Wednesday, 18 June 2014

Kampanye Massa Pendukung Jokowi-JK di Yogya Berujung Anarkis


Kampanye PDIP (Kampanye Pilpres Pendukung Pasangan Jokowi-JK -red) di daerah Yogyakarta yang dipusatkan di stadion Mandala Krida berujung rusuh di beberapa daerah,

Di Daerah Tamsis

Sekelompok mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia menjadi korban kebrutalan simpatisan moncong putih PDIP di depan kampus UII Jalan Taman Siswa, mereka dipukul dengan pemukul dari bambu dan kayu, juga ada yang menggunakan pentungan. Para Korban sore ini sedang di visum, ada satu yang parah kepala bocor ber Nama "AK", Ak seorang mahasiswa angkatan 2010 Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia yang tadi sore divisum di RS Hidayatullah Yogyakarta.

Masalah hanya sepela. Para mahasiswa yang hendak menyabrang kebetulan bertemu dengan gerombolan simpatisan moncong putih PDIP dan mereka dengan arogannya menyasak dengan mengacungkan pentungan kepada para mahasiswa yang sudah melewati setengah dari bagan jalan yang hendak disebrangi.

Mahasiswa hendak ditolong tukang parkir

Dua orang tukang parkir yang berniat menyelamatkan mahasiswa tidak luput mendapatkan pukulan dan tendangan simpatisan PDIP.

Team advokasi Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia sudah mengantongi beberapa bukti dan insyaallah segera diperkarakan atas arogansi dari simpatisan PDIP pendukung Jokowi-JK.

Di Daerah Tukangan

Daerah tukangan, karna jalanan macet para simpatisan PDIP unjuk kekuatan dan memepet para pengguna jalan yang mengakibatkan beberapa warga yang pulang dari bekerja terjatuh.

Di Daerah Lempuyangan

Masih sama,Masa PDIP turun ke jalan membawa bambu dan merusak atribut kampanye dari Bakal Calon Presiden lawan "Prabowo subianto", hingga berita ini beredar lempuyangan masih mencekam,dan polisi dikerahkan untuk menjaga lokasi agar segera kondusif.

Depan SMP Bopkri

Masa PDI-P yang arogan ala preman jalanan, semasa melintasi masjid di jalan gayam sewaktu sholat ashar diperingatkan warga untuk menurunkan tensi suara kenalpot, namun tidak diindahkan, hingga ada warga yang meneriaki, Kafir itu artinya pembangkang.

Tak terima dengan teriakan tersebut wargapun dilempar batu, akhirnya warga menarik mundur untuk mengalah guna menunaikan sholat ashar, sehabis sholat warga sekitar menarik masa yang anarkis tadi ke utara perempatan gayam menjauh dari masjid dan terjadilah perang antara warga dengan masa moncong putih tepatnya di depan jalan besar arah ke SMP Bobkri.

0 comments:

Post a Comment

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Faried - Premium Blogger Themesf | Affiliate Network Reviews