Sunday 19 October 2014

Stres Kronis Bisa Picu Serangan Jantung

 
PARA ilmuwan mengatakan, mereka telah menghasilkan penelitian bahwa stres kronis dapat menyebabkan serangan jantung dan stroke: memicu produksi sel darah putih secara berlebihan yang dapat menimbulkan ekses membahayakan. Surplus sel dapat mengumpul pada dinding bagian dalam arteri, membatasi aliran darah, dan mendorong pembentukan bekuan yang menghalangi sirkulasi, atau menjadi pecah dan menyebar ke bagian tubuh yang lain.

Sel darah putih penting untuk melawan infeksi dan penyembuhan, tetapi jika terlalu banyak atau mereka berada di tempat yang salah, hal itu dapat membahayakan,” kata Matthias Nahrendorf, peneliti dari Harvard Medical School di Boston, sebagaimana dimuat Malay Mail Online, Senin (23/6/2014).

Dokter telah lama mengetahui bahwa stres kronis menyebabkan penyakit jantung, tetapi belum memahami mekanismenya.

Untuk menemukan hubungannya, Nahrendorf dan tim meneliti 29 pekerja medis di di unit perawatan intensif (ICU).

Lingkungan kerja mereka dianggap sebagai model untuk paparan stres kronis, mengingat pelayanan cepat dan tanggung jawab yang berat yang mereka pikul untuk mengatasi pasien dalam kondisi darurat.

Membandingkan sampel darah yang diambil selama jam kerja dan tidak bertugas, serta hasil kuesioner persepsi stres, para peneliti menemukan hubungan antara stres dan sistem kekebalan tubuh.

Khususnya, mereka melihat, stres mengaktifkan sel-sel induk sumsum tulang, yang pada gilirannya memicu kelebihan produksi sel darah putih, yang disebut leukosit.

Sel darah putih, yang penting dalam penyembuhan luka dan melawan infeksi, dapat berbalik melawan “tuan rumah mereka”, dengan konsekuensi bisa menghancurkan dengan penyakit aterosklerosis, penebalan dinding arteri disebabkan oleh penumpukan plak.

Penelitian ini kemudian dipindah ke tikus, yang diberi rangsangan stres melalui teknik kerumunan dan memiringkan kandang.

Tim memilih tikus karena juga rawan terkena aterosklerosis.

Mereka menemukan, sel-sel darah putih yang diperoduksi berlebihan, sebagai hasil dari akumulasi stres, berkumpul di bagian dalam arteri dan mendorong pertumbuhan plak.

“Di sini, sel melepaskan enzim yang melunakkan jaringan ikat dan mengakibatkan terganggunya plak,” kata Nahrendorf.

“Ini adalah penyebab khas infark miokard (serangan jantung) dan stroke.”

Dia menambahkan, leukosit adalah salah satu penyebab, di samping faktor seperti kolesterol tinggi dan tekanan darah, merokok, dan sifat-sifat genetik yang juga berkontribusi terhadap risiko serangan jantung dan stroke. “Stres bisa mendorong hal ini jika berada dalam tahapan kritis,” kata peneliti.

0 comments:

Post a Comment

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Faried - Premium Blogger Themesf | Affiliate Network Reviews