Monday 27 February 2012

Ketika Ayat Rahmatan Lil Alamin disalahgunakan


“Tidaklah Aku mengutusmu kecuali untuk menjadi rahmaan lil ‘alamin.”(Al-Anbiya’/21: 107)

Ayat Rahmatan lil ‘alamin kerapkali disalahgunakan sebagai tameng berbuat kemaksiatan dan kemunkaran. Banyak yang memanfaatkan ayat ini, diantaranya adalah Jaringan Islam Liberal, kaum homoseksual, feminis, bahkan dosen-dosen di sejumlah universitas Islam yang menganut liberalism agama seperti UIN /IAIN. Seringkali ketika ada ormas Islam yang hendak menegakkan amar ma’ruf nahi munkar seperti miras, sang penjual/ pemabuk menyatakan, jangan ganggu kami dong, Islam kan rahmatan lil ‘alamin.

Menjadikan QS Al Anbiya ayat 107 sebagai dalil pluralism  agama (menganggap semua agama sama, baik itu dalam bentuk ucapan/pemikiran) juga merupakan pemahaman yang menyimpang. Karena ayat-ayat Al Qur’an tidak mungkin saling bertentangan. Bukankah Allah Ta’ala sendiri yang berfirman:
“Agama yang diridhai oleh Allah adalah Islam” (QS. Al Imran: 19)

“Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu)daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi” (QS. Al Imran: 85)

Orang yang mengusung isu pluralisme menafsirkan ‘Islam’ dalam ayat-ayat ini dengan ‘berserah diri’. Menurut mereka semua agama benar asalkan berserah diri kepada Tuhan. Argumentasi ini terbantahkan oleh hadits :

”Islam itu engkau bersaksi bahwa sesungguhnya tiada sesembahan yang berhak disembah selain Allah dan sesungguhnya Muhammad itu utusan Allah, engkau mendirikan shalat, mengeluarkan zakat, berpuasa pada bulan Ramadhan dan mengerjakan ibadah haji ke Baitullah jika engkau mampu melakukannya” (HR. Muslim)

Rahmatan lil 'alamin merupakan akibat dari dipraktekkannya ajaran Islam yaitu Aqidah, Syari’ah, dan Akhlak secara komprehensif serta sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW di dunia oleh hamba Allah, baik dalam kehidupan sosial, pendidikan, dan ibadah. Apabila tiga komponen (Aqidah, Syari’ah, dan Akhlak) tersebut diterapkan dampaknya adalah Rahmatan lil ‘alamin.

Dalam menerapkan ajaran Islam yang universal secara komprehensif dan agar menjadi solusi di setiap persoalan kehidupan,  seorang muslim harus memiliki solidaritas untuk mewujudkannya. Umat Muhammad SAW harus punya kepedulian untuk memperjuangkan Islam.

Perjuangan tersebut, mempunyai tiga medan yang memiliki sifat berbeda, pertama yaitu, Ad-Dakwah yang berimplikasi harus simpati, mengajak dengan lembut, dan sejuk. Kedua, Al Hisbah yang merupakan amar makruf nahy munkar bersifat tegas dalam tindakannya. Dan, ketiga, Al Jihad Fi sabilillah yang memiliki karakter harus  keras dalam melakukannya, yang mana semua aspek tersebut harus dilakukan dan tidak ditinggalkan.

Ketiganya mempunyai karakter masing-masing, setiap muslim melakukannya sesuai kemampuanya. Yang penting jangan saling mencela saudaranya yang belum mampu pada medan yang lain.

0 comments:

Post a Comment

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Faried - Premium Blogger Themesf | Affiliate Network Reviews