereka rasakan.

Wahai Saudaraku di Indonesia,

Oh, iya, kami harus berterima kasih kepada kalian semua, melihat aksi solidaritas yang kalian perlihatkan kepada masyarakat dunia, kami menyaksikan demo-demo kalian di sini. Subhanallah, kami sangat terhibur, karena kalian juga merasakan apa yang kami rasakan di sini. Memang, banyak masyarakat dunia yang menangisi kami di sini, termasuk kalian di Indonesia.

Namun, bukan tangisan kalian yang kami butuhkan, Saudaraku. Biarlah butiran air matamu adalah catatan nanti di akhirat kepada Allah sebagai bukti ukhuwah kalian kepada kami. Doa-doa kalian dan dana kalian telah kami rasakan manfaatnya. Alhamdulillah. Allahu Akbar!

(Bagitulah isi surat tanpa harus mengubah isinya. Silakan baca dan resapi isi surat di atas, betapa miris dan terlukanya hati saat surat di atas diterima nurani kita, betapa terlukanya Saudara kita di sana. Tetap dukung mereka walau hanya dengan doa ataupun bantuan dana yang bisa kita lakukan, Allahu Akbar … !!!)

Silakan bagikan (share) surat taushiyah ini untuk keluarga, saudara-saudara, teman-teman, atau untuk mereka yang tidak kalian kenal sekalipun. Semoga Anda juga medapat balasan pahala yang berlimpah dari Allah Subhanahu Wata’ala, aamiin…Semoga bermanfaat.


0 comments:

Post a Comment

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Faried - Premium Blogger Themesf | Affiliate Network Reviews