Monday 2 December 2013

Remaja Masjid se-Jabodetabek akan Keluarkan Petisi Tolak Program Kondomisasi


Youth Islamic Studi Club (YISC) Al-Azhar bersama organisasi remaja masjid dan Lembaga Dakwah Kampus (LDK) se-Jabodetabek akan mengadakan pertemuan yang membahas pembagian kondom oleh Komisi Penanggulangan AIDS Nasional (KPAN).

Acara dilaksanakan Senin malam (02/12/2013) dimulai jam 20.00 WIB bertempat di Ar-rahman Qur’anic Learning Center (AQL), Tebet, Jakarta Selatan.

Fauzi Hasan, Ketua Umum YISC Al-Azhar, berharap acara ini tidak hanya nenghasilkan petisi penolakan. Lebih dari itu, bisa menghasilkan aksi nyata bersama

Ia mengatakan, pihaknya jelas-jelas menolak pembagian kondom sebagai bagian langkah pencegahan HIV/AIDS dari hulu ke hilir.

“Sama saja dengan memberi pisau pada anak kecil. Kondom dan pisau sama-sama bisa dipakai oleh siapa saja. Tapi apa kita tega memberikan itu pada anak dibawah umur?”tanyanya retoris.

Ketua YISC periode 2012-2013 itu mengatakan bahwa berbicara tentang penanggulangan penyakit yang belum ada obatnya itu, bukan hanya berbicara tentang penyelesaian dari hulu ke hilir. Fauzi menganalisis, jika pembagian itu dianggap penyelesaian hilir, justru itu akan merusak penyelesaian hulu yang sudah dilaksanakan.

Pembagian kondom akan merusak agenda besar program hulu melalui penyuluhan kesehatan dan keagamaan.

“Kondom dibagikan tapi perilakunya tetap menyimpang. Sekalipun itu mengurangi jumlah penderita, tapi itu tapi tetap tidak bisa mencegah virus,”ujar Fauzi.

Persoalan ini menurutnya bermuara dari perilaku seks yang menyimpang.

“Dulu sebelum ada kampanye resmi saja, orang sudah sekali-kali pake kondom. Apalagi sekarang dengan adanya kampanye resmi,”ulasnya.

Lalu bagaimana solusinya untuk para Pekerja Seks Komersial (PSK) yang dikatakan oleh Menkes, tidak mempan jika diberi dalil-dalil agama?

“Perkuat terus saja pencegahan dari hulu, nanti akan terlihat hasilnya ketimbang memberi kondom sama saja mempersilahkan masyarakat untuk seks bebas,” ungkapnya. Anak-anak yang teredukasi dengan baik tidak akan berpikir untuk membelinya.

Mulai senin ini sampai sepekan mendatang, melalui jaringan media sosial seperti twitter dan Facebook, YISC akan mensosialisasikan penolakan pembagian kondom.

“Rencananya, pada kajian tentang liberalisasi tanggal 14 Desember, kami juga akan memasukkan pembahasan ini,” ungkapnya.

Fauzi berharap semua elemen masyarakat bersama-sama menyuarakan penolakan. Aksi masyarakat akan sangat berpengaruh terhadap program kampanye penanggulangan HIV/AIDS tahun mendatang.*

0 comments:

Post a Comment

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Faried - Premium Blogger Themesf | Affiliate Network Reviews