Monday 20 April 2015

Kartini masa kini kemana akan melangkah ?


Kini, atas nama emansipasi, dengan dalih meneladani kartini banyak perempuan yang meninggalkan kodratnya. Menjadi Kartini masa kini telah menjadikan banyak kaum hawa tidak menyadari bahwa sebagai perempuan Indonesia apa yang banyak dilakukannya, justru membuat mereka kehilangan jati dirinya sebagai bangsa yang menjunjung tinggi moral yang berdasarkan nilai-nilai agama. Mereka lupa akan kemuliaannya sebagai perempuan yang berpegang teguh pada nilai agama. Mereka pun lupa bahwa untuk berprestasi di ajang daerah, nasional atau internasional itu bisa tanpa mengorbankan jati dirinya sebagai umat beragama.

Ironis! Perempuan Indonesia tak terkecuali muslimahnya saat ini kita lihat belum termuliakan. Perempuan-perempuan barat yang doyan mengeksploitasi tubuh justru yang banyak dijadikan sumber inspirasi kaum perempuan masa kini. Miris! bahkan hingga hari kartini tahun ini, kita peringati potret generasi Kartini masa kini jauh dari harapan. Perempuan Indonesia mulai meremehkan kodratnya.

Memang perempuan makin terdidik seperti halnya harapan Kartini. Tapi keterdidikan kaum perempuan masa kini tidak seperti apa yang diperjuangkan Kartini. Kini semakin terdidik bukan malah menjadikannya semakin pintar menjalankan kewajiban, melainkan disibukkan menuntut hak-haknya. Perempuan sibuk berkiprah menyamai laki-laki, baik di bidang politik, ekonomi, hukum, pendidikan, sosial dan sebagainya.

Padahal, fakta berbicara, presiden perempuan pun pernah di Indonesia, tapi keadaan tetap sama. Bahkan ketika kuota partisipasi perempuan di politik dipatok 30 persen pun, tidak lantas membuat perempuan bersuka cita berbondong-bondong memenuhinya. Ini karena citra politik yang kotor, penuh intrik dan kolutif, yang bertentangan dengan fitrah perempuan yang lemah-lembut dan penuh kasih. Kalau pun gayung bersambut, kuota 30 persen tercapai ternyata masalah malah jadi tambah runyam.

Belum lagi ide Pemberdayaan Ekonomi Perempuan yang juga mendapat sambutan semakin memperburuk keadaan. Perempuan benar menjadi punya penghasilan sendiri, tidak tergantung suami dalam hal keuangan, dianggap sukses, mandiri, bebas menentukan nasib sendiri, bebas mengaktualisasikan diri dan mendapatkan hak-haknya.Tapi kewajibannya sebagai istri dan ibu pendidik generasi jadi terabaikan. Sebutan wanita karier lebih menggiurkan dibanding dengan sebutan Ibu Rumah Tangga. Waktu di luar rumah dengan bos atau relasi yang bukan mahramnya, lebih intens dibanding bercengkerama di rumah dengan suami atau anak-anaknya. Jika suami, ayah atau kerabat melarangnya, akan dikenai pasal kekerasan dalam rumah tangga. Penjara taruhannya. Rumah tangga pun rentan dengan perceraian.

Kehancuran generasi tinggal menunggu waktu. Lahirlah penjahat masa kini, bukan lagi lelaki berwajah sangar dan bertampang seram, tapi lelaki berdasi dan perempuan seksi.

Ke mana Kartini masa kini harus melangkah?
Fitrah perempuan dari sejak dulu sampai sekarang sama. Fitrahnya dia itu adalah istri bagi suaminya, ibu bagi anak-anaknya dan pengatur rumah yang bertugas menciptakan keharmonisan di dalam rumah tangga. Adapun dari sisi bahwa perempuan juga manusia sama sebagaimana halnya laki-laki, dia adalah hamba Allah dan juga bagian dari anggota masyarakat yang berkewajiban beramar ma’ruf nahi munkar.

Sangat menarik bagi kaum muslimah khususnya, terutama di bulan April menelaah lebih dalam sosok Kartini, agar bisa mengingatkan kaum perempuan Indonesia lainnya untuk tidak salah melangkah. Karena bila salah melangkah dalam kehidupan resikonya tidak main-main, keselamatan dunia dan akhirat yang dipertaruhkan.

Diceritakan, pertemuan Kartini dan Kyai Haji Sholeh Darat. Takdir, mempertemukan Kartini dengan Kyai Sholeh Darat. Pertemuan terjadi dalam acara pengajian di rumah Bupati Demak Pangeran Ario Hadiningrat, yang juga pamannya.

Kyai Sholeh Darat memberikan ceramah tentang tafsir Al-Fatihah. Kartini tertegun. Sepanjang pengajian, Kartini seakan tak sempat memalingkan mata dari sosok Kyai Sholeh Darat, dan telinganya menangkap kata demi kata yang disampaikan sang penceramah. Pertemuan ini pula yang mendorong Kyai Sholeh Darat menerjemahkan ayat demi ayat, juz demi juz. Sebanyak 13 juz terjemahan dan diberikan sebagai hadiah perkawinan yang disebut Kartini sebagai kado pernikahan yang tidak bisa dinilai manusia.

Surat yang diterjemahkan Kyai Sholeh adalah Al Fatihah sampai Surat Ibrahim. Kartini mempelajarinya secara serius, hampir di setiap waktu luangnya. Sayangnya, Kartini tidak pernah mendapat terjemahan ayat-ayat berikutnya, karena Kyai Sholeh meninggal dunia.

Kyai Sholeh membawa Kartini ke perjalanan transformasi spiritual. Pandangan Kartini tentang Barat (baca: Eropa) berubah.

Perhatikan surat Kartini bertanggal 27 Oktober 1902 kepada Ny Abendanon. “Sudah lewat masanya, semula kami mengira masyarakat Eropa itu benar-benar yang terbaik, tiada tara. Maafkan kami. Apakah ibu menganggap masyarakat Eropa itu sempurna? Dapatkah ibu menyangkal bahwa di balik yang indah dalam masyarakat ibu terdapat banyak hal yang sama sekali tidak patut disebut peradaban. Tidak sekali-kali kami hendak menjadikan murid-murid kami sebagai orang setengah Eropa, atau orang Jawa kebarat-baratan.”

Dalam suratnya kepada Ny Van Kol, tanggal 21 Juli 1902, Kartini juga menulis, “Saya bertekad dan berupaya memperbaiki citra Islam, yang selama ini kerap menjadi sasaran fitnah. Semoga kami mendapat rahmat, dapat bekerja membuat agama lain memandang Islam sebagai agama disukai”.

Lalu dalam surat ke Ny Abendanon, bertanggal 1 Agustus 1903, Kartini menulis, “Ingin benar saya menggunakan gelar tertinggi, yaitu hamba Allah”.

Jadi, jelaslah perjuangannya membela perempuan kini ditafsirkan sangat melenceng dari khittah. Bahkan setelah perkenalannya dengan Kyai Sholeh Darat Kartini dengan terang-terangan menyebutkan gelar hamba Allah adalah gelar yang ia anggap paling tinggi. Beliau pun tidak lagi menganggap masyarakat Eropa sebagai masyarakat terbaik. Bahkan, masih menurut Kartini peradaban Eropa tidak patut disebut peradaban.

0 comments:

Post a Comment

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Faried - Premium Blogger Themesf | Affiliate Network Reviews