Monday 19 May 2014

Pengusaha dan Tokoh CSIS Dukung Jokowi-JK


Salah satu Dewan Pengawas Dewan Pengawas Center of Strategic and International Studies (CSIS) Sofyan Wanandi (Liem Bian Koen), menyatakan dukungannya kepada Joko Widodo sebagai Calon Presiden dalam Pemilihan Presiden (Pilpres), Juli mendatang. Namun dengan catatan, Jokowi harus menggandeng Jusuf Kalla sebagai pasangannya.

Ketua Dewan Pimpinan Nasional Asosiasi PengusahaIndonesia (Apindo) itu menegaskan dukungannya tersebut bukanlah sikap Apindo secara kelembagaan, melainkan hanya sikap pribadi. Baginya, sosok JK paling tepat untuk mendampingi Jokowi sebagai Calon Wakil Presiden.

Hal itu bukan dikarenakan latar belakang JK sebagai pengusaha, melainkan pengalamannya dalam memimpin pemerintahan selamalimatahun kala masih bersanding dengan Susilo Bambang Yudhoyono.

“Saya percaya bahwa JK paling baik, bukan karena dia itu pengusaha tapi kualitasnya. Jokowikan juga pengusaha furniture, Prabowo pun begitu, punya usaha Kiani Kertas toh,” tambahnya.

“Saya tidak melihat kemungkinan itu akan terjadi. Setelah dipertimbangkan, mereka (Aburizal-Pramono) pasti kalah juga, jadi enggak akan maju. Makanya saya yakin Pilpres ini cuma satu putaran, dengan calon Jokowi dan Prabowo,” paparnya.

Apindo, kata Sofjan, akan berkomitmen membantu pemerintah untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi dan memberikan pekerjaan buat rakyat. Pengusaha menurutnya akan menjadi tulang punggung bagi pembangunan esok, oleh karena itu perusahaan harus digerakkan untuk mau berinvestasi lebih banyak serta mendatangkan investasi dari luar.

“Kita juga harus menjadi partner dengan tetap melibatkan pengusaha lokal untuk membangun sama-sama,” pungkasnya.

CSIS adalah lembaga pengkajian kebijakan sosial, politik, dan ekonomi Indonesia. CSIS moncer di era Orde Baru dan sering disebut sebagai tanki pemikirnya.

CSIS terbentuk pada 1971 ketika Hadi Susastro dan beberapa kawan-kawannya pulang belajar dari Eropa. Merekalah yang mengusulkan dibentuknya sebuah lembaga think tank. Sebelum bergiat di CSIS, para kader Pater Beek –seorang pastor radikal anti komunis yang dibiayai CIA- itu sudah berkiprah dalam operasi khusus (Opsus) pimpinan Ali Murtopo. Di lembaga ini pulalah Panglima ABRI Leonardus Benny Moerdani, seorang Katolik abangan yang sangat anti Islam, berkantor setelah pensiun dari jabatannya. Moerdani, tulis Salim Said dalam bukunya “Dari Gestapu ke Reformasi” bahkan menempati kursi dan meja yang digunakan Ali Murtopo.

Dua orang bersaudara, Yusuf Wanandi (Lim Bian Kie) dan Sofyan Wanandi (Liem Bian Koen), hingga kini masih menjadi anggota Dewan Pengawas CSIS. Sedangkan Hary Tjan Sillalahi, mantan Sekjen Partai Katolik di masa Orde Lama dan sekaligus pendiri CSIS menjabat sebagai Ketua Dewan Pengawas.

0 comments:

Post a Comment

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Faried - Premium Blogger Themesf | Affiliate Network Reviews