Wednesday 31 July 2013

Melatih Kesabaran di Depan Orang Bodoh


Keras, kurang beradab dan tidak mengerti tatakrama. Mungkin itulah karakteristik Arab gunung/badui. Arab badui adalah Arab yang tinggal di pedalaman, jauh dari peradaban kota. Kehidupan mereka yang demikian itulah yang memengaruhi gaya hidup dan pola pikir mereka.

Suatu hari Anas Bin Malik radhiyallahu ‘anhu pernah menyertai Rasulullah shallallahu alaihi wasallam dalam suatu perjalanan. Di tengah perjalanan, beliau berpapasan dengan seorang Arab gunung, tiba-tiba Arab gunung ini menarik samping baju Rasulullah shallallahu alaihi wasallam dengan keras. Saking kerasnya tarikan si Arab gunung tadi sampai membekas di bahu beliau. Kemudian ia berkata:

يا محمد مر لي من مال الله الذي عندك

“Wahai Muhammad berikanlah aku harta Allah yang ada padamu!”

Bayangkan, kalau ia melakukan itu kepadamu, apa yang kamu lakukan? Marah? Mencela dan memakinya?

Tapi bagaimana sikap Rasulullah shollallahu ‘alahi wasallam?

Ternyata beliau tersenyum kemudian memerintahkan Anas untuk memberinya harta!

Kisah itu disebutkan Shahih Bukhari dan Muslim.

Kenapa beliau tidak marah dan membalas kelakuan Arab gunung yang tidak memiliki etika tadi?

Apakah karena Arab gunung itu menakutkan sehingga Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam gentar untuk membalasnya?

Atau karena Arab gunung tadi adalah orang yang berilmu makanya Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam segan untuk menegurnya?

Tentu tidak.

Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam bersikap demikian, karena orang yang ada di hadapannya adalah orang bodoh. Beliau lebih memilih sikap memaafkan, sabar dan tidak mau terbawa emosi!

Beliau melakukan itu sebagai bentuk pengamalan terhadap firman Allah subhanahu wata’ala: “Ambillah sikap maaf, perintahkanlah yang maruf dan berpalinglah dari orang-orang bodoh. ” (Al-A’raaf : 199)

Sabar merupakan bagian dari iman,iman terdiri dari sabar dan syukur.

Kenapa sabar itu penting ?

1. Allah Swt memerintahkan kita (hambaNYA) untuk senantiasa bersabar seperti pada firman Allah swt surat (11:115) dan surat (30:60)
2. Allah Swt memuji orang orang yang bersabar seperti firman Allah Swt pada surat (2:177)
3. Berita baik diberikan untuk orang orang yang bersabar firman Allah Swt surat (16:96)
4. Pertolongan Allah SWt untuk orang orang yang sabar firman Allah Swt (8: 45-46)
5. Allah mencintai Orang orang yang sabar, firman Allah swt surat (3:146)
6. Sabar di praktek-kan oleh semua Nabi Allah Swt, dalam Alquran disebutkan bahwa Allah Swt memuji semua nabiNYA atas kesabaran mereka,firman Allah Swt pada surat (38: 44) dan surat (21:85).

Jadi, Ø©ketika ada yang memaki-maki kita, mau mencela, atau menghina, nggak usah diambil pusing dengan kelakuan orang bodoh. ‘Nikmati’ aja.

Kalau diladeni malah bikin capek, buang-buang waktu! Merugikan toh?

Satu lagi. Kalau kita meladeni orang bodoh, berarti kita dengan dia nggak ada bedanya dong, sama-sama bodoh!

Tuesday 30 July 2013

Guru Besar UIN Makasar Ingin Agar AlQur'an Direvisi


Pernyataan Guru Besar Fakultas Ushuluddin dan Filsafat (FUF) UIN Alauddin Makasar, Qasim Mathar sebagaimana dilansir muslimdaily.net bahwa Al- Qur’an perlu direvisi karena Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam telah meninggal dunia sehingga tak cocok lagi, mendapat kecaman.

Menurut Ketua DPP PPP, Arwani Thomafi, pernyataan Qasim tersebut sangat salah dan melukai umat Islam.

“Sepanjang zaman Al Qur’an harus dijaga, tidak ada celah mengubah, merevisinya. Pernyataan itu melukai umat Islam,” kata anggota Komisi V DPR ini di Jakarta, Sabtu (27/7/2013).

Menurut Arwani, ia sedih dengan pernyataan Qasim. Sebab, kata Arwani, Al Qur’an merupakan pedoman umat Islam hingga hari akhir nanti.

“Saya sedih jika ada yang punya pandangan seperti itu (merevisi Al Qur’an). Keimanan kita terhadap Allah Subhanahu wata’ala dan Al Qur’an tidak dibatasi oleh pada zaman Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam saja. Keutuhan Al Qur’an sebagai petunjuk bagi orang-orang yang bertakwa, berlaku sampai kiamat,” katanya.

Berikut pernyataan Prof Dr Qasim Mathar, bertempat di Lecture Theater UIN Alauddin, seperti dikutip muslimdaily.net (21/6/2013):

Pegiat #IndonesiaTanpaJIL wilayah Makassar bekerja sama dengan BEM-Fakultas Ilmu Kesehatan mengadakan diskusi tentang”Islam Liberal” dengan menghadirkan dua pembicara.

Diskusi berjalan menarik karena menghadirkan dua pembicara yang memiliki latar belakang pemikiran berbeda antara yang menolak “Islam Liberal” dengan yang mendukung liberalisme Islam.

Di kubu anti JIL diwakili oleh Akmal Sjafril, MPd.I, sedangkan di kubu pendukung JIL diwakili oleh Guru Besar Fakultas Ushuluddin dan Filsafat (FUF) UIN Alauddin Makassar Prof Dr HM Qasim Mathar.

Memulai pembicaraan mengenai definisi agama, Prof Qasim membuat beberapa pernyataan kontroversial.

Di antara pernyataan-pernyataan kontroversial lulusan program Doktor IAIN Jakarta itu adalah: “Tidak akan kafir seseorang yang agamanya Islam walaupun dia melenceng dari ajaran akidah Islam,” katanya seperti disampaikan oleh Zilqiah Angraini, salah seorang pegiat #IndonesiaTanpaJIL melalui akun Twitter.

“Jangan teriak kafir kepada sesama umat Islam,” kata guru besar Fakultas Ushuluddin dan Filsafat (FUF) UIN Alauddin Makasar itu. “Orang beragama itu ibarat lagi main bola di lapangan, bola itu kamu tendang ke mana bolanya ngga akan kafir,” ujarnya lagi.

“Jangan membatasi penafsiran Al Qur’an karena generasi ke depan lebih jago daripada generasi yang zaman dulu,” lanjutnya. “Seharusnya dalam Islam tidak usah ada istilah poligami, karena pernikahan sempurna itu hanya monogami,” masih kata Qasim.

“Kalau masyarakat aman-aman saja dengan kehadiran Islam liberal, ya jangan ganggu lagi kenyamanan masyarakat itu.” katanya.

“Tuhan tidak pernah ada di depan kita, tidak pernah ada di kursi MPR. Kedaulatan bukan di tangan Tuhan,” Qasim melanjutkan. “Sains itu bergerak ke depan bukan ke belakang. Islam juga harusnya begitu,” katanya.

“Yang mengaku menjadi Nabi setelah Nabi Muhammad, ya terserah dia. itu tandanya dia mau direkam sejarah. Jadi biarkan saja,” tandasnya. “Rasulullah sudah meninggal, isi Al Qur’;an perlu direvisi karena sudah tidak cocok lagi,” tegasnya.

Lebih lanjut, Prof Qasim juga mengatakan bahwa sekarang Nabi sudah tidak ada. Menurutnya, hanya menjadi sebuah mimpi saja jika umat Islam hendak menyeragamkan pemahaman mengenai Islam.

Guru Besar yang mengaku sebagai aktivis Syiah itu juga menjelaskan karena Rasulullah sudah meninggal, maka isi Al-Qur’an perlu direvisi karena, menurut Qasim, sudah tidak cocok lagi dengan zaman.

Ia menyatakan tidak peduli dengan orang yang mau puasa atau tidak, mau berlebaran kapan. “Biarkan saja, karena Islam itu adil,” kata profesor kelahiran Makassar 21 Agustus 1947 itu seperti dilaporkan Zilqiah.

Prof Qasim yang pro JIL berpesan agar umat Islam tidak usah ditanamkan dan tidak perlu disatukan. Ia menyarankan agar berhenti memikirkan mengajak orang untuk bersatu.

Sang Guru Besar Sejarah dan Pemikiran Islam itu kemudian menutup statement-nya dengan kalimat, “Jangan mimpi dan sibuk mikirin untuk menyeragamkan umat Islam. Capek nanti.”

Kegiatan diskusi tentang “Islam Liberal” Kamis (21/6/2013) siang itu ditutup dengan penyerahan kenang-kenangan kepada para pembicara. (antara)

Saturday 27 July 2013

Mengapa SBY Diam dengan Kemaksiatan ?


Mengapa SBY lebih tertarik mengomentari aksi FPI Daripada kejahatan internasional perdagangan orang yang terjadi di Kendal?.

Banyak pihak tersentak begitu mengetahui terjadi sebuah Insiden yang melibatkan Preman-preman penjaga Lokalisasi Alaska (Alas Karet), Sukorejo, Kab Kendal, Warga yang terpancing peristiwa tabrakan, dengan pihak Front Pembela Islam. Buah insiden hasil provokasi tersebut langsung disantap antek-antek Liberal pembenci Islam untuk dikembangkan menjadi opini publik yang mencerca FPI.

Padahal dibalik ini semua, terjadi penyesatan dan kebohongan luar biasa untuk menutupi sebuah Kejahatan yang dilarang secara Nasional maupun Internasional yaitu Tindak Pidana perdagangan orang khususnya Penampungan Pelacuran yang masuk dalam kategori kejahatan human trafficking.

Apa itu Kejahatan Tindak Pidana Perdagangan Orang ?

Kejahatan Perdagangan Orang, pada awalnya muncul dari konsep Hak Asasi Manusia yang terkandung dalam Universal Declation of Human Right sejak 10 Desember 1948 yang kemudian dilanjutkan dengan The Convention for the Suppression of the Traffic in Persons and of the Exploitation of the Prostitution of Others (Resolusi PBB No 317 tanggal 2 Desember 1949) dengan Pasal intinya berbunyi :

"Whereas prostitution and the accompanying evil of the traffic in persons for the purpose of prostitution are incompatible with the dignity and worth of the human person and endanger the welfare of the individual, the family and the community"

(Bahwa Pelacuran dan turutannya yang merupakan pendayagunaan/bukan sekedar pengiriman saja, dengan maksud untuk pelacuran adalah tidak memenuhi harga diri dan nilai-nilai dari manusia serta membahayakan kesejahteraan pribadi, keluarga maupun komunitas/masyarakat.

Konvensi tersebut kemudian ditegaskan lagi dalam CEDAW (The Convention on the Elimination of All Forms of Discrimination against Women (CEDAW) pada tahun 1979. Hanya sayangnya tafsir dan perkembangan CEDAW ini kemudian disesatkan oleh antek-antek liberal menjadi sebuah dalil untuk mendukung program emansipasi yang kebablasan, termasuk menyerang ajaran agama Islam khususnya Bab Perempuan.

Namun semangat anti pelacuran tetap hidup dan sempat mampir sendiri bersih dari pengaruh-pengaruh liberal di Indonesia masuk dalam kategori Human Trafficking yang selanjutnya membentuk Undang-undang Nomor 21 Tahun 2007 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang.

Pasal 2 ayat 1 Undang-undang tersebut berbunyi :

Setiap orang yang melakukan perekrutan, pengangkutan, penampungan, pengiriman, pemindahan, atau penerimaan seseorang dengan ancaman kekerasan, penggunaan kekerasan, penculikan, penyekapan, pemalsuan, penipuan, penyalahgunaan kekuasaan atau posisi rentan, penjeratan utang atau memberi bayaran atau manfaat walaupun memperoleh persetujuan dari orang yang memegang kendali atas orang lain, untuk tujuan mengeksploitasi orang tersebut di wilayah negara Republik Indonesia, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 3 (tiga) tahun dan paling lama 15 (lima belas) tahun dan pidana denda paling sedikit Rp120.000.000,00 (seratus dua puluh juta rupiah) dan paling banyak Rp600.000.000,00 (enam ratus juta rupiah).

Dalam ketentuan tersebut yang disebut dengan eksploitasi sangat jelas diatur dalam ketentuan umum undang-undang tersebut khususnya Pasal 1 butir ke 7 yang berbunyi :

7. Eksploitasi adalah tindakan dengan atau tanpa persetujuan korban yang meliputi tetapi tidak terbatas pada pelacuran, kerja atau pelayanan paksa, perbudakan atau praktik serupa perbudakan, penindasan, pemerasan, pemanfaatan fisik, seksual, organ reproduksi, atau secara melawan hukum memindahkan atau mentransplantasi organ dan/atau jaringan tubuh atau memanfaatkan tenaga atau kemampuan seseorang oleh pihak lain untuk mendapatkan keuntungan baik materiil maupun immateriil.

Maka jelaslah, Lokalisasi (penampungan) Pelacuran seperti ALASKA dahulu bernama SARIM yang diminta ditutup oleh FPI, memang melanggar Pasal 2 ayat 1 tersebut dan hal mana berupa sebuah Kejahatan Perdagangan Orang dengan ancaman hukuman minimal 3 tahun dan maksimal 15 Tahun.

Sekarang semua pihak yang lebih mementingkan “cara” yang dianggap dilakukan FPI dalam upayanya menutup sarang kejahatan tersebut dapat dianggap langsung atau tidak langsung turut serta melindungi kejahatan tersebut. Sehingga dikarenakan hal tersebut secara Nasional maupun Internasional sudah dianggap suatu Kejahatan, maka para pelaku dan pendukung-pendukungnya patut dilaporkan kepada Dewan Hak Asasi Manusia (HAM) PBB.

Mencermati komentar-komentar mengenai insiden FPI di Kendal termasuk dari SBY, maka seakan-akan orang dilupakan atau sengaja untuk dilupakan bahwa dibalik peristiwa itu, ada perlawanan terhadap suatu kejahatan yang sudah dinyatakan sebagai Kejahatan Internasional yaitu Kejahatan Perdagangan Orang. Apabila ditarik kedalam suatu kewajiban yang melekat pada SBY sebagai Presiden RI, maka jangan disalahkan apabila kemudian orang menduga SBY sengaja menutupi atau setidak-tidaknya membiarkan praktik lokalisasi pelacuran yang jelas-jelas ada di ALASKA Sukorejo, Kendal. Begitu pun dengan fakta masih banyaknya Lokalisasi Pelacuran yang tetap aman menjalankan bahkan di kota Jakarta tempat Pusat Pemerintahan.

'High Speed' Taraweh


"Ibnu Taimiyah menjelaskan bahwa sah-sah saja melaksanakan shalat tarawih 20 raka'at seperti yang masyhur dalam madzhab Ahmad dan Syafi'i. Boleh pula melaksanakan shalat tarawih sebanyak 36 raka'at sebagaimana pendapat Imam Malik. Boleh pula melaksanakan shalat tarawih dengan 11 raka'at atau 13 raka'at. Semua itu baik. Boleh saja mengerjakan shalat tarawih dengan banyak raka'at atau sedikit raka'at tergantung pada lama dan pendeknya berdiri.

'Umar bin Khottob radhiyallahu 'anhu ketika mengumpulkan jama'ah dengan imam Ubay bin Ka'ab, ia memerintahkan untuk mengerjakan 20 raka'at.

Para sahabat sendiri ketika mengerjakan shalat malam, ada di antara mereka yang mengerjakan dengan sedikit raka'at dan ada yang dengan banyak raka'at. Adapun membatasi dengan jumlah raka'at tertentu tidak ada dalam Islam sama sekali." (Syarh Wazhoif Ramadhan, hal. 133-134).

Shalat Tarawih dengan Jumlah Raka'at yang Banyak Namun "Ngebut"

Lalu kembali Syaikh 'Abdurrahman bin Qosim menyinggung orang-orang yang shalat tanpa thuma'ninah seperti yang kita perhatikan saat ini pada sebagian jama'ah yang melakukan tarawih dengan 23 raka'at (raka'at yang banyak). Beliau rahimahullah berkata,

"Banyak sekali imam yang ketika melaksanakan shalat tarawih tanpa memakai nalar. Mereka melakukannya tanpa ada thuma'ninah ketika ruku' dan sujud. Padahal thuma'ninah termasuk rukun shalat. Dalam shalat kita pun dituntut untuk menghadirkan hati dan mengambil pelajaran dari ayat-ayat Allah yang dibaca. Tentu thuma'ninah dan khusyu' tidak didapati ketika seseorang ngebut dalam shalatnya. Jika mau dinilai, sedikit raka'at namun disertai khusyu' ketika ruku' dan sujud itu lebih baik daripada banyak raka'at namun dilakukan dengan ngebut yang jelas dilarang dalam shalat.

Kalau mau dikata, mengerjakan shalat malam dengan 10 raka'at namun ada thuma'ninah lebih baik daripada 20 raka'at dengan tergesa-gesa. Karena ruh shalat adalah ketika hati itu benar-benar menghadap Allah.

Begitu pula membaca Al Qur'an dengan tartil lebih baik daripada dengan terburu-buru. Yang masih dibolehkan adalah dalam keadaan cepat namun tidak ada satu huruf pun yang luput dibaca. Yang tidak dibolehkan adalah jika sampai menghilangkan satu huruf bacaan karena terburu-buru dalam shalat. Namun jika dibaca dengan bacaan yang jelas dan para jama'ah pun dapat mengambil manfaat, maka itu lebih baik.

Allah pun mencela orang yang membaca Al Qur'an namun tidak memahaminya seperti disebutkan dalam ayat,

"Dan di antara mereka ada yang buta huruf, tidak mengetahui maksud Al Kitab, kecuali dongengan bohong belaka." (QS. Al Baqarah: 78). Yang dimaksud di sini adalah orang-orang yang membaca namun tidak memahami. Padahal maksud diturunkannya Al Qur'an adalah untuk dipahami maknanya dan diamalkan, bukan hanya sekedar dibaca." Lihat Syarh Wazhoif Ramadhan, hal. 136.

Bermasalahnya Shalat Tanpa Thuma'ninah

Kadar thuma'ninah dalam ruku' dan sujud menurut ulama Syafi'iyah adalah sudah mendapat sekali bacaan tasbih. Lihat Al Fiqhu Al Manhaji karya Syaikh Prof. Dr. Musthofa Al Bugho, dkk, hal. 134.

Kalau di bawah kadar itu, berarti tidak ada thuma'ninah. Kalau tidak ada thuma'ninah berarti hilanglah rukun shalat dan membuat shalat tidak sah.

Mengenai perintah thuma'ninah disebutkan dalam hadits ketika Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam memerintahkan kepada orang yang "ngebut" shalatnya untuk mengulangi shalatnya. Dalilnya sebagai berikut,

Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam ketika masuk masjid, maka masuklah seseorang lalu ia melaksanakan shalat. Setelah itu, ia datang dan memberi salam pada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, lalu beliau menjawab salamnya. Beliau berkata, "Ulangilah shalatmu karena sesungguhnya engkau tidaklah shalat." Lalu ia pun shalat dan datang lalu memberi salam pada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. Beliau tetap berkata yang sama seperti sebelumnya, "Ulangilah shalatmu karena sesungguhnya engkau tidaklah shalat." Sampai diulangi hingga tiga kali. Orang yang jelek shalatnya tersebut berkata, "Demi yang mengutusmu membawa kebenaran, aku tidak bisa melakukan shalat sebaik dari itu. Makanya ajarilah aku!" Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam lantas mengajarinya dan bersabda, "Jika engkau hendak shalat, maka bertakbirlah. Kemudian bacalah ayat Al Qur'an yang mudah bagimu. Lalu ruku'lah dan sertai thuma'ninah ketika ruku'. Lalu bangkitlah dan beri'tidallah sambil berdiri. Kemudian sujudlah sertai thuma'ninah ketika sujud. Kemudian bangkitlah dan duduk antara dua sujud sambil thuma'ninah. Kemudian sujud kembali sambil disertai thuma'ninah ketika sujud. Lakukan seperti itu dalam setiap shalatmu." (HR. Bukhari no. 793 dan Muslim no. 397).

Lihatlah orang tersebut disuruh mengulangi shalatnya karena shalatnya tidak memiliki thuma'ninah, artinya shalatnya sangat cepat atau "ngebut". Jadinya orang yang shalat tarawih dengan ngebut tanpa ada thuma'ninah, berarti shalatnya tidak sah.



Friday 26 July 2013

Ajak Anak Menyerap 'Energi' Ramadhan


BULAN Suci Ramadhan adalah bulan kebahagiaan, tidak terkecuali bagi mereka yang masih berstatus sebagai anak-anak. Sayangnya, sebagian besar anak-anak belum mendapat pemahaman yang benar tentang bagaimana semestinya mengisi waktu selama Bulan suci Ramadhan.

Kebanyakan anak-anak hari ini bangun di waktu sahur sekedar untuk berkumpul bersama dengan teman sebayanya, membakar kembang api atau sekedar jalan kesana-kemari menanti Shubuh tiba. Sebagian yang lain, malah ada yang menghabiskan waktu sekedar hanya untuk bermain. Pagi harinya, rata-rata mengisi puasanya dengan tidur pulas sampai terang mentari terasa menyengat.

Bahkan, sebagian lagi, khususnya yang sudah remaja, menjelang buka puasa, tepatnya usai sholat Ashar, kebanyakan menghabiskan waktunya untuk nongkrong di pinggir jalan, mutar-mutar kompleks, atau sekedar ngabuburit. Bahkan yang lebih parah, sebagian remaja kita memanfaatkan hal yang justru bersama jauh dari alaman Ramadhan, nongkrong bersama lawan jenis atau balap motor.

Semua aktivitas anak-anak tersebut mungkin dianggap wajar, toh masih anak-anak. “Yang penting sudah mau puasa, ya Alhamdulillah,” mungkin begitu argumen sebagian orangtua melihat fenomena tersebut.

Tetapi, kalau kita perhatikan secara seksama, sebenarnya di Bulan suci Ramadhan inilah kesempatan besar terbentang luas dalam kehidupan keluarga kita untuk menanamkan kebiasaan positif pada mereka.

Bagaimana tidak, anak-anak bisa bangun malam untuk sahur, kemudian mau ikut sholat Shubuh dan tentunya ikut tarawih juga di masjid.

Semestinya, orangtua tidak membiarkan momentum Ramadhan ini berlalu begitu saja, khususnya dalam kontek pendidikan anak. Ajak mereka untuk memahami apa hakikat puasa ini, sehingga mereka bisa berpikir bahwa di bulan ini mereka mesti bersemangat menempa diri menjadi insan takwa. Jadikan Ramadhan ini justru sebagai madrasah bagi mereka dengan cara langsung menyerap energi “langit” untuk menempa banyak pelajaran langsung dari Allah Subhanahu Wata’ala

Inti puasa, seperti ditegaskan di dalam al-Qur’an adalah menjadi pribadi muttaqin (QS. 2: 183). Dengan demikian sudah kewajiban para orangtua untuk mengajak anak-anaknya memahami hakikat puasa itu sendiri.

Ketakwaan itu sendiri hanya bisa diraih dengan cara menahan hawa nafsu. Hawa nafsu bagi anak-anak adalah keinginan menghabiskan waktu dengan banyak bermain, bersantai ria dan bersenang-senang. Di sini orangtua perlu mengajak anak-anak untuk dialog tentang apa sebenarnya yang mereka pahami tentang puasa ini.

Metodenya?

Ada banyak metode untuk mengajak anak-anak memahami hakikat puasa. Pertama, bisa melalui dialog. Seperti Nabi Ibrahim berdialog dengan Nabi Ismail untuk mengetahui pendapat Ismail terhadap suatu perintah sekaligus mengetahui kematangan berpikir dan kualitas keimanannya, kepatuhannya dan ketaatannya kepada orangtua.

Dialog ini perlu sering dilakukan, utamanya di Bulan Ramadhan untuk memastikan apakah anak-anak kita sudah mengerti, atau belum mengerti tentang hakikat puasa. Sebab, tujuan puasa agar setiap Muslim menjadi pribadi takwa juga perlu dicapai oleh anak-anak kita semua.

Tanpa dialog, maka puasa mungkin hanya akan memberikan kesan mendalam kepada orangtua tetapi tidak pada anak-anak. Sebab, anak-anak dibiarkan dengan dunianya yang kita anggap sebagai wajar.

Wajar tidak wajarnya perilaku anak bukan terletak pada apa yang umum terjadi pada masa anak-anak saat ini. Tetapi apa yang terjadi pada masa anak-anak di zaman Rasulullah, sahabat, dan tabi’in. Mungkin berat, tetapi masak iya, kita tidak mau sama sekali berupaya. Siapa tahu Allah berikan kemudahan di bulan penuh berkah ini untuk membantu anak-anak kita mengerti hakikat puasa.

Dengan dialog yang intens, seputar puasa, maka insya Allah, anak akan merasa dihargai dan karena itu mereka akan berpikir. “Iya, ya, puasa itu kan menahan hawa nafsu untuk jadi orang bertakwa. Tapi saya kok banyakan mainnya daripada ngajinya.”

Jika itu terjadi, maka orangtua tidak perlu menghabiskan tenaga dan waktu untuk melarang anak melakukan ini dan itu selama Ramadhan.

Kedua, bisa dengan memberikan anak-anak bahan bacaan (buku, majalah, atau pun situs di internet) yang menjelaskan tentang keutamaan Ramadhan di zaman Nabi. Tentu tidak cukup hanya memberikan, temani mereka dalam membaca atau bila perlu dibaca bersama-sama. Setelah itu, minta anak-anak berpendapat dan bagaimana rencana mereka setelah membaca informasi penting tersebut.

Ketiga, ajak anak untuk mengikuti aktivitas ibadah yang kita lakukan. Misalnya, orangtua sudah memiliki kebiasaan qiyamul lail, maka mengajak anak-anak, meski baru usia SD tidak mengapa. Hal itu hanya untuk melatih saja, sekaligus memberi pemahaman kepada anak bahwa ada yang namanya sholat tahajjud.

Demikian juga dengan aktivitas ibadah lainnya, seperti sholat tarawih, mendengarkan taushiyah Shubuh di masjid, termasuk membaca al-Qur’an di rumah.

Keempat, beri anak-anak target yang sama dengan orangtua khusus selama Ramadhan. Misalnya, hatam al-Qur’an bersama terjemahannya.. Yang dalam pencapaian target itu, orangtua dan anak melakukannya secara bersamaan. Dengan demikian, maka anak-anak tidak akan merasa diperintah, tetapi merasa dihargai dan diajak, Insya Allah dengan pertolongan Allah, upaya ini akan diberikan kemudahan.

Ketekunan dan Keteladanan

Nasib Islam ini sungguh tidak dapat dipungkiri lagi ada di pundak anak-anak kita sekarang. Jika mereka sejak dini telah memahami hakikat puasa, insya Allah puasa yang akan datang mereka akan menata diri dengan lebih baik. Dan, itu sungguh akan sangat menentramkan hati kita sebagai orangtua.

Mengapa, anak-anak di zaman Nabi, sahabat dan tabi’in begitu bersemangat dalam ilmu dan ibadah? Jawaban yang paling tepat adalah karena para orangtua kala itu memiliki ketekunan dan keteladanan dalam amal ibadah dan tidak pernah jemu mengajak anak-anaknya untuk memahami apa hakikat dari segala sesuatu yang mereka amalkan.

Alkisah satu siang, hari Asyura, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyampaikan pengumuman kepada penduduk Anshar. “Barangsiapa yang hari ini berpuasa, hendaknya lanjutkan (sempurnakan) puasanya. Barangsiapa yang tidak berpuasa, hendaknya berpuasa (dengan) sisa hari yang ada. Setelah (mendengar itu) kami berpuasa dan menyuruh anak-anak kecil kami berpuasa pula. Kami pergi ke masjid. Di sana kami membuat mainan dari kain wol bagi mereka (anak-anak). Apabila ada di antara mereka menangis lantaran merasa lapar, kami berikan mainan itu padanya. Ini berlangsung hingga berbuka puasa tiba. (Hadits Al-Bukhari dan Muslim)
.
Begitulah para orangtua zaman Nabi memperkenalkan anak-anak mereka menyambut Ramadhan. Oleh karena itu, sungguh langkah bijak dan tepat jika kita sebagai orangtua, sejak dini berusaha mengajak anak-anaknya untuk memahami hakikat puasa dengan berbagai amalan sholeh yang sudah semestinya dilakukan selama Ramadhan dan dipertahankan selama sebelas bulan berikutnya.*

Cinta Karena Allah


01. bila digantungkan cinta pada pada paras, maka waktu akan memutuskan cinta, seiring bertambah usia

02. bila disandarkan cinta pada harta, maka mekanisme pasar akan menentukan pasang-surutnya cinta

03. bila dimulai cinta dari kagum, maka seiring kedekatan, cinta akan hilang karena telah terbiasa

04. bila cinta diretas dengan kasihan, walaupun rasa kasihan ini penting, namun cinta takkan bertahan dalam senang, lekang karena bahagia

05. cinta punya banyak pintu, yang terbaik memang klise, mencintai karena Allah, mencintainya karena Allah mencintainya

06. dengan jaminan "cinta karena Allah" setiap helaan nafas kehidupan pastilah sama, mengalir syahdu dalam kanal cinta yang dibatasi Allah

07. dengan jaminan "cinta karena Allah", cinta akan bertahan selama Allah ada, karena Dia yang menjaminnya, memeliharanya dan menyuburkannya

08. cukup "cinta karena Allah", dua insan yang tak pernah jumpa akan selaras, tak perlu banyak cakap maksiat setara pacaran namun miskin isi

09. hanya "cinta karena Allah yang mampu membuat suami segarang apapun tunduk patuh, hanya karena ucapan istri "Rasulullah begini dan begitu"

10. hanya "cinta karena Allah" yang dapat membuat keluh kesah istri berubah jadi senyum saat dikatakan "Rasulullah memerintah istri begini"

11. Ya Allah aku mencintai mereka karena-Mu, karenanya aku tinggalkan mereka dalam peraduan dibawah pengawasan-Mu dan rahmat-Mu

12. Ya Allah aku mencintai mereka karena-Mu, karena itu aku berusaha membuktikan tiada yang lebih penting daripada urusan-Mu

13. subhanallahu alladzii anzalna sakinatan fii qulubil mukminin.. >> mahasuci Allah yang karuniakan rasa cinta pada sanubari semua mukmin..

Persaudaraan : Antara Benci, Maaf dan Nasehat


Sebuah keniscayaan bahwa kita adalah manusia biasa, tempatnya salah, khilaf, dan lupa. Dalam interaksi kita, sebagai apapun, baik sebagai saudara, teman, sahabat, anak kepada orang tua, atau sebagai atasan/bawahan dalam dunia kerja akan selalu menghajatkan kesalahan atau kekurangan. Selain itu, kita juga tidak bisa lepas dari ketergantungan terhadap manusia atau makhluk lainnya, karena itu kita disebut makhluk sosial. Kita akan terhubung dan tersambung dengan makhluk lainnya. Dan dalam Islam atau kita sebagai muslim, hubungan tersebut kita sebut ukhuwah atau persaudaraan. Dalam persaudaraan antar sesama muslim akan ada rasa khilaf, benci, dan cinta pada saudaranya. Maka pertanyaannya adalah bagaimana sikap kita pada saudara, teman, atau sahabat anda? Sudahkah kita menjadi saudara, teman, atau sahabat terbaik untuk mereka? Mari kita lihat…..

Kadang saudara kita melakukan salah, luput, kezaliman kepada kita, dan sudahkah kita memberlakukan kaidah, “Bencilah kesalahannya tapi jangan benci orangnya”? Subhanallah, kadang kita dengan kesalahan yang orang lakukan kepada kita, bukan hanya kesalahannya yang kita benci namun sang pelaku juga kita benci, padahal dengan kebencian kita kepada sang pelaku justru tidak akan membantu kepada sang pelaku untuk bertaubat dan berubah menjadi lebih baik, karena sang pelaku akan merasa sendiri, sebagai makhluk penuh kesalahan yang tidak termaafkan karena kebencian kita.

Alhamdulillah, jika kaidah di atas sudah bisa kita lakukan kepada saudara kita, selanjutnya tentu kaidah “Memaafkan”. Memaafkan tentu tidak mudah, apalagi jika kita benar-benar merasa tersakiti dan terzalimi olehnya, karena itu Allah menempatkan sikap bersabar dan memaafkan sebagai sikap yang diutamakan daripada mengambil pembalasan serupa atas kejahatan orang kepada kita, meskipun pembalasan diperbolehkan (QS 42 : 39-43). Tentu, kita berharap dan berdoa agar ketika ada takdir kesalahan dari saudara, teman, dan sahabat kita maka ada takdir memaafkan yang mengiringi takdir kesalahan mereka, Insya Allah…..

Mari kita simak ungkapan indah dari Imam Asy-Syafi’i, “Aku mencintai orang-orang shalih meski aku bukanlah bagian dari mereka, dan aku membenci para pemaksiatNya meski aku tak berbeda dengan mereka”. Tentu kita tidak meragukan betapa shalih dan utamanya kepribadian Sang Imam, dan, beliau ternyata mencintai orang-orang shalih meski “merasa” bukan bagian dari orang shalih, dan membenci pemaksiat meski “merasa” tidak jauh berbeda dengan pemaksiat. Sebuah ungkapan yang menggambarkan rendah hatinya Sang Imam. Dan dalam persaudaraan kita, perlu memang adanya cinta dan benci yang seperti ini, cinta akan kebaikan dan keshalihannya, serta benci akan kesalahannya — dengan adanya salah dan khilaf saudara kita, maka diperlukan nasehat indah yang mengiringinya, sehingga kitapun harus ikhlas dan siap untuk memberi ataupun menerima nasehat dari saudara, teman, dan sahabat kita. Karena dengan tradisi saling menasehati itulah yang akan menjadikan persaudaraan kita tidak merugi. Dengan tradisi saling menasehati inilah yang akan meminimalisir kesalahan kita serta menyuburkan cinta di antara kita. Yang dengan tradisi saling menasehati tersebut, akan melahirkan rasa sesal atas kesalahan kita dan keinginan berubah menjadi lebih baik, Insya Allah….

“Karena orang beriman tetaplah rembulan, memiliki sisi kelam, yang tak ingin ditampakkannya pada siapapun, maka cukuplah bagi kita memandang sang bulan pada sisi cantik yang menghadap bumi. Tentu, tanpa kehilangan semangat untuk selalu berbagi dan sesekali merasai gelapnya sesal dan hangatnya nasehat sebagaimana sang rembulan yang kadang harus menggerhanai matahari”

Monday 15 July 2013

Kisah Laut Mati Dan Misteri Hancurnya Umat Nabi Luth


Dalam berbagai penelitian yang dilakukan, peristiwa atau lokasi kejadian diazabnya umat Luth AS ini adalah di Kota Sodom, di daerah yang sekarang dikenal dengan nama Laut Mati atau di danau Luth yang terletak di perbatasan antara Israel dan Yordania.
Berikut ini cerita mengenai dihancurkannya umat Nabi Luth tersebut dalam Alquran.”Mengapa kamu mendatangi jenis lelaki di antara manusia, dan kamu tinggalkan istri-istri yang dijadikan Tuhanmu untukmu, bahkan kamu adalah orang-orang yang melampaui batas.”(QS Asy-Syu’araa [26]: 165-166)

Ajakan Nabi Luth ini justru ditolak oleh umatnya. Bahkan, tatkala Allah SWT mengutus dua orang malaikat dalam wujud manusia kepada Nabi Ibrahim dan Luth (QS Adz-Dzaariyaat [51]: 32, Hud [11]: 62-81), mereka malah meminta Luth untuk menyerahkan kedua tamunya itu untuk dinikahkan kepada mereka. Lalu, Allah menghancurkan umat Luth ini akibat perbuatannya.

Dijelaskan umat Nabi Luth ini dihancurkan dengan cara dijungkirbalikkan (yang atas ke bawah, dan bawah ke atas) lalu dihujani dengan batu belerang yang terbakar secara bertubi-tubi. Selama ribuan tahun terkubur, kini jejak atau sisa-sisa kehancuran umat Nabi Luth ini berhasil ditemukan oleh para ahli arkeologi di sekitar Laut Mati.

Pada tahun 1924 seorang ahli purbakala William Albright melakukan penelitian disekitar laut mati. Beberapa orang yang bersama William Albright mencari keberadaan sisa-sisa Kota Sodom dan Gomorah, hingga akhirnya mereka menemukan situs purbakala Bab-Edh-dhra (dibaca: Babhedra).

Bab-edh-dhra adalah makam terbesar khas zaman perunggu yang mereka gali, panjangnya 15 meter dan lebarnya 7 meter
Mereka juga menemukan makam berisi perhiasan emas dan menggali lebih 700 tembikar yang merupakan hadiah penguburan, termasuk tempat parfum kecil dan banyak benda lain, seperti kain.

Konon, makam ini telah digunakan selama 1000 tahun lamanya, dari zaman Ibrahim hingga penghancuran Kota Sodom. Namun, tak ada apa pun untuk mengaitkan pemakaman kuno itu dengan Sodom, tempat kehidupan Nabi Luth dan umatnya.Keberadaan umat Nabi Luth di sekitar laut mati ini diperkuat dengan ulasan National Geographic edisi Desember 1957. ”Gunung Sodom, tanah gersang dan tandus muncul secara tajam di atas Laut Mati. Belum pernah seorang pun menemukan Kota Sodom dan Gomorah yang dihancurkan, namum para akademisi percaya bahwa mereka berada di Lembah Siddim yang melintang dari tebing terjal ini. Kemungkinan air bah dari Laut Mati menelan mereka setelah gempa bumi.”

Setelah sekian lama tidak ada kabarnya tentang keberadaan umat Nabi Luth, pada tahun 1967 ahli purbakala lainnya, Paul Lapp dan Thomas Schaub, melakukan penggalian kembali di sekitar Laut Mati. Dan kemudian, penggalian diteruskan oleh Werner Keller, seorang ahli arkeologi asal Jerman di sekitar Laut Mati.

Dengan merujuk pada keterangan Alquran mengenai dijungkirbalikkannya kota tempat kediaman umat Nabi Luth, Werner Keller menyatakan:

”Bersama dengan dasar dari retakan yang sangat lebar ini, yang persis melewati daerah ini, Lembah Siddim, termasuk Sodom dan Gomorah, dalam satu hari terjerumus ke kedalaman. Kehancuran mereka terjadi melalui sebuah peristiwa gempa bumi dahsyat yang mungkin disertai dengan letusan, petir, keluarnya gas alam serta lautan api.”

Werner percaya bahwa umat Nabi Luth dihancurkan melalui sebuah gempa bumi yang sangat hebat. Peristiwa tersebut dilukiskan dengan keterangan Alquran surah Asy-Syu’araa ayat 173. ”Kami menghujani mereka dengan batu belerang keras sebagaimana tanah liat yang terbakar secara bertubi-tubi.”

Berkaitan dengan hal ini, Werner Keller menulis: ”Pergeseran patahan membangkitkan tenaga vulkanik yang telah tertidur lama sepanjang patahan. Di lembah yang tinggi di Jordania dekat Bashan masih terdapat kawah yang menjulang dari gunung api yang sudah mati; bentangan lava yang luas dan lapisan basal yang dalam yang telah terdeposit pada permukaan batu kapur.”

Tanda-tanda nyata yang disampaikan oleh Danau Luth tentu sangat menarik. Umumnya, kejadian yang diceritakan dalam Alquran terjadi di Timur Tengah, Jazirah Arab, dan Mesir. Tepat di tengah-tengah semua kawasan ini terletak Danau Luth. Danau Luth, serta sebagian peristiwa yang terjadi di sekitarnya, patut mendapat perhatian secara geologis. Danau tersebut diperkirakan berada 400 meter di bawah permukaan Laut Tengah. Karena lokasi terdalam dari danau tersebut adalah 400 meter, dasarnya berada di kedalaman 800 meter di bawah Laut Tengah. Inilah titik yang terendah di seluruh permukaan bumi. Di daerah lain yang lebih rendah dari permukaan laut, paling dalam adalah 100 meter.

Kandungan garam danau luth sangat tinggi, Laut Mati memiliki kadar garam 31,5%, kira-kira 8,6 kali lebih tinggi daripada laut yang lai. Oleh karena itu, tidak ada organisme hidup, semacam ikan atau lumut, yang dapat hidup di dalam danau ini. Hal inilah yang menyebabkan Danau Luth sering disebut sebagai “Laut Mati”.

Kejadian yang menimpa kaum Luth yang disebutkan dalam Alquran berdasarkan perkiraan terjadi sekitar 1.800 SM. Berdasarkan pada penelitian arkeologis dan geologis, peneliti Jerman, Werner Keller, mencatat bahwa Kota Sodom dan Gomorah benar-benar berada di Lembah Siddim yang merupakan daerah terjauh dan terendah dari Danau Luth, dan bahwa pernah terdapat situs yang besar dan dihuni di daerah itu.

Konon, jika seseorang mendayung melintasi Danau Luth ke titik paling utara dan matahari sedang bersinar pada arah yang tepat, ia akan melihat sesuatu yang sangat menakjubkan. Pada jarak tertentu dari pantai dan jelas terlihat di bawah permukaan air, maka akan tampaklah gambaran bentuk hutan yang diawetkan oleh kandungan garam Laut Mati yang sangat tinggi. Batang dan akar di bawah air yang berwarna hijau berkilauan tampak sangat kuno. Lembah Siddim, di mana pepohonan ini dahulu kala bermekaran daunnya menutupi batang dan ranting, merupakan salah satu tempat terindah di daerah ini. Keindahan Laut Mati ini dilukiskan seperti ”like the garden of God.”

Wednesday 10 July 2013

Kekerasan Atas nama Agama, Why Not ?

Media liberal kerap menerapkan standar ganda terkait kebebasan beragama
Ketika muncul penghinaan warga AS terhadap Rasululullah, pemerintah AS bersikap lembek dan menganggapnya sebagai bentuk kebebasan berekspresi. Di hampir semua negara Islam, aksi protes digelar, mereka mengutuk sang pembuat film penghina rasulullah SAW. Mereka menuntut agar pelaku penghinaan dihukum seberat-beratnya.

Tak lama setelah muncul kejadian tersebut, tokoh-tokoh lintas agama berkumpul di kantor PBNU. Pertemuan tokoh lintas agama tadi juga mengutuk aksi penghinaan tersebut. Namun yang menarik bukan kutukan itu, melainkan semangat yang mereka usung, yaitu menolak kekerasan atas nama agama.

Prof Azyumardi Azra, Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah, dalam acara tersebut mengatakan, menista agama dan kekerasan atas nama agama sama-sama tidak dibenarkan. Tokoh-tokoh agama lain mengamini pendapat sang Guru Besar. ”Kekerasan tidak membawa bangsa pada perdamaian,” ungkap seorang tokoh agama Budha.

Ungkapan ini tentu memunculkan sejumlah pertanyaan: bagaimana dengan kekerasan atas nama negara dan nasionalisme? Apakah tidak dibenarkan juga? Lantas, kekerasan atas nama apa yang dibenarkan di negeri ini?

Mungkin saja kaum liberalisme berdalih bahwa agama bertujuan menciptakan kedamaian, sehingga tak boleh ada kekerasan atas nama agama. Kalau memang demikian, bukankah negara dan nasionalisme juga bertujuan mencipatakan kedamaian? Lalu mengapa kekerasan atas nama negara dan nasionalisme diperbolehkan sedangkan kekerasan atas nama agama tidak? Bukankah tujuan mereka sama?

Islam memang menginginkan kedamaian. Rasulullah SAW juga mengajarkan kedamaian. ”Tebarkan salam (kedamaian),” kata Rasulullah SAW saat bertama hijrah ke Madinah.
Namun kadang kala, kedamaian itu harus dicapai lewat kekerasan. Dan, Islam juga membenarkan hal ini.

Allah SWT berfirman dalam surat al-Hujarat [49] ayat 9:

"Apabila ada dua golongan orang mukmin yang berperang, maka damaikanlah antara keduanya. Jika salah satu di antara keduanya berbuat zalim terhadap golongan yang lain, maka perangilah golongan yang berbuat zalim itu sehingga golongan itu kembali kepada perintah Allah. Jika telah demikian maka damaikanlah antara keduanya dengan adil..."

Memang, kita kerap melihat aksi anarkis sekelompok orang atas nama agama. Ini tidak kita benarkan. Kita juga kerap mendengar aksi teror yang menelan banyak korban, termasuk orang-orang yang tidak bersalah. Ini juga tidak kita benarkan. Namun, bukan berarti syariat Islam tidak mengajarkan kekerasan.

Dan, memang manusia pada dasarnya tidak menyukai kekerasan. Manusia cinta pada kedamaian. Saking tidak sukanya manusia pada kekerasan, sampai-sampai ada yang menolak saat diajak berjihad ke medan perang.

Karena itulah Allah SWT menurunkan surat al-Baqarah ayat 216 yang artinya:

"Diwajibkan atas kamu berperang, padahal itu tidak menyenangkan bagimu. Tetapi boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu ..." 


Jadi, kepada para intelektual Muslim, janganlah mengorupsi syariat. Jangan tampilkan syariat hanya sebagian saja, sedang sebagian yang lain disembunyikan. Jelaskan syariat secara utuh agar masyarakat bisa mengetahui, memaklumi, dan mengamalkannya. Wallahu a'lam.

Prawoto Mangkusasmito, Politisi yang Menyatukan Ucapan dan Perbuatan


Adalah Prawoto. Laki-laki berperawakan kurus itu memang telah banyak memberi teladan pada para pemimpin. Bekas Ketua Umum Masyumi (1959-1960) ini, hidupnya sederhana dan tidak bergelimang duit. Bahkan untuk mencukupi kebutuhan rumahtangga, istrinya juga membantu mencari nafkah.

"Ia bukan seorang politikus yang menggunakan politik untuk mencari duit. Ia berjuang untuk negara dan rakyat Indonesia dan ini kelihatan sekali dari penghidupannya," tulis Tan Eng Kie di Pos Indonesia, Agustus 1970.

"Ia seorang pejuang ideologis yang teguh, yang mempunyai kepribadian khas. Ia tidak akan membiarkan begitu saja, kalau aqidahnya disinggung orang. Sebagai seorang pemikir politik, ia sangat teliti dan cermat. Dia merupakan contoh pejuang yang konsekuen, satunya kata dengan perbuatan," tulis AR Baswedan.

Prawoto lahir di desa Tirto, Grabag Magelang 4 Januri 1910. Sejarah hidupnya, menggambarkan seorang pejuang politik (Islam) yang konsisten terhadap agama. Dalam soal prinsip agama, mantan guru sekolah Mauhammadiyah ini mengingatkan;

"Jangan tinggalkan tuntunan agama. Dipandang daripada sudut partai politik yang mendasarkan perjuangannya atas kaidah-kaidah agama, perlu kita renungkan kembali, apakah benar di dalam mengejar kemenangan-kemenangan yang bersifat sementara itu, dapat dipertanggungjawabkan jika ditinggalkan ketentuan-ketentuan yang terang nashnya dalam agama? Saya yakin tidak. Jika demikian, maka kerusakanlah yang akan menjadi bagian kita dan tidak ada guna, malah menyesatkan perkataan agama yang kita tempelkan pada papan nama kita." (Prawoto Mangkusasmito:1972).

Tokoh Masyumi Mohammad Natsir, juga kagum terhadap pribadi Prawoto. Menyambut meninggalnya Prawoto (24 Juli 1970), Natsir membuat tulisan berjudul "Seorang mujahid pergi dan tidak kembali." Dalam sambutan mengantar jenazah Prawoto, Natsir menyatakan bahwa kelebihan Prawoto di antaranya adalah pergaulannya yang luas dan mau langsung terjun berdakwah dan berdiskusi di tengah-tengah ummat. Prawoto biasa mengunjungi petani atau rakyat-rakyat kecil di desa, untuk berdiskusi masalah agama, politik dan kehidupan sehari-hari mereka.

"Sebagai seorang pemimpin ummat, yang ingin hidup di tengah-tengah umatnya, beliau rupanya sudah ditaqdirkan meninggal di tengah-tengah ummat yang menjadi keluarga besar yang beliau cintai," kata Natsir. Ya, Prawoto pergi ke akherat ketika berada di tengah-tengah kaum dhuafa di Banyuwangi.

Keteguhan pada perjuangan, menjadikan dirinya "iri" (cemburu) melihat kawan-kawannya sudah merasakan penjara, sedang dirinya belum. Tapi cemburunya itu, akhirnya terobati setelah dia juga ditangkap rezim Soekarno dan dipenjara di Rumah Tahanan Militer di Madiun bersama Mohammad Roem, Isa Anshori, Yunan Nasution dan tokoh-tokoh Masyumi lainnya.

Komitmennya pada Islam, selain dipraktekkan dalam kehidupannya, juga ditunjukkannya dalam pidato atau ceramah-ceramahnya. Saat Halal Bihalal Masyumi se Jakarta, Prawoto mengharapkan agar menilai sebuah perjuangan dengan ukuran Islam, tidak dengan ukuran lainnya. "Rugi untungnya perjuangan, kita nilai dengan rugi untungnya Islam," kata Prawoto, seperti dikutip Harian Abadi, 2 April 1960. Dalam kesempatan itu ia juga menjelaskan kenapa Masyumi keluar dari DPR Gotong Royong, bentukan Presiden Soekarno bersama PKI. "Masyumi tidak ada di dalamnya, sebab yang duduk di situ adalah orang-orang yang disebut "revolusioner" saja. Tetapi sampai di mana ada jaminan bahwa DPR Gotong Royong itu tidak akan direcool lagi?" sindir Prawoto.*

Tabir Kelicikan 'Permainan' Gories Mere-Densus 88 Mulai Terkuak


Terungkapnya kasus Kompol AD, anggota Densus 88 Anti Teror Mabes Polri yang terbukti menjadi pemakai, pemasok dan bandar narkotika kelas kakap di Indonesia bahkan di luar negeri, mendapat perhatian serius para aktivis Islam maupun tokoh nasional.

Salah satu tokoh yang secara kontinyu mengikuti perkembangan kasus Kompol AD adalah HM Mahendradatta, SH MA MH Ph.D. Menurutnya, kasus tersebut bisa menjadi kotak pandora untuk membuka “perselingkuhan” Badan Narkotika Nasional (BNN) dan Densus 88.

Lebih spesifik, Ketua Dewan Pembina Tim Pengacara Muslim (TPM) ini mengatakan jika terungkapnya anggota Densus 88 yang terbukti sebagai pemakai dan bandar narkotika harus jadi momen untuk menyingkap tabir “hubungan gelap” Gories Merre (Kepala BNN) dengan Ansyaad Mbai (Kepala BNPT).

“Insiden Kompol AD harus dijadikan momentum untuk menyingkap tabir dan kecurigaan selama ini mengenai hubungan BNN khususnya semasa dipimpin oleh Gories Merre dengan Densus 88,” katanya kepada voa-islam.com melalui pesan blackberry messenger pada Minggu (7/7/2013).

Pengacara senior ini menjelaskan jika dalam beberapa kasus, memang ada sinyalemen keterlibatan Gories Merre dalam penanganan terorisme di Indonesia. Padahal, lanjut Mahendra, Gories Merre tidak termasuk bagian resmi dalam jajaran BNPT atau Densus 88.

Bahkan, informasi yang diterima TPM dari orang dalam kepolisian, Gories Merre terkenal aktif bergerak dalam operasi pemberantasan terorisme. Disamping itu, info dari aktivis Islam yang dituduh sebagai terorisme juga demikian adanya.

“Informasi dari beberapa petinggi Polri, memang GM (Gories Merre -red) ini sangat aktif, dan kadang mendahului kinerja Densus 88 dalam operasi terhadap orang-orang yang dicap sebagai teroris yang 100 % beragama Islam, dengan satuan tugasnya yang dikenal sebagai Satgas Bom, dan tidak ada yang pernah mau “mengakui” keberadaannya”, ungkapnya.

“Dari beberapa tersangka tuduhan terorisme, diperoleh juga info keberadaan GM (Gories Merre -red) pada beberapa interogasi yang ditengarai. Namun masih sulit dibuktikan mengandung penyiksaan dan pelecehan terhadap keyakinan (agama -red) para tersangka tuduhan teroris tersebut,” jelasnya.

Sebetulnya, kata Mahendra, campur tangan Gories Merre dalam perang terhadap Islam yang dibungkus sedemikan rupa dengan istilah “perang melawan terorisme”, sangat kental dan terasa sekali. Dan hal itu sulit untuk ditutup-tutupi dalam tataran publik atau media.

Namun dirinya menjelaskan, secara hukum akan sulit untuk membuktikannya. Untuk itu, terbongkarnya kasus Kompol AD adalah momen yang tepat untuk mulai membongkar dan menyingkap tabir “perselingkuhan” tersebut.

“Sebagaimana diketahui, pejabat polri yang sejak awal sangat aktif “memerangi” hal-hal yang dicap terorisme adalah Gories Merre dan kawan-kawan,” tegasnya. “Bahkan saat dirinya menjabat sebagai Kepala BNN, GM (Gories Merre -red) sangat aktif ikut campur dalam perkara yang dicap sebagai terorisme. Hal itu sempat terungkap dalam insiden konfliknya dengan dan Lanud TNI-AU di Medan,” tandasnya.





Pemerintah Abaikan Saksi Hilal di Cakung meski telah Disumpah


Pemerintah akhirnya menetapkan 1 Ramadan 1434 Hijriah jatuh pada Rabu 10 Juli 2013. Keputusan ini disampaikan Menteri Agama Suryadharma Ali setelah menggelar sidang Isbat di gedung Kementerian Agama, Jakarta, Selasa malam 8 Juli 2013.

"Dengan mengucap Bismillahirohmanirohim, kami tetapkan bahwa 1 Ramadan 1434 Hijriah bertepatan dengan hari Rabu 10 Juli 2013," ucap Menteri Agama Suryadharma Ali.

Seperti diprediksi sebelumnya oleh Ketua Umum PP Muhammadiyah, Din Syamsudin, meskipun sejumlah saksi telah melihat hilal di Cakung dan para saksi tersebut telah disumpah, tetap saja diabaikan.

“Nanti kalau ada yang mengaku menyaksikan ada hilal tidak akan diterima, dulu juga begitu, ada dua orang menyaksikan hilal tidak diterima juga,” kata Din Syamsudin saat menggelar jumpa pers di gedung PP Muhammadiyah, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (8/7/2013).

Untuk diketahui, berdasarkan rukyat yang dilakukan di Cakung, hilal sudah terlihat. Saksi-saksi diantaranya H.M. Labib, S.Pdi (30 th), ustadz Nabil M (27 Th) serta ustadz Afriyano (35.Th) pada jam 17.52 WIB selama 1 menit 30 detik dengan tinggi Hilal 2,55 derajat pada posisi kiri atas matahari dan telah diambil sumpah oleh Ketua Pengadilan Agama Jakarta Timur, Drs. Amril L Mawardi, SH, MA.

Tuesday 9 July 2013

Benarkan Nabi SAW Menganjurkan Berbuka dengan yang Manis ?


Teman saya pernah berseloroh : apa tanda bulan puasa sudah dekat? Jawabnya : “di TV sudah ada iklan sirup Marj*n”. Memang tak salah joke teman saya itu, sebab iklan sirup itu selalu muncul dengan varian baru menjelang bulan Ramadhan, dengan slogan “Berbukalah dengan yang manis”. Sebenarnya bukan hanya iklan sirup itu saja yang menggunakan kalimat tersebut. Produsen teh dalam kemasan botol pun menggunakan slogan itu khusus untuk versi iklannya di bulan puasa, meski di hari lain di luar bulan puasa mereka punya slogan khas.

Lalu, benarkah kalimat “Berbukalah dengan yang manis” itu adalah cuplikan dari hadits yang diucapkan Rasulullah? Jika benar, siapa perawinya? Ini yang perlu diketahui ummat Islam, agar tak terkelabui oleh slogan produsen makanan dan minuman manis, seolah itu memang anjuran bagi mereka yang berpuasa. Sesungguhnya hadits Rasulullah Muhammad SAW yang terkait dengan buka puasa hanyalah menyinggung “kurma” dan “air” saja. Seperti dalam hadits yang menyatakan : “Apabila berbuka salah satu kamu, maka hendaklah berbuka dengan kurma. Andaikan kamu tidak memperolehnya, maka berbukalah dengan air, maka sesungguhnya air itu suci.” Sedangkan kebiasaan Rasulullah apabila berbuka sebagaimana disampaikan oleh Anas bin Malik : “Adalah Rasulullah berbuka dengan Ruthab (kurma yang lembek) sebelum shalat, jika tidak terdapat Ruthab, maka beliau berbuka dengan Tamr (kurma kering), maka jika tidak ada kurma kering beliau meneguk air.” (Hadits riwayat Ahmad dan Abu Dawud).

Rupanya, kalimat “berbukalah dengan yang manis” itu adalah kesimpulan/penafsiran yang bersifat simplifikasi dari kurma. Karena kurma pada umumnya berasa manis, lalu dimaknai keliru bahwa anjuran Rasul adalah berbuka dengan yang manis. Padahal, setelah seharian berpuasa lalu begitu berbuka tubuh diserbu dengan makanan dan minuman manis, itu justru sangat tidak baik.

BERBUKA PUASA DENGAN YANG MANIS JUSTRU MERUSAK KESEHATAN TUBUH

Yang pertama harus kita pahami adalah soal “indeks glikemik” (glycemic index/GI), yaitu laju perubahan makanan diubah menjadi gula dalam tubuh. Makin tinggi glikemik indeks dalam makanan, makin cepat makanan itu diubah menjadi gula, sehingga tubuh makin cepat pula menghasilkan respons insulin. Para praktisi fitness atau penganut gaya hidup sehat sangat menghindari makanan yang memiliki indeks glikemik tinggi. Sebisa mungkin mereka mengkonsumsi makanan yang indeks glikemiknya rendah. Kenapa? Karena makin tinggi respons insulin tubuh, maka tubuh makin menimbun lemak.

Jika setelah perut kosong seharian, lalu langsung dipasok dengan gula (makanan yang sangat-sangat tinggi indeks glikemiknya), maka respon insulin dalam tubuh langsung melonjak. Dengan demikian, tubuh akan sangat cepat merespon untuk menimbun lemak. Ketika berpuasa, kadar gula darah kita menurun. Jadi, kalau seketika diberi asupan yang manis-manis, kadar gula darah akan langsung melonjak naik, sangat tidak sehat.

Bagaimana dengan kurma? Kurma adalah karbohidrat kompleks, bukan gula (karbohidrat sederhana). Karbohidrat kompleks untuk menjadi glikogen, perlu diproses sehingga perlu waktu. Karbohidrat kompleks seperti kurma asli, naiknya pelan-pelan. Kurma, dalam kondisi asli, justru tidak terlalu manis. Kurma segar kandungan nutrisinya sangat tinggi tapi kalorinya rendah, sehingga tidak menggemukkan. Perlu diketahui, kurma yang banyak beredar di pasar-pasar tradisional maupun supermarket di Indonesia saat Ramadhan, kemungkinan besar adalah “manisan kurma”. Manisan kurma kandungan gulanya sudah jauh berlipat-lipat banyaknya, agar awet dalam perjalanan ekspornya. Sangat jarang kita menemukan kurma impor yang masih asli dan belum berupa manisan. Kalaupun ada, sangat mungkin harganya menjadi sangat mahal.

Selain kurma, nasi – makanan pokok sebagian besar orang Indonesia – juga karbohidrat kompleks. Akan tetapi glikemiks indek nasi cukup tinggi. Karena itu perlu diperbanyak porsi sayuran sebagai penyeimbang.

RESPON INSULIN DALAM TUBUH
Respon insulin tubuh akan meningkat bila :

1. Makin tinggi jumlah karbohidrat yang dimakan dalam satu porsi, makin tinggi pula respon insulin tubuh. Umumnya, menu makan orang Indonesia sangat kaya karbo bahkan menu utamanya karbo, lauknya pun karbo pula. Sebaiknya perbanyak protein.

2. Semakin tinggi GI (Glycemic Index) dari karbohidrat yang dikonsumsi, semakin meningkat pula respon insulin tubuh.

3. Semakin jarang makan, semakin meningkat respon insulin setiap kali makan.

MENGATUR MAKANAN SAHUR DAN BERBUKA PUASA

Pada saat berpuasa, aktivitas kita di siang hari tidak berkurang, bahkan aktivitas di malam hari pun bertambah dengan adanya sholat tarawih berjamaah di luar rumah, mungkin ditambah tadarusan. Karena itu perlu asupan karbohidrat yang tidak cepat habis. Karbohidrat kompleks (complex carbohydrate) perlu waktu untuk diubah menjadi energi. Makanan diproses pelan-pelan dan tenaga diperoleh sedikit demi sedikit, sehingga kita tidak cepat lapar dan energi tersedia dalam waktu lama, cukup untuk aktivitas sehari penuh. Sebaliknya, karbohidrat sederhana (simple carbohydrate) menyediakan energi sangat cepat, tapi akan cepat pula habis, sehingga kita mudah lemas.

Karena itu, menghindari makanan yang manis-manis (banyak mengandung gula) bukan hanya berlaku saat berbuka puasa saja, tetapi juga saat makan sahur. Perbanyaklah makan karbohidrat kompleks dipadu dengan protein. Berikut pengelompokan jenis makanan berdasarkan type karbohidratnya dan kandungan indeks glikemiks-nya :

1. Karbohidrat sederhana, GI tinggi (energi sangat cepat habis, respon insulin tinggi, merangsang penimbunan lemak) yaitu : sukrosa (gula-gulaan), manisan, minuman ringan (soft drink), jagung manis, sirup, atau apapun makanan dan minuman yang mengandung banyak gula.

2. Karbohidrat sederhana, GI rendah (energi cepat, respon insulin rendah, tidak merangsang penimbunan lemak) yaitu : buah-buahan yang tidak terlalu manis seperti pisang, apel, pir, dll.

3. Karbohidrat kompleks, GI tinggi (energi pelan-pelan, tapi respon insulinnya tinggi) yaitu: nasi putih, kentang, jagung.

4. Karbohidrat kompleks, GI rendah (energi dilepas pelan-pelan sehingga tahan lama, respon insulin juga rendah) yaitu : gandum, beras merah, umbi-umbian, sayuran.

Yang terbaik untuk makan sahur tentu komposisi yang mengandung banyak karbohidrat kompleks yang GI-nya rendah. Sehingga oleh tubuh akan diproses pelan-pelan, kita tidak cepat lapar, energi dihabiskan cukup untuk aktivitas satu hari penuh dan respon insulin rendah sehingga tubuh tidak cenderung menabung lemak. Kalaupun harus makan karbohidrat sederhana karena butuh energi cepat saat berbuka puasa, maka cari yang nilai GI-nya rendah. Semisal buah pisang dan apel.

NU, Dekrit Presiden 5 Juli 1959 dan Piagam Jakarta


Oleh: Artawijaya

SUATU hari di awal bulan Juli 1959. Waktu menunjukkan pukul 01.30 dinihari. Telepon di rumah KH. Saifuddin Zuhri berdering. Dari ujung telepon, suara KH. Idham Chalid, menyampaikan kabar penting. Ia meminta kepada KH. Saifuddin Zuhri untuk datang ke rumahnya di Jalan Jogja 51, Jakarta Pusat, dini hari itu juga. "Ada hal penting terkait rencana kedatangan dua orang pejabat,"ujar KH Idham Chalid, dari ujung telepon.

Tak menunggu lama, Kiai Zuhri kemudian bergegas menuju rumah K. Pukul 02.00 lebih sedikit, ia sampai di kediaman tokoh senior Nahdhatul Ulama tersebut. Tak berapa lama, dua orang pejabat penting, yang tak lain adalah Jenderal Abdul Haris Nasution, Kepala Staf Angkata Darat/Menteri Keamanan dan Pertahanan ditemani dengan komandan Corp Polisi Militer (CPM) Letkol R. Rusli datang.

Kedua petinggi militer itu meminta saran kepada dua orang tokoh Nahdhatul Ulama tersebut terkait dengan rencana keberangkatan mereka menemui Presiden Soekarno yang sedang berobat di Jepang. Dari kalangan militer saat itu mengusulkan kepada Presiden Soekarno agar UUD 1945 diberlakukan kembali lewat Dekrit Presiden. Terkait hal itu, Jenderal Nasution dan Letkol R. Rusli meminta masukan kepada dua tokoh tNU tersebut untuk memberikan apa saja yang akan dimasukkan dalam dekrit.

"Isinya terserah pemerintah, tetapi hendaklah memperhatikan suara-suara golongan Islam dalam Konstituante," ujar KH. Idham Chalid memberi masukan.

"Apa kongkretnya tuntutan golongan Islam itu?" Tanya Jenderal Nasution.

"Agar Piagam Jakarta diakui kedudukannya sebagai menjiwai UUD 1945," jawab KH Saifuddin Zuhri menimpali.

"Bagaimana sikap NU apabila presiden menempuh jalan dekrit?" Tanya Jenderal Nasution lagi.

"Kami tidak katakan, itu hak presiden untuk menempuh jalan menyelamatkan negara," jawab KH Idham Chalid.

Kisah mengenai sikap NU, Jenderal Nasution, dan tentang rencana Dekrit Presiden ini ditulis oleh M. Ali Haidar dalam buku "Nahdhatul Ulama dan Islam Indonesia: Pendekatan Fikih dalam Politik."

Soal keterlibatan Jenderal Nasution dalam menggagas upaya kembali ke UUD 1945 dengan syarat Piagam Jakarta diakui sebagai bagian dan rangkaian kesatuan dari UUD, dan sikap NU yang menerima usulan tersebut dengan syarat Piagam Jakarta diposisikan seperti itu, juga ditulis oleh pengamat NU, Andree Feillard dalam buku ”NU vis-a-vis Negara.”
Andree Feillard menggambarkan sikap NU terhadap Piagam Jakarta ketika itu seperti berikut:

”Pada tahun 1959, NU bersedia kembali ke Undang-undang Dasar 1945 dengan syarat Piagam Jakarta diakui ”menjiwai” dan ”satu rangkaian” dengan Undang-Undang Dasar tersebut. Meskipun Pengurus Besar NU merasa puas dengan kompromi ini, namun tidaklah demikian halnya dengan beberapa cabang daerah. PBNU terpaksa menyebarkan edaran yang menjelaskan usaha-usaha mendukung Piagam Jakarta. Dan usaha itu tidak berhenti di situ. Pada tahun 1962, Nahdlatul Ulama meminta pemerintah supaya mengupayakan ”seluruh perundang-undangan organik dari UUD secara otomatis dijiwai oleh Piagam Jakarta. Muktamar itu juga mengusulkan pembentukan Mahkamah Agung Islam. Dalam pandangannya, Piagam Jakarta dasar kehidupan hukum positif negara RI.”

Sikap para aktivis NU terhadap Piagam Jakarta, kata Andree Feillard, juga terlihat dalam pawai-pawai di Jakarta ketika memperingati 40 tahun hari lahirnya Nahdlatul Ulama. Dalam pawai-pawai tersebut, tuntutan untuk mengembalikan Piagam Jakarta sebagai bagian dari UUD 1945 bertebaran dalam spanduk yang dibawa di jalan-jalan.

Pada 22 April 1959, Soekarno yang menganggap sidang konstituante terlalu bertele-tele dan alot. Ia kemudian menyampaikan pidato berjudul “Res Publica, Sekali Lagi Res Publica” di Majelis Konstituante yang meminta para anggota majelis untuk segera kembali kepada UUD 1945, seperti yang dirumuskan pada 18 Agustus 1945.

Kemudian pada 2 Juni 1959 majelis mengadakan pemungutuan suara dalam rangka kembali ke UUD 45, dengan dua pilihan yang diajukan:

Pertama, kembali kepada UUD 1945 seperti dirumuskan pada 18 Agustus 1945. Kedua, kembali pada UUD 1945 dengan memasukkan anak kalimat Piagam Jakarta ke dalamnya.

Voting itu menghasilkan 263 suara setuju kembali ke UUD 1945 seperti dirumuskan tanggal 18 Agustus 1945 dan 203 mendukung UUD 1945 yang di dalamnya berisi tujuh kata dalam Piagam Jakarta yang mewajibkan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya.

Karena pemungutan suara tidak menghasilkan pemenang mutlak, maka Soekarno melakukan langkah drastis dengan mengeluarkan Dekrit Presiden 5 Juli 1959 yang berisi pembubaran konstituante dan menetapkan berlakunya UUD 1945 yang dijiwai oleh Piagam Jakarta 22 Juni 1945, yang ia sebut sebagai rangkaian kesatuan dengan konstitusi.

Dekrit ini dikeluarkan karena perdebatan di Sidang Majelis Konstiuante yang cukup alot dan memakan waktu cukup lama, dari tahun 1956 sampai 1959. Masing-masing kelompok tanpa tedeng aling-aling mengemukakan gagasan-gagasannya. Mohammad Natsir menyebut suasana saat itu dengan istilah masa-masa konfrontasi dalam suasana toleransi. Masing-masing menyampaikan aspirasi untuk mengajukan ideologi yang akan dijadikan dasar dalam bernegara.

Kelompok Islam dimotori oleh M Natsir, Hamka, Kasman Singodimejo, dan lain-lain, serta para tokoh NU, sepakat mengajukan Islam sebagai dasar negara.Kelompok Islam mempersilakan kelompok lain untuk menyampaikan gagasannya secara terbuka, jika memang mereka mempunyai konsep yang jelas soal kenegaraan.

Perdebatan itu akhirnya berujung pada Dekrit Presiden Soekarno pada 5 Juli 1959. Dekrit dirumuskan di Istana Bogor, pada 4 Juli 1959, dan dibacakan di Istana Merdeka, Jakarta, pada Ahad 5 Juli 1959, pukul 17.00 WIB dengan isi sebagai berikut:

DEKRIT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA/PANGLIMA TERTINGGI
ANGKATAN PERANG
TENTANG
KEMBALI KEPADA UNDANG-UNDANG DASAR 1945
Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa
KAMI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA/PANGLIMA TERTINGGI
ANGKATAN PERANG

Dengan ini menyatakan dengan khidmat;

Bahwa anjuran Presiden dan Pemerintah untuk kembali kepada Undang-Undang Dasar 1945, yang disampaikan kepada segenap rakyat Indonesia dengan Amanat Presiden pada tanggal 22 April 1959, tidak memperoleh keputusan dari Konstituante sebagaimana ditentukan dalam Undang-Undang Dasar Sementara;

Bahwa berhubung dengan pernyataan sebagian besar anggota Sidang Pembuat Undang-Undang Dasar untuk tidak menghadiri lagi sidang, Konstituante tidak mungkin lagi menyelesaikan tugas yang dipercayakan oleh rakyat kepadanya.

Bahwa hal yang demikian menimbulkan keadaan ketatanegaraan yang membahayakan persatuan dan keselamatan negara, nusa dan bangsa, serta merintangi pembangunan semesta untuk mencapai masyarakat adil dan makmur.

Bahwa dengan dukungan bagian terbesar rakyat Indonesia dan didorong oleh keyakinan kami sendiri, kami terpaksa menempuh satu-satunya jalan untuk menyelamatkan negara proklamasi.

Bahwa kami berkeyakinan bahwa Piagam Jakarta tertanggal 22 Juni 1945 menjiwai Undang-Undang Dasar 1945 dan adalah merupakan suatu rangkaian kesatuan dengan konstitusi tersebut.
Maka atas dasar-dasar tersebut di atas

KAMI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA/
PANGLIMATERTINGGI ANGKATAN PERANG

Menetapkan pembubaran Konstituante;

Menetapkan Undang-Undang Dasar 1945 berlaku lagi bagi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, terhitung mulai hari tanggal penetapan dekrit ini, dan tidak berlakunya lagi Undang-Undang Dasar Sementara.

Pembentukan Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara, yang terdiri atas anggota-anggota Dewan Perwakilan Rakyat dengan utusan-utusan daerah dan golongan-golongan serta pembentukan Dewan Pertimbangan Agung sementara, akan diselenggaerakan dalam waktu yang sesingkat-singkatnya.

Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 5 Juli 1959
Atas nama rakyat Indonesia
Presiden Republik Indonesia/Panglima Tertinggi Angkatan Perang
Soekarno.

Profesor A Sanusi, seperti dikutip Endang Saifudin Anshari, mengatakan bahwa Piagam Jakarta yang disebut dalam dekrit 5 Juli 1959 adalah kembalinya gentlement agreement dalam rangka persatuan dan perjuangan nasional. Karena itu posisi Piagam Jakarta senapas dengan konstitusi 1945. Sanusi mengatakan kata “menjiwai” dalam dekrit tersebut berarti memberi jiwa. Sedang memberi jiwa berarti memberi kekuatan. Kata “menjiwai” yang kemudian dirangkaikan dengan kata-kata “Suatu rangkaian kesatuan” menunjukan bahwa Piagam Jakarta merupakan satu rangkaian yang tak terpisah dengan UUD 1945.

Profesor Notonagoro, seorang ahli yang banyak melakukan penelitian tentang Pancasila mengatakan, pengakuan tentang Piagam Jakarta dalam dekrit itu berarti pengakuan akan pengaruhnya dalam UUD 1945, tidak hanya pengaruh terhadap pasal 29, pasal yang harus menjadi dasar bagi kehidupan hukum di bidang keagamaan.

Dengan demikian, perkataan “Ketuhanan” dalam pembukaan UUD 1945 bisa berarti “Ketuhanan dengan kewajiban bagi umat Islam untuk menjalankan syariatnya”, sehingga atas dasar itu dapat diciptakan perundang-undangan atau peraturan pemerintah lain. Dengan syariat Islam, ketetapan pasal 29 ayat 1 tetap berlaku bagi agama lain untuk mendasarkan aktivitas keagamaanya KH. Saifuddin Zuhri, dalam sebuah peringatan 18 tahun Piagam Jakarta, mengatakan;

“Setelah Dekrit Presiden 5 Juli 1959 maka hapuslah segala selisih dan sengketa mengenai kedudukan yang legal daripada Piagam Jakarta 22 Juni 1945. Piagam yang pernah menjadi pengobar dan bebuka Revolusi Nasional kita itu tegas-tegas mempunyai kedudukan dan peranan ketatanegaraan kita sebagai yang menjiwai UUD dan merupakan rangkaian kesatuan dengannya dengan sendirinya mempunyai pengaruh yang nyata terhadap setiap perundang-undangan negara dan kehidupan ideologi seluruh bangsa”

Prof Hazairin mengatakan bahwa Piagam Jakarta yang dikatakan dalam Dekrit 5 Juli 1959 sebagai “menjiwai” dan menjadi “rangkaian kesatuan” bagi UUD 1945 adalah maha penting bagi penafsiran pasal 29 1 UUD 1945, yang tanpa perangkaian tersebut maknanya menjadi kabur dan dapat menimbulkan penafsiran yang beragam dan absurd, karena penjelasan yang resmi mengenai pasal tersebut tidak mencukupi, karena desakan waktu.

Penghapusn tujuh kata dalam Piagam Jakarta pada 18 Agutus 1945 merupakan toleransi dari umat Islam yang menuntut diberlakukannya syariat Islam bagi pemeluknya. Dekrit Soekarno jelas menegaskan soal keberadaan Piagam Jakarta, yang “menjiwai” dan menjadi “rangkaian kesatuan” konstitusi bangsa ini.

Siapa yang menggagas ide untuk kembali ke konstitusi 1945 dan menyebut soal Piagam Jakarta dalam dekrit presiden tersebut? Ide tersebut ternyata datang dari kalangan militer, yaitu Jenderal Abdul Haris Nasution, tokoh yang dikenal dekat dengan kalangan Islam. Keterangan soal ini bisa dilihat dalam wawancara Jenderal AH Nasution dalam buku Islam di Mata Para Jenderal. Jenderal Nasution pula, yang pernah mengucapkan secara tegas bahwa, “Dengan hikmah Piagam Jakarta itu pulalah selamat sentosa menghantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur.”

Penulis editor Pustaka Al-Kautar dan Dosen STID Mohammad Natsir Jakarta

Monday 8 July 2013

Polisi Tembaki Para Pendukung Mursi

KAIRO- Penembakan terjadi di tempat berkumpul pendukung Ikhwanul Muslimin (IM) di Kairo. Banyak yang gugur.

Sumber medis Mesir mengatakan 16 orang gugur (syahid, semoga). Namun juru bicara Ikhwanul Muslimin mengatakan 35 pendukungnya gugur dalam penembakan tersebut.

Mohamed Mohamed Ibrahim El Beltagy, seorang anggota parlemen dari Ikhwanul Mulsimin menggambarkan insiden tersebut sebagai pembantaian, yang terjadi pada Senin (8/7/2013) saat shalat subuh dilaksanakan, dimana polisi boneka Mesir menyerbu tempat tersebut.

Sekitar 500 lainnya dilaporkan terluka.

Seorang dokter mengatakan kepada Al Jazeera bahwa mayoritas korban mengalami luka tembak di kepala.

IM Mesir mengatakan korban meninggal dan terluka telah dilarikan ke rumah sakit darurat di Nasr City, Kairo.

Berbicara kepada Al Jazeera, Gehad Haddad, juru bicara IM Mesir mengatakan pada sekitar pukul 3.30 pagi (8/7/2013), pasukan tentara dan polisi junta menembaki para pengunjuk rasa di depan markas Garda Republik di Kairo.

“Orang-orang kami dipukul di kepala, kami memiliki peluru yang meledak saat mereka memasuki tubuh, mengacaukan organ dan bagian-bagian tubuh,” ujarnya.

“Setiap kepolisian di dunia ini mengerti bagaimana untuk membubarkan aksi. Ini adalah aktivitas kriminal yang menargetkan pengunjuk rasa,” tambahnya.

Militer membantah laporan dengan mengklaim bahwa “kelompok teroris” telah berusaha menyerbu markas Garda Republik dimana Mursi dilaporkan ditahan.

Koresponden Al Jazeera melaporkan, pos pemeriksaan militer telah dikerahkan di sekitar Nasr City.

Menurut laporan terakhir, korban telah bertambah mencapai 53 orang, 5 di antaranya adalah anak-anak, lansir ikhwanonline.

Sebelumnya, di semenanjung Sinai Mesir, terjadi bentrokan antara militer dan warga Mesir yang setia kepada Presiden Muhammad Mursi pada Jumat (5/7/2013).

Sebuah video baru yang muncul menunjukkan kaum Muslimin sedang shalat jamaah di jalan di kota Arish, kota terbesar di Semenanjung Sinai, dan mendapat serangan dari penembak tak dikenal.

Saturday 6 July 2013

Sekretaris Parlemen Aussie Dikecam Karena Bersumpah Dibawah Al Qur'an

Ed Husic, Sekretaris Parlemen Australia yang beragama Islam, diserang secara rasis di jejaring sosial media hanya karena ia mengambil sumpah jabatan pada Al-Qur’an yang mulia.

“Saya adalah saya,” kata Ed Husic, yang diangkat sebagai sekretaris parlemen untuk Perdana Menteri Kevin Rudd pada hari Senin, The Telegraph pada hari Selasa, 2 Juli.

“Jelas aku tidak bisa mengambil sumpah di bawah kitab Injil … , Ujarnya.

“Tapi saya juga berpikir bahwa Anda pasti akan memiliki, dari waktu ke waktu, di sekeliling anda ada orang-orang yang ekstrem – ada orang-orang ekstrim di dalam agamanya dan ada orang-orang yang ekstrim di luar itu – dan mereka akan selalu mencari cara-cara untuk mempengaruhi orang. ” Ujarnya.

Husic, asal Bosnia, adalah Muslim pertama yang ditunjuk sebagai Sekretaris Parlemen Perdana Menteri . Beberapa jam setelah ia mengambil sumpah di hadapan Gubernur Jenderal Quentin Bryce, di halaman Facebook-nya banyak respon komentar dari orang-orang yang marah dengan keputusannya untuk menggunakan Al-Quran, dan bukan sebuah Alkitab Injil seperti biasanya yang digunakan untuk mengambil sumpah di pemerintahan Australia.

“Anda telah membuat sejarah terburuk, untuk bersumpah di bawah Al Quran!! Ini adalah Australia dengan Hukum Australia,” kata salah satu poster yang menyebut diri mereka sebagai Dinki Di Sheila.

“Bersumpah untuk melayani Australia dengan menggunakan ‘buku teroris’, buku yang sama yang digunakan oleh Al-Qaeda …. Menjijikkan,” kata yang lain.

“Memalukan , Memalukan, Memalukan,” tulis Ross, netter yang lain.

“Saya sangat kecewa dengan pemerintah bahwa mereka tidak memiliki tulang belakang untuk berdiri dengan cara hidup Australia.”

“Anda harus merasa malu sebagai bangsa yang besar. Politik Australia telah mengikuti anjing, dan melakukan tindakan khianat dengan bersumpah pada Al-Qur’an, Anda adalah anjing kampung terbesar di halaman rumah !, ” kata Pengguna lain, Steve Kerr, menulis. Husic, 43, membuat sejarah pada tahun 2010 ketika ia saat itu terpilih sebagai anggota parlemen untuk Sydney barat. Ia mengambil sumpah dengan tangannya dengan memegang kitab Alquran

Friday 5 July 2013

Head Writer, Makhluk Apa Itu ?


Dalam produksi sebuah sinetron, dibutuhkan script atau skenario yang dibuat oleh scriptwriter. Di era sinetron stripping seperti sekarang ini, Produser sebuah production house (PH) tidak lagi memberikan langsung job pada seorang scriptwriter. Lagi pula, menulis sinetron stripping sendirian, bisa membuat seorang scriptwriter stres dan tifus. Maklumlah, selain dikejar-kejar deadline, Anda pun bakal dikejar-kejar Produser untuk merevisi skenario.

Menulis sinetron secara individu memang bisa menguras tenaga dan waktu. Anda tentu tidak ingin menjadi scriptwriter satu sinetron atau dua sinetron stripping saja, tetapi ingin seumur hidup. Bayangin kalo stres dan tifus terus menerus, jelas Produser ogah memberikan job pada kita. Ada satu profesi di dalam bisnis industri televisi, khususnya sinetron. Profesi ini bertugas menjadi kepala para scriptwriter. Ibaratnya, dia kepala kelompok yang mengatur kecepatan pembuatan script, mengatur keragaman gaya cerita dan dialog pada sintron stripping, teknik bertutur, maupun mengatur dinamikan cerita. Profesi yang dimaksud bernama HEAD WRITER.

Saya mensejajarkan job desk jabatan Head Writer mirip kayak Produser. Kalo Produser mengatur mulai dari pra-produksi, produksi, maupun paska-produksi, sedang Head Writer punya tugas mengatur khusus para scriptwriter sebagaimana sudah saya ceritakan di atas tadi. Begitu Produser dari PH memberikan job, Head Writer kudu membagi pekerjaan ke scriptwriter. Head Writer lah yang mengatur scriptwriter A membuat episode berapa, scriptwriter B membuat episode berapa, dan seterusnya.

Dalam buku Yuk… Nulis Skenario Sinetron (Gramedia, 2009, hal 159) karya Fred Suban dijelaskan mekanisme pekerjaan seorang Head Writer. Sebelum masing-masing scriptwriter menulis script, terlebih dahulu tim melakukan brainstorming buat mencari gagasan cerita yang akan dibuat. Output dari brainstorming ini adalah sebuah buku panduan, semacam “Bible” yang isinya sinopsis global, karakterisasi tokoh secara detail, sampai skema hubungan antarpemaian (family tree).

Dalam “Bible” tersebut tidak terdapat sinopsis per episode. Sebab, sinopsis dibuat oleh masing-masing scriptwriter yang kelak akan ditunjuk akan menulis script episode 1, episode 2, atau episode lain. Selain sinopsis, masing-masing scriptwriter wajib membuat sceneplot. Nah, sinopsis atau sceneplot yang sudah dibuat masing-masing scriptwriter ini dibagi-bagikan, sehingga semua penulis tahu. Hal ini mencegah agar tidak ada pengulangan konflik, pengulangan karakter, dan semua scriptwriter jadi tahu cliffhanger pada episode sebelumnya.

Di Indonesia, jumlah Head Writer tidak banyak. Dalam hal ini saya menyebutnya kelompok. Ada kelompok Hilman Hariwijaya (penulis novel Lupus), kelompok Helmi Adam, kelompok Diky Chandra, dan beberapa kelompok lain. Biasanya, masing-masing punya spesialisasi script. Maksudnya, kelompok Hilman, spesialisasinya dalam sinetron drama-percintaan, lalu kelompok Diky Chandra biasa mengambil sinetron komedi dan religi.

Tak seperti di Amerika Serikat (AS) dan beberapa negara, Head Writer di Indonesia tidak memiliki induk organisasi. Masing-masing Head Writer berjalan sendiri-sendiri. Yang penting Produser PH percaya dengan si Head Writer yang bersangkutan. Sementara di AS, Head Writer dipayungi oleh Writer Guild of America, Authors Guild, maupun America Screenwriters Association. Di Kanada dan Austarlia ada organisasi bernama Writers Guild of Canada dan Australian Writer’s Guild. Organisasi yang menjadi payung ini bertujuan melindungi para scriptwriter dari para Produser yang bisa semena-mena, khususnya soal honor. Dengan adanya organisasi, tempo hari semua scriptwriter di AS pernah kompak mogok menuntut kenaikan honor.

Berbicara honor, honor HeadWriter biasanya per job yang diberikan. Biasanya per paket, bukan per script. Honor per paket yang diberikan Produser dari PH itulah yang kemudian diatur oleh Head Script buat membayar scriptwriter. Misal, paket sinetron stripping 24 episode dihargai Rp 100 juta. Head Writer kudu mengkalkulasi berapa honor yang harus diberikan ke scriptwriter per episode, berapa honor buat kantong sendiri. Anggap, 1 episode seorang scriptwriter dihargai Rp 2 juta buat sinetron durasi 1 jam, jadi total 24 episode adalah Rp 48 juta. Nah, sisa dari Rp 100 juta setelah diberikan ke scriptwriter, menjadi milik Head Writer, yakni sebesar Rp 52 juta.

Kelihatannya tidak enak, honor Head Writer harus dibagi-bagi. Harusnya bisa mendapat Rp 100 juta seorang diri, tetapi diberikan ke beberapa scriptwriter. Jangan salah! Menurut Hilman, Head Writer tidak selalu membawahi beberapa scriptwriter. Ia memiliki kewenangan buat menulis script sinetron bersama tim atau tanpa tim. Kalo pun pake tim, ia yang akan memilih anggota tim tersebut. Jumlah scriptwriter-nya pun terserah Hilman.

“Pas Produser percayain gue buat bikin series, gue yang putuskan, dikerjakan pake tim atau enggak,” ujar Hilman. “Produser mah nggak tahu menahu soal itu. Yang penting Produser percayai gue buat pegang satu project atau satu judul sinetron”.

Menurut Hilman, Produser tidak mau tahu urusan siapa dan berapa jumlah scriptwriter-nya. Produser cuma memberikan deadline yang ketat. Tidak boleh meleset. Bagus dan jelek-nya sinetron (tentunya diukur dari segi rating dan share), menjadi tanggung jawab Head Writer ke Produser. Makanya Hilman kerap stres. Selain stres pas di penghujung deadline, script belum kelar, juga stres karena rating jelek. Kalo karena rating jelek, terpaksa ia bolak-balik revisi script buat ganti cerita.

“Produser tahunya beres, gue yang diomelin. Makanya gue kudu atur strategi, gimana memenuhi deadline-deadline itu dan juga sinetronnya bisa dapat rating gede,” ujar Hilman.

Meski stres, baik Hilman maupun Diky mengaku sepadan honor yang diterima. Jadi, tidak masalah kerja kalo lagi dapat sinetron kejar tayang, ia stes berat. Kerja seharian, dari pagi sampai malam buat utak-atik script.

Tentang honor yang sepadan, Diky Chandra juga mengakui. Bahkan salah seorang scriptwriter-nya terbengong-bengong saat mendapatkan honor Rp 2,5 juta per script buat sinetron berdurasi 30 menit. Harap maklum, honor segitu termasuk gede dan di luar pasaran honor para scriptwriter.

“Itu pun si scriptwriter-nya cuma bikin draft, karena saya yang revisi scipt sendiri,” papar Diky.

Menurut Diky, saat ini Produser yang royal memberi honor tinggi adalah Dedy Mizwar. Namun, tak semua orang bisa dipercaya buat menjadi scriptwriter di sinetron-sinetron produksinya, apalagi sampai jadi Head Writer. Maklumlah, Dedy adalah Produser paling ketat untuk urusan script. Tak seperti Produser lain, ia ingin tontonan dan tuntunan seimbang.

“Saya baru dua periode ini jadi ‘anak emas’, eh dia (Dedy Mizwar-pen) sudah keburu jadi Wagub Jabar,” kata Diky.

Bagaimana di honor Head Writer di Amerika Serikat (AS)? Dalam situs jobsforwritersguides.com, per Juni 2013 ini honor Head Writer senilai US$ 46.000 per episode. Silahkan dikurskan sendiri kalo kurs dolar di Bank Indonesia saat ini Rp 9990 per US$. Di situs saleryquest.com, honor Head Writer rata-rata berkisar paling kecil US$ 58.400 dan maksimal US$ 65.000 per episode.

Sementara honor seorang scriptwriter seperti serial televisi Desperate Housewives minimal mendapat US$ 30.823 per episode. Itu kondisi kalo freelance. Kalo menggunakan sistem kontrak, scriptwriter dibayar minimal US$ 2.890 sampai US$ 3.688 per minggu. Dengan asumsi, mereka kerja selama 7 hari dalam seminggu. Selain gaji, sriptwriter memperoleh royalti 50% pembayaran kalo serial-nya diputar ulang (rerun) yang kedua kali, lalu 40% diputar ulang yang ketiga kali, dan seterusnya. Luar biasa bukan? Makanya banyak scriptwriter di AS juga cukup kaya. Marc Cherry dan Shonda Rhimes, misalnya. Nilai kontrak mereka sebagai scriptwriter pada November 2007 senilai US$ 5 juta per tahun. Pat-Falken Smith dianggap sebagai scriptwriter termahal di zamannya. Pada 1982, wanita ini memutuskan buat resign sebagai scriptwriter di opera sabun General Hospital. Padahal saat itu gaji sudah mencapai US$ 1 juta per tahun. Namun, tentu saja tawarannya pindah di opera sabun lain lebih mengasyikan. Selain naik pangkat menjadi Head Writer, di opera sabun Guiding Light gajinya pun naik dua kali lipat.

Jaringan TV Islam di Mesir Ditutup, Para Manajer Ditangkap

CAIRO - Organisasi-organisasi pemantau media mengecam penutupan dan penangkapan staf sejumlah stasiun televisi Islam di Mesir pada saat penggulingan Presiden Mursy oleh militer Rabu (3/7/2013).

Angkatan bersenjata Mesir yang melakukan kudeta terhadap pemerintahan Mursy memerintahkan saluran televisi milik Al-Ikhwan, Mishr 25, ditutup dan para manajernya ditangkap.

Stasiun TV milik kelompok Islam lain sperti Al-Hafiz dan An-Nas juga ditutup tak lama setelah Jenderal Abdul Fattah al-Sisi mengumumkan penggulingan Mursy.

Organisasi berbasis di Prancis, Reporters Sans Frontières (Reporter Tanpa Batas) menyatakan khawatir akan kebebasan media di Mesir, karena salah satu tindakan pertama yang dilakukan oleh militer ketika merebut kekuasaan adalah menutup stasiun-stasiun televisi.

“Memulai sebuah era yang seharusnya demokratis dengan tindakan penyensoran semacam itu sungguh meresahkan,” kata RSF dalam sebuah pernyataannya dikutip Al-Arabiya Jumat (5/7/2013).

Commite to Protect Journalists (CPJ) di New York juga mengkritik tindakan penutupan 3 stasiun televisi itu, dengan mengatakan bahwa tindakan yang “meresahkan” tersebut kelihatannya sengaja dilakukan agar liputan tentang Mursy tidak disiarkan.

“Kami prihatin dengan adanya laporan bahwa pihak berwenang melarang liputan televisi berdasarkan pada perspektif politik,” kata Syarif Mansour koordinator CPJ wilayah Timur Tengah dan Afrika Utara dalam pernyataannya.

“Kami menutut militer untuk tidak menghalangi sumber-sumber informasi rakyat Mesir pada masa-masa sekarang ini.,” imbuhnya.

Wael Abbas seorang jurnalis, blogger dan aktivis HAM Mesir berpendapat penutupan media oleh angkatan bersenjata bisa menjadi petunjuk awal tentang apa yang akan dilakukan militer terhadap pers Mesir di kemudian hari.

Sementara produser ONtv yang tidak terkena sensor, Muhammad Sami, membela keputusan militer dengan dalih untuk meredam situasi tegang di Mesir saat peralihan kekuasaan itu terjadi.*

Ketika Islam Menjadi Musuh Demokrasi



CAIRO - ”Angkatan bersenjata Mesir pertama-tama menyatakan, dan tetap menyatakan dan selalu akan menyatakan bahwa dirinya menjaga jarak dari kekuatan-kekuatan politik.” Demikian kata-kata pembuka yang diucapkan Menteri Pertahanan sekaligus Panglima Angkatan Bersenjata Mesir Abdul Fattah Khalil al-Sisi saat mengumumkan pengambilalihan kekuasaan dari Presiden Muhammad Mursy, Rabu malam (3/7/2013).

Kelompok penentang Mursy bersorak-sorai karena tujuan mereka tercapai, yaitu berakhirnya pemerintahan Mursy yang dipilih lewat pemilu demokratis pertama pascarezim Husni Mubarak pertengahan 2012 lalu.

Kelompok penentang menyebut hal itu sebagai revolusi kedua dan kemenangan rakyat.

Namun, sebagian pihak yang mencermati gejolak politik Mesir menyebutnya sebagai kudeta.

Beberapa hal mengindikasikan bahwa kudeta oleh militer yang dipimpin oleh Jenderal Al-Sisi memang direncanakan dengan baik.

Dalam pidatonya ketika mengumumkan pengambilalihan kekuasaan dari Mursy, Al-Sisi mengatakan bahwa Mursy gagal untuk memenuhi tuntutan rekonsiliasi persatuan nasional. Dan mengatakan bahwa militer sebelumnya sudah meminta Mursy untuk melakukan dialog rekonsiliasi tetapi selalu ditolak pihak kepresidenan.

Sebagaimana diketahui, Angkatan Bersenjata Mesir mengumumkan ke publik pada hari Senin (01/07/2013) tentang ultimatum 48 jam agar perpecahan politik diselesaikan, sebelum akhirnya militer bertindak.

Secara logika, tidak ada satupun negara di dunia ini yang memiliki latar belakang beragam dengan masalah ekonomi, sosial dan politik yang begitu berat, bisa mewujudkan sebuah rekonsiliasi nasional dalam kurun waktu 48 jam. Tengat waktu yang begitu sempit ini, menjadi senjata yang akan membunuh pemerintahan manapun.

Klaim militer yang mengatakan Mursy menolak untuk melakukan dialog terbantah jika melihat beberapa ungkapan dan laporan media sebelumnya.

Dalam pidato panjang hari Rabu (26/6/2013) di Cairo International Conference Center, Mursy menyampaikan 7 keputusan baru, di antaranya tentang pembentukan komite yang akan mengkaji masukan dari semua kelompok oposisi dan seluruh partai tentang amandemen konstitusi –masalah yang kerap menjadi pertikaian politik. Mursy mengatakan, mulai esok hari Kamis proposal itu sudah bisa dimasukkan.

Selain itu, Mursy juga membuat keputusan tentang pembentukan komisi rekonsiliasi yang berisi perwakilan dari partai poltik, Al-Azhar, Gereja Koptik, kelompok gerakan revolusi, serta LSM, guna menjembatani perbedaan di antara mereka.

Beberapa bulan sebelumnya --menyusul keributan soal dekrit Mursy yang memberikan kekuasaan legislatif kepada presiden, yang menjadi cikal bakal penentangan besar-besaran terhadap Mursy-- beberapa kali istana kepresidenan mengundang berbagai pihak untuk bertemu membahas isu yang menjadi keluhan dan kritikan terhadap pemerintahan Mursy. Namun, berulang kali itu pula oposisi menolak menghadiri pertemuan tersebut, dengan alasan Al-Ikhwan (organisasi asal Mursy) akan mendominasi pembicaraan.

Ajakan dialog itu diulangi kembali oleh Mursy setelah militer mengumumkan ultimatum 48 jam, dan diakhir masa berakhirnya ultimatum. Namun, tidak satupun yang ditanggapi oposisi maupun militer.

Ultimatum 48 jam itu sendiri diklaim kepresidenan tidak diketahui sebelumnya, dan baru diketahui setelah militer mengumumkannya kepada publik.

Beberapa jam setelah tengat ultimatum itu berakhir, militer Mesir belum memberikan suara apapun. Namun, pada saat yang sama personel militer perlahan tapi pasti diterjunkan ke lapangan untuk membarikade kelompok massa pendukung Mursy.

Melihat pergerakan militer itu, Essam el-Haddad, penasehat presiden bidang keamanan nasional, sebagaimana dilansir Guardian (3/7/2013) mengatakan, “Demi Mesir dan akurasi sejarah, mari kita sebut apa yang terjadi ini dengan nama yang sebenarnya: kudeta militer.”

Menyusul demonstrasi besar menentang Mursy pada 30 Juni kemarin, kantor pusat Al-Ikhwan di Kairo dibakar massa setelah dikepung selama 12 jam tanpa ada tindakan pencegahan dari pihak kepolisian. Dan hari Selasa (2/7/2013), Kementerian Dalam Negeri yang membawahi kepolisian Mesir, mengaku mendukung sikap militer.

Menjelang kudeta, kantor-kantor lima stasiun televisi berlatar belakang Islam dikepung militer dan dihentikan siarannya. Termasuk kantor berita yang dikepung adalah milik Aljazeera di Kairo. Pertanyaan yang mengemuka: mengapa hanya kantor media yang berlatar belakang Islam saja yang dikepung, sementara media sekuler dan pro-oposisi tidak? Layaknya penyerbuan militer di manapun di dunia ini, selalu dilakukan berdasarkan perencanaan secara matang guna menentukan target dan pergerakan operasi di lapangan.

Pada hari Rabu menjelang penggulingan Mursy, dilansir Guardian, Jenderal Al-Sisi menghabiskan sebagian besar waktu hari itu untuk melakukan pertemuan tertutup dengan para pejabat kunci militer, tokoh-tokoh agama dan oposisi.

Sebelumnya pada hari Selasa (02/07/2013) pemimpin Kristen Koptik Paus Tawadros II menyatakan dukungannya terhadap gerakan Tamarod, pemberontakan terhadap Presiden Mursy. Tamarod yang dimotori berbagai kelompok oposisi mengklaim berhasil mengumpulkan 15 juta tanda tangan rakyat penentang Mursy.

“Sungguh menakjubkan melihat rakyat Mesir mengambil kembali revolusi yang dicuri dari mereka secara damai, melalui ide Tamarod dan para pemudanya,” kata Paus Tawadros lewat akun Twitter dikutip Al-Ahram.

Pada hari yang sama sebelumnya, Tawadros menyatakan penghargaannya kepada tiga komponen utama Mesir: “rakyat, tentara dan pemuda.”

Sejak Mursy terpilih, kelompok Kristen Koptik senantiasa mengkritik pemerintahan Mursy yang disebutnya hanya berpihak kepada kelompok Islam.

Setelah Jenderal Al-Sisi menyampaikan pengumuman pelengseran Mursy, tokoh oposisi El Baradei dan Tawadros II langsung muncul di layar televisi, mengatakan bahwa mereka telah menyetujui “roadmap” buatan militer untuk masa depan Mesir.

El Baradei mengatakan, roadmap itu ditujukan untuk rekonsiliasi nasional dan menjadi awal yang baru bagi revolusi Mesir.

“Roadmap ini telah dirancang oleh orang-orang terhormat yang memikirkan kepentingan, pertama dan utama, untuk negara,” imbuh pemimpin Kristen Koptik Paus Tawadros II, dikutip BBC (3/7/2013).

Sementara Amr Moussa kepada AFP mengatakan bahwa konsultasi pembentukan pemerintahan baru dan rekonsiliasi “akan dimulai dari sekarang.”

Jenderal dan Hakim

Saat Mursy menunjuk Jenderal Abdul Fattah al-Sisi sebagai menteri pertahanan dan pimpinan militer Agustus 2012, dia dipandang sebagai generasi baru militer Mesir pengganti generasi tua Muhammad Hussein Tantawi yang menggulingkan rezim Husni Mubarak.

Namun penunjukannya tidak lepas dari tudingan bahwa dia punya keterkaitan dengan Al-Ikhwan.

Dalam wawancara dengan situs asal Amerika Serikat pembentuk opini The Daiy Beast (1/7/2013), seorang pakar militer Mesir di US Naval Postgraduate School, Robert Springborg, mengatakan bahwa Al-Sisi sudah dibidik dan berhubungan dengan Al-Ikhwan untuk menjadi menteri pertahanan selama berbulan-bulan sebelum diangkat.

Steve Gerras pensiunan kolonel bekas profesor Al-Sisi di US Army War College di Pennsylvania, dalam wawancaranya dengan Daily Star, menilai Al-Sisi sebagai sosok Muslim yang relijius.

Banyak orang menilai, Al-Sisi tidak cemerlang karirnya saat berada di bawah rezim Husni Mubarak karena dicurigai terkait dengan Al-Ikhwan.

Meskipun demikian, Robert Springborg meragukan bahwa Al-Sisi adalah seorang loyalis Al-Ikhwan. Menurutnya, Al-Sisi justru punya keterkaitan erat dengan Amerika Serikat, yang menjadi pendonor tahunan terbesar bagi militer Mesir. Yang mana hal itu menjadi aset tersendiri bagi militer Mesir maupun AS.

Pucuk pimpinan militer Mesir pernah dirombak beberapa kali oleh Mursy, terutama setelah terjadi gangguan kemanan beruntun di wilayah Semenanjung Sinai, yang mengakibatkan sejumlah personel keamanan Mesir tewas.

Tidak seperti pendahulunya Jenderal Muhammad Hussein Tantawi, yang mengangkat dirinya menjadi penguasa sementara setelah Husni Mubarak digulingkan militer, Al-Sisi justru menunjuk Adly Mansour yang baru dua hari menjabat ketua Mahkamah Konstitusi sebagai presiden sementara.

Tidak adanya penolakan dari kelompok oposisi terhadap sosok Adly Mansour menunjukkan bahwa hakim karir itu sudah direstui sebelumnya oleh para penentang Mursy.

Hakim-hakim di Mesir memiliki dendam tersendiri terhadap Mursy dan pendukungnya.

Kelompok pendukung Mursy pernah menuding para hakim membuat keputusan yang dicampuri dengan politik. Hal itu terkait dengan berbagai keputusan mereka mulai dari pembebasan sejumlah bekas pejabat rezim Mubarak dalam kasus korupsi, hingga penolakan berbagai rancangan undang-undang dan pembubaran parlemen yang didominasi kelompok Islam hasil pemilu tahun 2012.

Jajaran kehakiman Mesir bertambah sakit hati sebab pada bulan Nopember 2012 presiden tiba-tiba mencopot Abdul Majid Mahmoud dari jabatan jaksa agung dan menggantikannya dengan Talaat Abdullah. Para hakim dan aparat kehakiman lainnya menyatakan keputusan Mursy itu ilegal dan mencampuri wilayah kehakiman.

Berdasarkan hukum di Mesir, presiden tidak bisa mencopot jaksa agung, tetapi boleh memintanya untuk mundur.

Menjelang penggulingan Mursy, pada hari Selasa (2/7/2013) pengadilan kasasi membatalkan keputusan Mursy tentang pemberhentian Abdul Majid Mahmoud dan memerintahkan jabatannya sebagai jaksa agung dikembalikan.

Sedangkan sehari sebelumnya, Senin (1/7/2013), hari yang sama dengan dikeluarkannya ultimatum 48 jam oleh militer, pengadilan banding mengabulkan dakwaan terhadap Perdana Menteri Hisham Qandil dan memvonisnya satu tahun penjara karena tidak melaksanakan putusan pengadilan.

Qandil didakwa tidak melakukan keputusan pengadilan, yang memerintahkan dipekerjakannya kembali staf Tanta Flax and Oil Company –yang menolak penjualan perusahaan itu ke pengusaha Saudi.

Ketika keputusan pengadilan itu dibuat, sudah tersiar kabar bahwa pemerintahan Mursy akan digulingkan.

Sesaat setelah Al-Sisi mengumumkan penggulingan Mursy, militer bergerak cepat dan sudah terlihat menyebar di berbagai tempat di ibukota Mesir.

Jurubicara media Al-Ikhwan Gehad el-Haddad kepada BBC mengatakan, Mursi sudah ditempatkan dalam tahanan rumah dan “seluruh tim kepresidenan” ditahan.

Ayah Haddad yang merupakan penasehat keamanan Mursy, Essam el-Haddad, dan pimpinan sayap politik Al-Ikhwan Saad al-Katani termasuk orang-orang yang ditahan.

Koran pemerintah Al-Ahram melaporkan (3/7/2013), surat penangkapan atas 300 pemimpin dan anggota Al-Ikhwan sudah dikeluarkan.

Gehad al-Haddad mengatakan, kerumuman pendukung Mursy yang terdiri dari sekitar 2.000 orang ditembaki oleh sejumlah pria berpakaian sipil dengan senapan mesin.

Lewat laman Facebook Mursy, kelompok pendukung presiden yang meraup 13,2 juta suara dalam pemilihan umum 2012 itu, mengencam apa yang mereka sebut sebagai “Kudeta Militer”.*

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Faried - Premium Blogger Themesf | Affiliate Network Reviews