Wednesday 7 October 2015

Cewek 'Realis' [Matre] vs Cowok 'Realis'

Cowok Realis akan mengkalkulasi untung rugi dalam setiap hubungan

Ketika seorang wanita yang katanya “REALISTIS” (tdk mau dibilang matre), mendapat jawaban dari seorang pebisnis yang juga REALISTIS

Pertanyaan seorang gadis di sebuah forum netizen di US:

“Apakah yang harus saya lakukan untuk dapat menikah dengan pria kaya?”

Usia saya 25 tahun. Saya sangat cantik dan berselera yang tinggi. Saya berharap menikah dengan pria kaya dengan penghasilan pertahun minimal $500 ribu (+/-Rp.5,5M) atau lebih. Saya tidak matre, tapi realistis. Di New York penghasilan sebesar itu hanya termasuk kelas menengah. 


Adakah pria di forum ini yang berpenghasilan $ 500 ribu per tahun dan ingin menikahi saya? Di manakah saya bisa bertemu pria kaya yang ingin menikahi saya?”

Jawaban datang dari seorang ahli keuangan dari Wall Street Financial:

“Dear Gadis Jelita,

Saya membaca email anda dengan sangat antusias. Saya yakin sebenarnya banyak gadis2 yang memiliki pertanyaan senada dengan Anda. Izinkan saya menganalisa situasi Anda dari sudut pandang investor profesional.

Penghasilan tahunan saya lebih dari $ 500 ribu yang tentu memenuhi kriteria Anda. Jadi, saya harap setiap orang percaya bahwa jawaban saya cukup kredibel dan tidak membuang waktu.

Dari sudut pandang seorang pebisnis, menikah dengan Anda adalah keputusan yang buruk. Jawabannya sangat sederhana dan akan saya jelaskan sbb:

Sebenarnya apa yang ingin Anda lakukan adalah pertukaran antara “kecantikan” dan “uang”. Si A akan menyediakan kecantikan dan si B akan membayar untuk itu. Kelihatannya adil dan cukup wajar.

Tapi ada permasalahan fatal di sini. Kecantikan Anda akan sirna, tapi uang saya tidak akan hilang tanpa alasan yang jelas. Penghasilan saya akan meningkat dari tahun ke tahun. Tapi, Anda tidak akan bertambah cantik tiap tahunnya.


Karena itu dari sudut pandang ekonomi: saya adalah aset yang ter-apresiasi sedangkan Anda adalah aset yang ter-depresiasi. Depresiasi yang Anda alami bukan depresiasi normal, tapi depresiasi eksponensial.

Jika hanya ini aset Anda, nilai Anda akan sangat mencemaskan 10 tahun kemudian.

Dengan menggunakan istilah yang kami gunakan di Wall Street, setiap perdagangan memiliki sebuah posisi. Berpacaran dengan Anda juga memiliki “posisi perdagangan”. 


Jika nilai aset yang didagangkan menurun, maka kami akan menjualnya. Bukan ide yang baik untuk mempertahankannya.

Begitu juga dengan pernikahan yang Anda inginkan. Mungkin perkataan saya kejam, tapi untuk membuat keputusan bijak, aset yang menurun nilainya akan dijual atau disewakan.

Pria dengan penghasilan $ 500 ribu tentu bukan orang bodoh. Kami akan berpacaran dengan Anda, tapi tidak akan menikahi Anda. Saran saya, lupakan mencari petunjuk bagaimana cara menikahi pria kaya. Usahakan agar Anda dapat membuat diri Anda kaya dengan berpenghasilan $ 500 ribu, itu lebih berpeluang ketimbang mencari pria kaya yang bodoh.”
________________________________@@@@@@@-___________________________


Dari gambaran di atas dapat kita petik hikmahnya, bahwa kecantikan bukanlah modal utama untuk menggapai kebahagian. Mungkin saat ini Anda adalah wanita tercantik di atas catwalk, namun setelah menikah kecantikan Anda akan cepat menurun secara kuadrat, dan bias jadi Anda ditinggalkan suami kaya Anda yang selalu berpikir tentang UNTUNG-RUGI. Bukan rahasia lagi, ‘serigala-serigala Wallstreet’ dan pengusaha-pengusaha menengah ke atas banyak yang memiliki ‘selir-selir’ yang tinggal di kondominium,villa-villa meskipun para pengusaha tersebut juga yang berteriak anti poligami. Begitu pula dengan pria kaya yang memilih isteri hanya dari kecantikannya saja, ada kalanya bisnis jatuh-bangun dan jika istri cantik tak siap menghadapi kegagalan bisnis Anda, bias jadi dia akan berpaling ke pria lain yang merupakan rival bisnis Anda ataupun relasi bisnis Anda.

Idealnya, mencari pasangan hidup haruslah yang seiman, agar tidak muncul riak-riak kecil di kemudian hari, suami yang shaleh dan juga isteri yang shalehah. Pria baik akan cenderung memilih wanita yang bias diandalkan untuk mengatur keuangan dengan bijak dan mampu mendidik anak-anak-anak dengan baik, santun dalam berbicara dan ramah sesuai dengan tempatnya. Seorang suami tidak suka bila isterinya berias & terlalu ramah dengan pria lain yang lebih ganteng atau lebih kaya darinya.

Selain itu, kekayaan bukanlah barometer utama dalam memilih calon suami, namun tanggung jawab seorang pria dalam menghadapi masalah dan keuletannya dalam menggapai kesuksesan adalah kriteria yang patut diperhitungkan. Pria kaya namun pelit, tidak pernah bersedekah, terlalu memikirkan factor UNTUNG-RUGI adalah seburuk-buruknya pilihan.

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Faried - Premium Blogger Themesf | Affiliate Network Reviews