Sunday 13 May 2012

Sheikh Yusuf Qordhowi Saja Ditolak di Paris, Mengapa Indonesia Harus Menerima Irshad Manji?

Orang liberal kebablasan sering kali menjadikan negara negara Eropah sebagai rujukan, mereka menganggap negara negara Eropah adalah simbol kebebasan, di mana kebebasan berpendapat sangat di hormati . Di sana juga terdapat universitas universitas kelas dunia yang selalu menjunjung tinggi kebebasan akademik.  Tapi benarkah demikian?
Belum lama ini UGM menolak diskusi yang akan di hadiri oleh tokoh lesbian IM, banyak orang orang ”pinter” yang menyesalkan hal itu, mereka menyatakan kampus adalah ruang atau tempat yang semestinya tidak menolak kegiatan kegiatan ilmiah.
Tapi lucunya, mengapa mereka tidak pernah mengkritisi prilaku sama yang di lakukan oleh pemerintah Perancis? Adalah Sheikh Yusuf Qordhowi ulama asal Mesir yang tidak di perbolehkan masuk ke Paris. Padahal ketua majelis Ulama sedunia ini terkenal sebagai ulama yang moderat.
Sheikh Yusuf, saat ini tinggal di Qatar. mengapa sheikh Yusuf tidak boleh masuk ke Paris, apakah mereka takut dengan pengaruh sang Sheikh, apakah mereka cemas dengan kehadiran ulama yang sudah sangat sepuh itu?
Orang liberal, dengan gagahnya mengatakan mengapa pemikiran tidak di lawan dengan pemikiran lagi? hihihi buktinya pemerintah Perancis dengan tampa basa basi menolak kedatangan Sheikh Yusuf, kalo memang mereka berani menghadapi pemikiran sang Sheikh,  mengapa mereka tidak mau berdialog?
Dari sini kelihatan banget kalo mereka orang Liberal itu mau enaknya sendiri, giliran kampus atau ormas tanah air menolak seorang tokoh maka di sebutlah mereka sebagai orang orang yang anti dialog. Tapi giliran negara pujaanya menolak seorang tokoh mereka diam diam aja,seperti ” kura kura” enggak tahu.
Padahal sebagaimana tulisan Andrea Hirata, di paris sana ada sebuah universitas terkenal, sebuah kampus yang menjadi impian banyak orang untuk menuntut ilmu. Paris juga terkenal sebagai kota mode. Di sana katanya kebebasan individu sangatlah  di hargai.
Tapi kok mereka menolak Sheikh Yusuf Qordhowi, seorang sepuh yang untuk berjalan saja mesti pelan pelan?  di sini jelas lah sudah bahwa negara semaju paris pun tidak akan menjadi negara yang benar benar bebas.
Dengan demikian saya sangat mengerti mengapa UGM menolak seorang tokoh lesbian seperti IM. Kepada tuan tuan yang berpikiran liberal, sebelum anda menuding orang lain sebagai anti dialog tolong lah anda banyak menbaca berita tentang negara negara yang menjadi panutan tuan tuan.
Di sana ternyata tidaklah sebebas seperti yang tuan tuan kira. Walaupun di sana ada puluhan universitas, ada ratusan pejuang HAM tapi mereka tetap tidak dapat menghalangi pemerintahnya untuk menolak sheikh Yusuf Qordhowi.
Sebenarnya bukan Sheikh Yusuf Qordhowi saja yang di tolak di negeri negeri barat, masih ada tokoh tokoh pemikir muslim lainnya yang tidak dapat masuk  ke negeri negeri barat dengan berbagai alasan. Tapi toh, tuan tuan liberal tidak pernah mempersoalkannya.
Tapi mengapa ya, giliran  tokoh barat yang di tolak, mereka mencak mencak ya? hihihi Bilang Indonesia kan, negara demokrasi, mengapa tidak mengedepankan dialog? Apakah anda begitu takutnya dengan IM sehingga harus membubarkan diskusinya? hihihi. dasar. Liberal Kebablasan.
Sekarang saya mau nanya, bebas mana Indonesia dengan paris?  toh, Paris tetap menolak seorang tokoh pemikir Muslim, padahal  sang tokoh adalah ulama yang moderat? jadi semestinya pemerintah Indonesia juga enggak perlu takut untuk menolak seorang tokoh lesbi seperti IM.
Untunglah UGM telah menolak diskusi IM, sekali lagi, salut sama UGM. kepada  tuan tuan liberal, silahkan berjuang tapi tolong selain menggunakan akal sehat ada baiknya sekali kali  anda anda juga kembali bertanya kepada hati nurani.

0 comments:

Post a Comment

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Faried - Premium Blogger Themesf | Affiliate Network Reviews