Wednesday, 23 July 2014

Hikmah Kemenangan Jokowi-JK


Munculnya Jokowi sebagai calon presiden sesungguhnya adalah wasilah dan menjadi pembelajaran bagi bangsa dan umat Muslim.

Melalu Jokowi Allah menunjukkan yang dulu ‘gelap’ menjadi ‘terang’. Kareana al haq tetap tidak akan bisa di sembunyikan.

Betapa media-media, kaum cendekiawan, peneliti yang dulu dipelajari di buku-buku sebagai kelompok “suci” yang kedudukannya selalu “netral” dan adil” itu tidaklah semua benar.

Justru melalui jalan Jokowi-lah Allah menunjukkan wajah aslinya, siapa sesungguhnya mereka?

Siapa menyangka media-media besar, bahkan wartawan senior sekelas Jacok Oetama, Dahlan Islam, Goenawan Mohammad tak malu menunjukkan pembelaan bahkan ikut menjadi partisan. Media dan pers yang dulu dianggap menjadi lembaga itu hanya kita kenal di buku-buku.

Tak ketinggalan para peneliti dan cendekiawan yang dulu dikagumi anak muda karena kejernihannya rupanya tak bisa menahan hasrat partisannya. Semua aakhirnya muncul ke permukaan. Semua adalah cara Allah menampakkan pada umat Islam. Bersyukurlah dengan kehadiran Jokowi, Allah menampakkan wajah-wajah asli mereka.

Ingat pesan Imam al-Ghazali yang mengatakan: “Setiap penguasa, selalu mempunyai kemungkinan untuk berbuat dzalim. Kecuali penguasa yang beriman kepada Allah , berteman dan dikelilingi orang-orang yang beriman pula. Mereka saling mengingatkan dan memberi nasihat, hanya demi kebaikan dan bukan untuk kepentingan. Tapi ketika seorang penguasa dikelilingi orang-orang yang jahat, maka kedzaliman hanya tinggal menunggu masa untuk dirasakan. Dan ketika semua itu terjadi, kerusakan akan merajalela, kehancuran di depan mata, menggelincirkan manusia dari jalan kebenaran dan menjadikan kesesatan sebagai panutan.” (Imam al-Ghazali, Ihya’ Ulumuddin).
Puluhan kiai dan ulama pesantren di mayoritas kantong-kantong NU di Indonesia menitipkan amanah kepada Prabowo-Hatta.
Meminjam istilah Dr Adian Husaini, wakil Ketua MIUMI (Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia) kekalahan Prabowo sekaligus menjadi nasehat bagi kita semua, bahwa kita harus melihat semuanya dengan perspektif islami.

Jika tidak jadi Presiden, Allah subhanallah telah meringankan Prabowo Subianto dari beban teramat berat di akhirat. Sebab bagi seorang Muslim, kata Adian, kekuasaan merupakan salah satu jalan untuk ibadah. Sebab masih masih banyak jalan lain untuk ibadah. “Perjuangan santri dan ulama adalah untuk menegakkan kebenaran. Suksus tidaknya perjuangan jangan hanya diukur dari diraih tidaknya kursi kekuasaan”, demikian nasihat Adian Husaini.

0 comments:

Post a Comment

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Faried - Premium Blogger Themesf | Affiliate Network Reviews