Sunday 30 June 2013

PESAN TERAKHIR BINTANG IKLAN MARLBORO MAN


Mr. Mc Laren bintang iklan MARLBORO MAN, mengidap kanker paru-paru.
Ia menjadi seorang ANTI ROKOK sebelum meninggal di usia 51 tahun.

Kata akhir sebelum meninggal:
“Take care of the children. Tobacco will kill you, and I am living proof of it.”

Iklan Mallboro ini disebut-sebut sebagai salah satu dari iklan yang paling brilian sepanjang sejarah. Hanya dalam waktu sebulan, iklan itu mengubah citra rokok sigaret filter dari feminin ke maskulin. Dan dalam waktu delapan bulan sejak iklan Marlboro Man pertama kali diluncurkan, penjualan rokoknya meningkat 5.000 persen. Namun kesuksesan iklan tersebut menyimpan kisah ironis. Wayne McLaren dan David McLean, dua bintang iklan Mallboro, diberitakan meninggal dunia karena kanker paru-paru.
Rokok Bisa Membunuh Jantung Perokok Aktif Dan Perokok Pasif Dengan Berbagai Racun Berbahaya

Semakin banyaknya pasien jantung yang disebabkan karena kebiasaan merokok dan perokok pasif. Dijelaskan oleh pakar kesehatan bahwa pembunuh no 11 adalah penyakit jantung sekarang merupakn pembunuh no 1. Bukan hanya itu bila zaman dulu penyakit jantung hanya diderita setelah usia 50th sekarang usia penderita semakin muda, pasien berusia 40 bahkan 20an sudah banyak yang terserang.
Perokok mendapat risiko 2 kali lipat mengidap penyakit jantung bahkan mendadak 2-4 kali lipat daripada yang tidak merokok.

Apakah anda tidak merasa bersalah saat menghembuskan asap rokok di tempat umum?

Pasalnya asap rokok yang anda hembuskan untuk menyenangkan diri sendiri itu beresiko membuat orang lain terkena penyakit jantung koroner dan MATI MENDADAK. Dari 53.000 pasien yang terkena pengaruh buruk asap rokok, alias perokok pasif, sekitar 37.000 (70%) menderita penyakit jantung koroner. Artinya mereka sakit dari “kesenangan” anda.

Asap rokok mengandung lebih 4000 unsur dari pembakaran tidak sempurna daun tembakau. Beberapa unsur tersebut mempunyai hubungan dengan gangguan kesehatan misalnya:

- Tar
- Nikotin
- Benzene
- KarbonMonoksida (CO)

Tar adalah getah tembakau yang berwarna coklat, dapat mengiritasi saluran pernapasan yang dapat menyebabkan penyakit jantung, bronkitis, kanker nasofaring dan kanker paru-paru.

Nikotin selain mempengaruhi denyut jantung juga berpengaruh pada pembuluh darah.

Serta CO gas yang lebih kuat mengikat hemoglobin (sel darah merah) daripada oksigen. Bila terus terjadi maka menyebabkan sel tubuh kekurangan oksigen dan penyempitan pembuluh darah, karena tubuh berusaha menyeimbangkan kondisi tersebut. Bila CO lebih besar dari Hb dapat menyebabkan kematian otot-otot jantung.

Jika otot jantung mati otomatis sudah dipastikan fungsi jantung sebagai pompa darah beserta zat makan ke seluruh tubuh dari ujung rambut sampe ujung kaki akan terganggu. Kondisi ini dikenal dengan “serangan jantung akut”.

Siapkah anda / orang di sekitar anda terserang penyakit jantung, penyakit pembunuh dengan ranking 1 di dunia?




Friday 28 June 2013

Banyak Orang Kaya dari Berbagai Negara Berjihad ke Suriah

Banyak orang-orang kaya menjadi Mujahid berperang di Suriah. Mereka meninggalkan kesenangan dunia untuk berjihad ke Suriah, membantu saudara-saudara mereka yang ditindas oleh rezim Syiah Nushairiyah pimpinan Basyar Asad.

Demikian diungkapkan Abu Hilya, dari Tim ke-7 Hilal Ahmar Society Indonesia (HASI) yang baru saja kembali dari Suriah, Rabu (26/06) malam.

Mujahidin itu datang dari berbagai negara seperti Arab Saudi, Yaman, Mesir, Maroko, Inggris, Swedia, Hongaria, Belanda, Prancis, Chechnya, Rusia, Amerika, dan sebagainya.

“Mereka dari berbagai negara, mereka itu bukan orang-orang kere, tapi justru orang-orang kaya,” kata Abu Hilya.

“Mereka persiapkan dana mereka untuk ke Suriah, mereka simpan dana mereka di salah satu negara. Jika dana mereka habis, maka mereka keluar Suriah, hanya untuk mengambil uang mereka di bank di negara tersebut,” ungkapnya.

Menurut Abu Hilya, segala kesenangan dunia yang selama ini mereka dapatkan, mereka tinggalkan, lalu bergabung dengan Mujahidin. Sebagian dana-dana itu, digunakan untuk membantu saudara-saudara mereka di Suriah.

Pengkhianatan Syiah di Balik Runtuhnya Kekhilafahan Islam


–Catatan ARTAWIJAYA–
Jejak kelam Syiah dalam sejarah runtuhnya kekhilafahan Islam menjadi pelajaran penting, bahwa mereka adalah para pengkhianat yang menikam kaum Muslimin dan meruntuhkan kekuasaan Islam.

**

Baghdad baru saja ditaklukkan oleh pasukan Tartar. Pusat pemerintahan Dinasti Abbasiyah dan situs-situs peradaban Islam diluluhlantakkan. Pasukan yang dipimpin oleh Hulagu Khan dari ras Mongolia itu berhasil menaklukkan salah satu kota yang menjadi simbol gemilangnya peradaban Islam pada 656 Hijriyah.

Sejarah menceritakan, sungai di Baghdad yang jernih berubah pekat menghitam akibat ribuan, bahkan jutaan buku yang ditenggelamkan. Sebagian lagi terbakar oleh keganasan invasi pasukan kafir tersebut. Takluknya Baghdad menandai runtuhnya imperium Khilafah Abbasiyah yang dikenal sebagai salah satu pusat peradaban Islam.

Mengenai keruntuhan Baghdad dan penyerangan pasukan Tartar, sejarawan Dr. Raghib As-Sirjani menceritakan kisah ini dalam bukunya “Qishah At-Tatar min Al-Bidayah ila ‘Ain Jalut” (hlm. 129-170). Sedangkan sejarawan lainnya, Dr. Muhammad Ali Ash-Shalabi menceritakan dengan apik dalam bukunya “Al-Moghul Baina Al-Intisyar wa Al-Inkisyar” (hlm.310-312).

Kedua sejarawan tersebut sangat mumpuni dalam bidangnya, karena di samping sebagai sejarawan (mu’arrikh), mereka juga ahli hadits (muhaddits), yang bisa memilah mana kisah-kisah palsu dan mana yang mu’tabar.

Kejatuhan Daulah Abbasiyah ke tangan pasukan Tartar tak lepas dari pengkhianatan tokoh Syiah Rafidhah bernama Alauddin Ibnu Alqami. Dalam keterangan lain, kejatuhan Baghdad karena adanya konspirasi antara pasukan Tartar dan kelompok Syiah Qaramithah yang mempunyai hasrat menjatuhkan pemerintahan Daulah Abbasiyah, kemudian menggantikannya dengan Daulah Fathimiyah.

Ia diangkat sebagai perdana menteri oleh Khalifah Al-Mu’tashim Billah. Namun Ibnu Alqani memendam hasrat untuk merampas kekhilafahan Abbasiyah agar jatuh ke tangan Dinasti Fathimiyah. Ibnu Alqani berkorespondensi dengan pimpinan bangsa Tartar dan mendukung pasukan kafir tersebut masuk dan menyerang kota Baghdad.

Ibnu Katsir menceritakan, “Ibnu Alqani menulis surat kepada pasukan Tartar yang intinya mendukung mereka menguasai Baghdad dan siap melicinkan jalan bagi mereka (Tartar). Ia membeberkan kepada mereka kondisi terakhir Khilafah Abbasiyah, termasuk kelemahan pasukan Al-Mu’tashim. Itu semua tiada lain karena pada tahun tersebut ia ingin melihat Khalifah Abbasiyah, Al-Mu’tashim, tumbang, dan bid’ah aliran sesat Syiah Rafidhah berkembang pesat. Khalifah diambil oleh Dinasti Fathimiyah, para ulama dan mufti Islam musnah.” (Lihat: Al-Bidayah wa An-Nihayah, XIII/202).

Baghdad berhasil takluk. Khalifah Al-Mu’tashim Billah wafat terbunuh pada 14 Shafar 656 H/1258 M. Pembunuhan Al-Mu’tashim tak lepas dari pengkhianatan Ibnu Alqani dan Nashiruddin Ath-Thusi, yang menjalin hubungan dengan Hulagu Khan. Pengkhianatan itu mengakibatkan banyaknya ulama yang terbunuh, sekolah-sekolah dan masjid yang hancur, perpustakaan sebagai gudang ilmu luluh lantak, dan kekejaman lainnya yang luar biasa. Baghdad yang indah dan megah bersimbah darah. Kaum Muslimin ketika itu berduka. Pusat peradaban Islam yang gemilang, tinggal kenangan.

Setelah berhasil menaklukkan Baghdad, pada 22 Shafar 657 Hijriyah pasukan Tartar yang dipimpin oleh Hulagu Khan kemudian bergerak menuju Syam, wilayah yang menjadi pusat kekuasaan Islam pada masa itu. Mereka melakukan invasi dengan menyeberangi sungai Furat dan mengepung pintu masuk Syam selama tujuh hari.

Pengepungan berhasil, bangsa Tartar kemudian masuk menyerbu kota. Sejarawan Ali Muhammad Ash-Shalabi mengatakan, Aleppo (halb) adalah kota pertama yang menjadi tujuan penaklukan Hulagu dan pasukannya, yang ketika itu dipimpin oleh Al-Malik Al-Mu’zham Tauran Syah, wakil dari Malik An-Nashir.

Sebelum memasuki Aleppo, sebagaimana kebiasaan Hulagu, ia memberi peringatan penguasa agar tunduk dan menyerah. Namun, peringatan Hulagu Khan ditanggapi oleh Al-Malik Al-Mu’zham Tauran Syah dengan mengatakan, “Tidak ada yang pantas bagi kalian dari kami, kecuali pedang…!”

Hulagu Khan kemudian mengirim panglimanya yang bernama Katabgha untuk menaklukkan kota Damaskus pada akhir bulan Rajab, tahun 658 Hijriyah. Penaklukan berlangsung tanpa perlawanan, hingga akhirnya Damaskus yang merupakan kota terbesar di Suriah selain Aleppo, berhasil tunduk pada kekuasaan Tartar.

Negeri Syam yang dikenal sebagai tanah yang berkah, saat itu terkotori dengan ulah pasukan Tartar. Kemenangan pasukan Tartar kemudian dimanfaatkan oleh orang-orang Nasrani untuk mendekati Hulagu Khan. Mereka membujuknya agar Hulagu membiarkan umat Nasrani menyiarkan agamanya.

Setelah mendapat persetujuan, umat Nasrani berkeliling kota mengangkat salib-salib mereka di atas kepala, sambil berteriak mengatakan, “Agama yang benar adalah agama Al-Masih..” Mereka mengarak salib-salib besar mereka keliling kota, kemudian memaksa para penduduk untuk berdiri menghormati salib tersebut. Tartar ketika itu mengangkat seorang pemimpin di Damaskus yang bernama Ibil Siyan, pemimpin yang dikenal sangat melindungi kaum Nasrani.

Kota Damaskus dan Aleppo berhasil ditaklukkan. Kota yang bersejarah dan menyimpan peradaban Islam itu harus menyerah pada kekuatan pasukan Tartar. Jika Baghdad berhasil ditaklukkan oleh bangsa Tartar karena pengkhianatan Syiah Rafidhah, maka di antara faktor yang melemahkan semangat jihad umat Islam di negeri Syam saat itu adalah pengkhianatan kelompok Syiah Nushairiyah.

Melalui para pemimpinnya, mereka berusaha merapat pada Hulagu Khan, dengan iming-iming yang ditawarkan pada pimpinan pasukan Tartar itu berupa harta milik kaum Muslimin yang berhasil dilumpuhkan. Di antara pemimpin Syiah yang berkhianat terhadap umat Islam adalah Syaikh Al-Fahr Muhammad bin Yusuf bin Muhammad Al-Kanji. Imam Ibnu Katsir Rahimahullah menceritakan hal ini dalam buku monumentalnya, Al-Bidayah wa An-Nihayah, dengan menulis, “Ia adalah tokoh Syiah yang telah membujuk bangsa Tartar dengan harta kaum Muslimin. Ia sosok berhati busuk, orientalistik, dan meminta bantuan mereka (Tartar) dengan harta kaum Muslimin…”

Dr Imad Ali Abdus Sami Husain dalam bukunya “Khianaat Asy-Syiah wa Atsaruha fi Hazaimi Al-Ummah Al-Islamiyah” menceritakan bahwa ketika pasukan Tartar masuk ke kota Aleppo pada 658 Hijriyah, merampas dan mencuri harta dan tanah kaum muslimin di kota itu, pimpinan Syiah yang bernama Zainuddin Al-Hafizhi justru mengagung-agungkan Hulagu Khan dan meminta kepada umat Islam untuk tunduk menyerah dan tidak mengobarkan api perlawanan terhadap pasukan penjajah tersebut

Padahal Ketika itu, Raja An-Nashir yang berasal dari kalangan Islam sudah berkirim surat kepada Raja Al-Mughits di Kurk dan Al-Muzhaffar Qutuz di Mesir untuk mengirimkan bala bantuan kepada kaum Muslimin di Aleppo. Namun sayang, kondisi mereka yang ketika itu juga dalam keadaan lemah, tidak mampu memenuhi permintaan Raja An-Nashir.

Sikap pemimpin Syiah Nushairiyah, Zainuddin Al-Hafizhi, memantik kemarahan Malik Az-Zhahir Ruknuddin Baybars Al-Bunduqdari. Ia begitu marah kepada pemimpin Syiah itu, kemudian memukulnya sambil mengatakan, “Kalianlah penyebab kehancuran kaum Muslimin!” Baybars adalah tokoh pejuang Muslim asal Kazakhstan yang kemudian berjihad melawan bangsa Tartar dan kaum Kristen, dan wafat di Damaskus. Namanya begitu dikenal sebagai pahlawan Islam yang cukup ditakuti dan disegani musuh. (Mausu’ah At-Tarikh Al-Islamiy: Al-Ashr Al-Muluki, Amman: Dar Usamah li An-Nasyr, 2003, hlm. 24-36).

Seorang ulama bernama Taqiyuddin Ahmad bin Abdul Halim bin Abdul Salam bin Taimiyah Al-Harrani atau biasa disebut Syaikh Ibnu Taimiyah, yang berjuluk hujjatul Islam, termasuk orang yang berjuang melawan pasukan Tartar. Ia juga mengetahui bagaimana kelompok Syiah Nushairiyah berkhianat terhadap kaum Muslimin.

Karenanya, Ibnu Taimiyah yang tahu persis bagaimana sepak terjang kelompok Syiah ekstrem ini, menyatakan bahwa mereka adalah kaum kafir dan non-Muslim yang harus diperangi. Ketika orang-orang Tartar mengepung kota Damaskus, Ibnu Taimiyah dengan lantang mengatakan,”Jangan kalian serahkan benteng ini, meskipun tinggal satu batu bata saja, karena benteng ini adalah untuk kepentingan kaum Muslimin. Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla telah menjaga benteng ini untuk kaum Muslimin, sebagai perisai bagi penduduk Syam yang menjadi pusat iman dan sunnah, sampai Isa Ibnu Maryam Alaihissalam turun di sana.”

Dalam buku Tarikh Al-Alawiyyin yang ditulis penganut Syiah Nushairiyah, Muhammad Amin Ghalib Ath-Thawil dijelaskan bahwa sikap kooperatif mereka dengan bangsa Tartar adalah bagian dari siasat untuk mengembalikan kekuasaan mereka, yang menurutnya telah dirampas oleh kaum Sunni.

Tarikh Al-Alawiyyin juga menjelaskan bagaimana kerjasama tokoh Syiah di Aleppo, Thamur Thusi, yang bekerjasama dengan Timur Lenk untuk menguasai kota tersebut. Timur Lenk membunuh kaum Muslimin dan membiarkan mereka yang menjadi pengikut Alawiyah. Timur Lenk adalah penganut Syiah Rafidhah yang wafat pada 808 Hijriyah. Anak keturunannya pun mengikuti jejak keyakinan Timur Lenk sebagai penganut ajaran Syiah. Karenanya, di setiap wilayah kekuasaannya, Syiah banyak terlibat dalam pemerintahan, termasuk di negeri Persia (Iran). (Lihat: Tarikh Alawiyyin, hlm. 407).

Negeri Syam, termasuk wilayah Damaskus, berhasil kembali ke tangan kaum Muslimin, setelah pasukan Syaifuddin Quthuz dan panglima Malik Azh-Zhahir Ruknuddin Baibars Al-Bunduqdari berhasil mengalahkan pasukan Tartar dalam Perang Ain Jalut, sebuah wilayah di Palestina. Perang yang berlangsung pada 25 Ramadhan 659 H/September 1260 M itu berhasil memukul mundul pasukan Tartar dan membuat mereka lari tunggang langgang menyebar ke beberapa wilayah.

Pasukan yang dipimpin oleh Syaifuddin Quthuz dan panglima Baibars, berhasil membunuh seorang pemimpin dari sekte Syiah Rafidhah di Damaskus, karena keberpihakan tokoh tersebut kepada pasukan Tartar dalam merampas dan menjarah harta kaum Muslimin. Dengan kemenangan di Perang Ain Jalut ini, Syaifuddin Quthuz yang berasal dari Kerajaan Mamalik Bahriyah (kerajaan wilayah maritim yang dibangun oleh para budak) kemudian menggabungkan negeri Syam dengan Mesir, sehingga kekuasaannya semakin luas.

Ada yang menarik dalam buku “Al-Maushu’ah Al-Muyassarah fi At-Tarikh Al-Islamiy”. Tim Riset dan Studi Islam sebagai penyusun buku itu, membuat sub bab berjudul “Baybars dan Sekte Bathiniyah”. Buku yang diberi kata pengantar oleh ahli sejarah dari Mesir, Dr Raghib As-Sirjani ini menulis, “Baibars berhasil menundukkan Sekte Bathiniyah, cabang dari Sekte Ismailiyah di Syam. Orang-orang Eropa menyebut sekte ini Al-Hasyasyin. Sebelumnya mereka adalah ancaman bagi raja-raja Mesir, sejak masa pemerintahan Shalahuddin Al-Ayyubi.” (Tim Riset dan Studi Islam Mesir, Ensiklopedi Sejarah Islam Jilid I (terj), Jakarta:Pustaka Al-Kautsar, 2013, hlm.478).

Dari keterangan di atas, jelaslah bahwa pada masa lalu, Syiah Rafidhah, baik itu Sekte Ismailiyah, Nushairiyah, Qaramithah, dan Syiah ekstrem lainnya telah melakukan pengkhianatan terhadap umat Islam di Syam. Sejarah juga mencatat, mereka kemudian diperangi oleh para pemimpin Islam. Sultan Shalahuddin Al-Ayyubi yang dikenal sebagai penakluk Baitul Maqdis, semasa berkuasa terus berusaha mengikis habis pengaruh Syiah Rafidhah, baik pengaruh dari buku-buku, maupun pengaruh dari para pemimpin mereka. Sultan Shalahuddin Al-Ayyubi berusaha memerangi kelompok Syiah Rafidhah yang bercokol di Mesir, Yaman, dan Syam. (Lihat: Dr Ali Muhamamd Ash-Shallabi, Shalahuddin Al-Ayyubi wa juhduhu fi Al-Qadha Ad-Daulah Al-Fathimiyah wa Tahrir Bait Al-Muqaddas, Mesir: Daar Ibnu Al-Jauzi, 2007, hlm. 257-258).

Pengkhianatan Selanjutnya

Ketika Daulah Utsmaniyah berusaha menguasai Syam dan merebutnya dari penjajahan bangsa Eropa; Prancis dan Inggris, pengkhianatan kelompok Syiah Nushairiyah juga terus berlangsung. Jumlah mereka yang minoritas, selalu menyimpan ketakutan akan sikap diskriminasi umat Islam yang menjadi warga mayoritas di Syam. Karenanya, Tokoh Syiah Nushairiyah Shaleh Al-Alawi bahkan menjalin hubungan dan menandatangani nota kesepahaman dengan tokoh sekular Yahudi Dunamah Turki, Mustafa Kamal Attaturk pada tahun 1920.

Nota kesepahamaman ini tentu saja bertujuan membendung pengaruh imperium Utsmani di Syam, khususnya di wilayah Suriah yang juga menjadi musuh kaum sekularis seperti Attaturk. Karenanya, Attaturk dengan organisasinya Ittihad wa At-Taraqi (Partai Persatuan dan Kemajuan) berhasil menumbangkan Khilafah Utsmaniyah pada 1924.

Kelompok Syiah Nushairiyah tentu mempunyai kepentingan untuk menyelamatkan entitasnya jika Daulah Utsmaniyah tetap bercokol di Syam. Mereka khawatir, Daulah Utsmaniyah akan memposisikan mereka secara diskriminatif. Kekhawaturan inilah yang kemudian terus terpelihara sehingga mereka merasa perlu melakukan berbagai pengkhianatan terhadap umat Islam dengan berkolaborasi pada musuh-musuh Islam. Padahal sesungguhnya sikap khianat mereka adalah ambisi untuk merebut kekuasaan sehingga terbentuk rezim Syiah. Belakangan terbukti, rezim Syiah Nushairiyah yang minoritas, justru melakukan berbagai aksi diskriminasi dan kekejaman terhadap kaum Muslimin di Suriah.

Sebuah dokumen luar negeri Prancis, Nomor 3547 tertanggal 15 Juni 1936 melansir adanya surat dari tokoh-tokoh Alawiyah/Nushairiyah kepada pemerintah Prancis, yang di antaranya ditandatangani oleh Sulaiman Al-Asad, kakek dari Hafizh Asad. Surat tersebut berisi permohonan agar Prancis tetap bersedia berada di wilayah Suriah, karena mereka khawatir, jika Perancis hengkang, keberadaan mereka terancam. Surat tersebut berbunyi:

“Presiden Prancis yang terhormat,

Sesungguhnya bangsa Alawiyah yang mempertahankan kemerdekaannya dari tahun ke tahun dengan penuh semangat dan pengorbanan banyak nyawa. Mereka adalah masyarakat yang berbeda dengan masyarakat Muslim, dalam hal keyakinan, adat istiadat, dan sejarahnya. Mereka tidak pernah tunduk pada penguasa dalam negeri.

Sekarang kami lihat bagaimana penduduk Damaskus memaksa warga Yahudi yang tinggal bersama mereka untuk tidak mengirim bahan pangan kepada saudara-saudara mereka kaum Yahudi yang tertimpa bencana di Palestina! Kaum Yahudi yang baik, yang datang ke negeri Arab yang Muslim dengan membawa peradaban dan perdamaian, serta menebarkan emas dan kesejahteraan di negeri Palestina, tanpa menyakiti seorang pun, tak pernah mengambil sesuatu pun dengan paksa. Namun demikian, kaum Muslimin menyerukan “Perang Suci” untuk melawan mereka, meskipun ada Inggris di Palestina dan Prancis di Suriah.

Kita menghargai kemuliaan bangsa yang membawa kalian membela rakyat Suriah dan keinginannya untuk merealisasikan kemerdekaannya. Akan tetapi Suriah masih jauh dari tujuan yang mulia. Ia masih tunduk pada ruh feodalisme agama kaum Muslimin.

Kami sebagai rakyat Alawiyah yang diwakili oleh orang-orang yang bertandatangan di surat ini berharap, pemerintah Prancis bisa menjamin kebebasan dan kemerdekaannya, dan menyerahkan nasib dan masa depannya kepadanya (Alawiyah, pen). Kami yakin bahwa harapan kami pasti mendapaykan dukungan yang kuat dari mereka untuk rakyat Alawiyah, teman yang telah memberikan pelayanan besar untuk Prancis.”

Demikian surat yang ditulis oleh tokoh-tokoh Syiah Nushairiyah, yang membujuk Prancis untuk tetap menjamin dan mendukung keberadaan mereka. Surat tersebut ditandatangani oleh Sulaiman Asad (kakek Hafizh Asad), Muhammad Sulaiman Ahmad, Mahmud Agha Hadid, Aziz Agha Hawwasy, Sulaiman Mursyid, dan Muhammad Beik Junaid. (Lihat:Syaikh Abu Mus’ab As-Suri, Rezim Nushairiyah: Sejarah, Aqidah dan Kekejaman Terhadap Ahlu Sunnah di Syiria (terj), Solo: Jazeera, 2013, hlm. 65-66).

Pada saat ini, keberadaan rezim Syiah Nushairiyah di Suriah mendapat dukungan yang kuat dari kelompok Syiah Itsna Asyariyah atau Syiah Imamiyah di Libanon dan Iran. Mereka mempunyai kesamaan ajaran, ideologi, bahkan cita-cita, untuk mewujudkan dendam mereka merebut kekuasaan dari kaum Muslimin. Mereka yang hidup minoritas di Suriah, kemudian berkolaborasi dengan bantuan Syiah di Libanon, melalui kelompok militer “Hizbullah” yang dipimpin oleh Hasan Nashrullah, untuk bertahan dan survive, serta mengamankan kekuasaan mereka yang direpresentasikan dalam kekuasaan Rezim Bashar Al-Asad.

Dimana pun, kelompok minoritas akan selalu waspada, struggle, dan berjuang habis-habisan untuk mengamankan eksistensinya. Bahkan, dalam kasus Suriah saat ini, mereka berusaha mengamankan kekuasaan yang sudah sejak tahun 1970-an mereka pegang.

*Penulis adalah Editor Pustaka Al-Kautsar dan Dosen STID Mohammad Natsir, Jakarta -

Diangkatnya Ilmu, Hilangnya Ayat Alqur'an dari Hati Umat Islam

SELAMA ini pernahkah kita merenung sudah berapa ulama yang benar-benar memperjuangkan Islam dan ilmu agama dengan sungguh-sungguh telah tiada? Dan sudah berapa banyak yang mampu menjadi pengganti mereka pada saat ini? Bagaimana ilmu agama dan kebenaran dapat terus hidup jika para ulama benar-benar sudah tidak ada, dan karya besar mereka sudah dilupakan?

Kita sudah tahu bahwasannya ulama adalah pewaris para nabi, namun bagaimana ilmu yang telah diajarkan oleh para nabi tersebut dapat diamalkan, sedangkan umat saat ini sudah jauh dari tuntunan ulama. Inilah salah satu fenomena yang pernah digambarkan oleh Rasulullah Saw bahwa menjelang hari kiamat ilmu akan lenyap dari muka bumi.

Ibnu Majah meriwayatkan dari Abdullah, Rasulullah Saw bersabda:

“Menjelang kiamat akan ada beberapa masa, di mana ilmu dicabut, lalu diturunkanlah kebodohan, dan terjadi banyak kerusuhan. Adapun kerusuhan itu adalah pembunuhan.”

Ini semua menunjukkan, bahwa suatu saat nanti (mungkin sekarang) ilmu akan dicabut dari umat manusia di akhir zaman, sehingga Al-Quran pun akan lenyap dari mushaf-mushaf dan dari dalam hati manusia. Akhirnya manusia tidak memiliki ilmu, yang ada hanyalah kakek-kakek dan nenek-nenek yang sudah lenjut usia. Mereka mengeluh dan menyatakan bahwa mereka hanya bisa mengucapkan “La ilaha illallah.” Padahal mereka mengucapkannya hanya sekedar ingin mendekatkan diri kepada Allah Swt. Namun demikian ucapan itu berguna bagi mereka, sekalipun mereka tidak pernah melakukan amal saleh dan tidak memiliki ilmu yang bermanfaat, selain ucapan saja.

Kalau ada pendapat yang mengatakan, bahwa ucapan mereka itu dapat menyelamatkan diri mereka dari neraka, boleh jadi maksudnya adalah, bahwa kalimat tauhid itu mencegah mereka masuk neraka sama sekali. Karena kewajiban mereka hanya sekedar mengucapkan kata-kata itu, sebab mereka tidak lagi dibebani melakukan amlan-amalan yang seruannya tak pernah sampai kepada mereka.

Adapun yang dimaksud disini adalah, bahwa ilmu akan dicabut pada akhir zaman dan akan terjadi banyak kebodohan. Selain itu sabda Rasul dalam hadits di atas adalah pemberitahuan tentang bakal diturunkannya kebodohan. Yakni bahwa orang-orang yang hidup di zaman itu akan diilhami kebodohan, yang berarti ketidak pedulian Allah Swt terhadap mereka.

Kemudian mereka akan tetap dalam keadaan seperti itu, bahkan semakin bodoh dan sesat, sampai dengan berakhirnya kehidupan dunia dan kehancuran alam semesta. Sebagaimana yang dinyatakan dalam sebuah hadits, Rasulullah Saw bersabda: “Tidak akan terjadi kiamat pada seorang pun yang mengucapkan ‘Allah, Allah,’ dan tidak akan terjadi kiamat kecuali atas manusia-manusia yang jahat.”

Enam Ketidakadilan TV One Dalam Tayangan ILC ‘Syiah Diusir, Negara Kemana?’


TAYANGAN Indonesia Lawyers Club (ILC) di Tv One pada hari Selasa 25 Juni 2013 dengan tema “Syiah Diusir, Negara Kemana” banyak menuai kontroversi di tengah-tengah umat Islam. Berbagai kalangan menilai Tv One dinilai tidak berimbang dalam membawa acara untuk mendengar penjelasan dari kedua pihak. Dalam catatan kami, minimal ada enam catatan kritis dalam acara yang ramai dibanjiri narasumber dari tokoh Syiah tersebut.

Pertama, dari judul yang dipilih Karni Ilyas dalam Indonesia Lawyers Club yang disiarkan Tv One. Judul “Syiah Diusir, Negara Kemana” jelas menunjukkan Tv One berada dalam posisi mengadvokasi Syiah.

Dengan posisi ini, Tv One berpihak kepada Syiah tanpa melihat fakta penodaan ajaran agama yang dilakukan Syiah di Sampang. Makanya dari awal aneh, acara yang biasanya banyak dihadiri pengacara tiba-tiba saja berubah dengan dominasi tokoh-tokoh Syiah.

Padahal jika Karni fair, dia seharusnya mengundang tim ahli yang concern meneliti aliran sesat untuk membahas penodaan agama oleh kelompok Syiah di Sampang.

Kedua, dari awal Karni Ilyas sudah mempersempit peluang terungkapnya kebenaran. Dengan mem-block ILC untuk tidak membahas perbedaan ajaran Sunni Syiah, maka sumber utama. Padahal perbedaan ajaran inilah yang jadi akar masalah sampang. Selama ini tidak diungkap, persoalan Sampang tidak akan selesai.

Ketiga, Ketidakadilan dalam membagi suara kepada narasumber. Alokasi waktu untuk para ulama Sampang yang mengetahui sejarah kasus Syiah sangat sedikit. Berbeda dengan Syiah yang sangat leluasa bersuara.

Harusnya Karni dapat lebih adil untuk memberikan hak suara dari kalangan ulama yang menangani kasus ini dari tahun 2004. Kenapa? Karena jauh sebelum ada Kontras dan Ahlul Bait Indonesia, Ulama Madura sudah mengawal kasus ini ketika pertama kali muncul.

Keempat, tidak adanya lembaga yang dihadirkan Tv One dari kalangan Ahlussunah untuk menjelaskan kasus Sampang secara berimbang.

Berbeda dengan kalangan Syiah dimana ada Kontras. Ahlusunnah hadir tanpa ada pembelaan dari lembaga yang concern meneliti kasus Sampang. Padahal MIUMI telah mengeluarkan buku tentang akar kasus Sampang. Buku ini sangat valid karena berasal dari penelitian langsung di Sampang

Kelima, Karni Ilyas tidak memberikan ruang bagi narasumber ahlussunah untuk melakukan konfirmasi sepadan atas pernyataan kalangan Syiah.

Berbeda dengan Syiah yang diberikan kesempatan konfirmasi oleh Karni Ilyas. Dengan leluasa mereka bebas mendeskriditkan para ulama. Ulama bukannya ingin membantah klaim-klaim kelompok Syiah. Namun apa daya, Karni lebih suka memberikan mic kepada kalangan Syiah Keenam, Tv One mengundang narasumber yang tidak kompeten seperti tokoh Kristen (Romo Benny) yang sama sekali tidak mewakili agama Islam.Seakan-akan umat Islam tidak bisa menyelasaikan masalahnya sendiri dengan harus melibatkan tokoh Kristen. Ini jelas penghinaan bagi Umat Islam. Padahal banyak pihak terkait yang lebih layak diundang TV One spt MUI Jatim, MUI Sampang, LPPI, Rois Al Hukuma (Adiknya Tajul).

Saturday 22 June 2013

Ujian Mualaf di Negeri 'Pengasong' HAM

Julissa Fikri tumbuh dan besar di East Harlem. Salah satu permukiman terbesar yang didominasi warga keturunan Amerika Latin di New York, Amerika Serikat. Ia tak pernah membayangkan sebelumnya, keputusanya memeluk Islam akan memicu kebencian keluarga dan lingkungannya.

“Begitu saya mulai mengenakan jilbab, saya selalu menjadi perhatian orang-orang di sekeliling,”

Fikri lahir di tengah keluarga keturunan hispanik yang mayoritas beragama Katolik. Ia memutuskan masuk Islam semenjak tujuh tahun silam.

“Mereka melihat saya berjilbab. Mereka berpikir saya dipaksa suami dan itu keliru,” katanya. ”Memang tidak buruk, saya tidak merasa tertindas. Saya sangat nyaman. Saya hanya ingin orang tahu bahwa saya orang yang sama.”

Fikri, keturunan Puerto Rico dan Dominika, tengah menjalani dakwah di kalangan terdekatnya, termasuk ibunya sendiri. Ia gunakan situs jejaring video Youtube guna menyebarkan kisah keislamannya. “Islam merupakan hal yang asing bagi masyarakat hispanik,” ungkap Fikri.

Islam lahir untuk semesta alam

Mereka, ungkapnya, mengasosiasikan Islam dengan budaya Arab. Padahal, Islam lahir bukan untuk kalangan tertentu. Islam lahir untuk semesta alam. ”Karena itu, saya ingin memperkenalkan Islam kepada masyarakat hispanik,” katanya.

Fikri mengatakan telah mengeksplorasi Islam semenjak 2004 silam setelah mengalami krisis identitas. Ia cari mencari agama yang sesuai dengan dirinya.

Hidayah pun datang. Ia berkenalan dengan Alquran terjemahan bahasa Spanyol. Selanjutnya, ia bertemu pria yang menuntunnya masuk ke dalam Islam. Pria asal Mesir itu lalu menjadi pasangan hidupnya.

Awal tahun ini, tepatnya Februari, Fikri mulai mengenakan jilbab. Pengalaman pertama Fikri mengenakan jilbab mendapat cobaan. Saat ia menjemput putrinya, ia berpapasan dengan pria latin. Oleh pria itu, ia disebut perempuan Arab. “Oh jadi, ia telah berubah ras,” kenang Fikri menirukan perkataan pria tersebut.

Dalam insiden lain, seorang perempuan di sebuah kios menatapnya dan menyebutnya teroris. “Saya merasa sakit. Sebelum anda menghakimi saya, ingat saya memakai syal yang sama dengan mereka. Di bawah kerudung, saya hanya orang yang sama. Saya orang Amerika..dan saya juga manusia.”

Friday 21 June 2013

Hadiah Presiden SBY Kepada Rakyat Indonesia Menjelang Ramadhan


Menjelang Ramadhan ini, rakyat dan bangsa Indonesia mendapatkan hadiah dari Presiden SBY, berupa "bingkisan" kenaikan BBM. Menjelang Ramadhan, rakyat dan bangsa Indonesia, disuguhi berupa "bingkisan" kenaikan-kenaikan harga kebutuhan pokok.

Langkah pemerintah menaikan BBM sudah harga mati. Seperti tak ada pilihan lain. Pokoknya BBM harus naik. Tak peduli apapun akibatnya terhadap rakyat. Karena subsidi BBM sudah mencapai Rp 300 triliun. Menjadi beban APBN, dan justeru yang menikmati subsidi kelas orang kaya, kata pemerintah.

Momentum menjelang Ramadhan dijadikan momentum pemerintah SBY menaikkan harga BBM. Karena di bulan Ramadhan dipikir oleh pemerintahan SBY, pasti akan banyak orang yang bersedekah kepada fakir miskin. Ditambah dengan BLSM, maka kenaikan harga BBM, yang pasti diikuti kenaikan kebutuah pokok, rakyat dapat diselamatkan. Itulah pikiran pemerintah menaikkan harga BBM menjelang Ramadhan.

Rakyat miskin tidak akan berontak. Rakyat miskin akan pasrah. Apalagi di bulan Ramadhan tidak boleh membiarkan amarah. Kemarahan akibat kenaikan BBM itu, pasti akan diredam dalam waktu singkat. Kalau pun sebagian rakyat marah itu hanya "tai-tai ayam".

Perlawanan rakyat hanya sebentar akan usai. Apalagi, kemampuan PKS yang menolak BBM, menggalang massa sekarang sudah melemah, terutama kampus-kampus. Mahasiswa tidak akan berontak terlalu lama. Buktinya usai paripurna DPR, suara mahasiswa hilang belaka.

Rakyat Indonesia itu tak ada tradisi perlawanan dan menentang rezim. Tradisi rakyat Indonesia itu hanyalah nrimo dan pasrah. Kalau pemerintah SBY mengambil keputusan menaikkan harga BBM sampai Rp 15.000 per/liter premium, rakyat pasti akan nurut, tak akan menolakknya.

Mental dan budaya yang "lembek" rakyat dan bangsa Indonsia itu, sifatnya seperti permanen. Kata-kata revolusi hanyalah ilusi segelintir orang.

Kaum "revolusioner" yang perutnya lapar dan matanya nanar, sudah sangat mudah dibujuk oleh pemerintah. Dengan pemerintah sekerat tulang "kekuasaan" dan "harta" lidah mereka sudah kelu. Tidak berani lagi menggonggong terhadap kebijakan pemerintah yang sangat menyakiti rakyat.

Banyak para tokoh revolusioner yang dahulunya menggebu-nggebu penuh dengan idealisme, sekarang seperti krupuk "kehujanan" mlempem, tak berdaya seperti sayur. Lihat

Lihat mereka yang menjadi staf khusus Presiden SBY, banyak dahulunya para aktivis, dan ketika mendapatkan jabatan kekuasaan, idealisme mereka menjadi tumpul. Hanya bisa mengembek, seperti kambing "congek", membela kepentingan yang berkuasa.

Tak ada lagi perlawanan. Apalagi, banyak diantara mereka yang masuk ke dalam partai politik, dan kemudian mengubah gaya hidup mereka. Para aktivis yang dahulu "kere" alias "anak singkong", mereka sekarang bangga dengan rumah mewah, jam tangan rolex, sejumlah bini, dan simpanan uang yang bertumpuk-tumpuk.

Karena itu, mereka nggak ada yang mau berdiri di garda paling depan membela kepentingan rakyat. Mereka semua sudah menjadi "kacungnya" para penguasa. Mereka hanyalah kumpulan para pengabdi perut dan kemaluan, dan bukan para pengabdi rakyat dan pembela rakyat.

Lihat mereka yang sekarang berada di sekeliling kekuasaan, di partai-partai politik, sudah kehilangan rasa malu alias urat malunya sudah putus. Berani mengibuli rakyat dan "ngibul" kesana-kemari dengan mengatasnamakan rakyat, tanpa sedikitpun merasa bersalah.

Karena itu, tak pernah mereka berani mengahdapi tantangan masa depan, dan mereka hanyalah menjadi bagian dari sistem parasit yang menggerogoti kekayaan negara.

Maka, taka aneh pemerintah pun berani bertindak dan melakukan keputusan yang sangat menginjak-nginjak nasib rakyat kecil. Rakyat kecil sudah tidak memiliki pembela yang sah. Mereka semua para kaum idealis yang dulu berada di garda paling depan sekarang, menjadi pembela penguasa yang menyengsarakan.

Jadi Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Djoko Suyanto menyatakan pengumuman kenaikan harga BBM bersubsidi diumumkan di kantor Kementerian Komunikasi dan Informatika. "Seperti yang dulu, bisa di Kemenkominfo juga," kata Djoko Suyanto saat ditemui di Istana Negara, Jumat, 21 Juni 2013.

Djoko Suyanto menyatakan, berdasarkan pengalaman ada dua tempat pelaksanaan pengumuman kenaikan harga BBM bersubsidi yaitu kantor Kemenkominfo dan kantor Kementeri Koordinator Perekonomian. Aburizal Bakrie saat menjadi Menkoperekonomian mengumumkan kebijakan tersebut di kantornya pada 2005, sedangkan Purnomo Yusgiantoro saat menjadi Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral mengumumkan kebijakan harga BBM di kantor Kemenkominfo pada 2008.

Orang-orang idealis sudah punah dari bumi Indonesia. Tak ada lagi pembela rakyat. Tetapi, yang ada orang atau kelompok membela yang berani membayar. Partai polaitik yang ada sekarang ini, tak lebih para pengejar rente, dan mereka menikmati hasil rente, guna menikmati kehidupan yang dapat memuaskan syahwat perut dan kemaluan mereka.

Rakyat dibiarkan dengan nasibnya sendiri. Kalau rakyat mati kelaparan tak masalah. Hitung-hitung mengurangi jumlah kaum mlarat yang hanya merusak pemandangan kota. Wallahu'alam.

Adnan Menderes, PM Turki yang Dipancung Karena Mendukung Islam

Ali Adnan Ertekin Menderes (lahir di Aydin tahun 1899 – meninggal di Imrali, 17 September 1961 pada umur 62 tahun) merupakan seorang negarawan Turki dan pimpinan pertama yang dipilih secara demokratis dalam sejarah Turki. Ia menjabat sebagai Perdana Menteri Turki antara tahun 1950–1960. Ia merupakan salah satu pendiri Partai Demokrat pada tahun 1946, partai oposisi resmi ke-4 di Turki.

Masyhur di kalangan masyarakat Turki tersebar kisah bahwa Adnan Menderes menaiki sebuah pesawat terbang. Saat di angkasa, salah satu mesin pesawat mati. Pilot pesawat sudah mengumumkan keadaan emergency. Menderes mengikrarkan diri, jika Tuhan menyelamatkan dirinya, ia berjanji untuk mengembalikan kejayaan Islam di Turki. Pesawat pun terbakar. Satu-satunya penumpang yang selamat, hanya dirinya. Allahu a’lam.

Dikenal sebagai orang yang pertama kali mengembalikan adzan ke dalam bahasa Arab, dimana sejak lama diubah oleh Kemal Attaturk ke bahasa Turki.

Tahun 1950 bergabung dengan Partai Demokrasi Turki dan menjadi calon dengan program kerja yang nyeleneh untuk ukuran saat itu. Dimana semua survey berbasis di Amerika, sudah menegaskan kegagalan program yang ditawarkan Menderes. Program kampanye Menderes adalah:
  • Adzan dikembalikan ke dalam bahasa Arab.
  • Ibadah haji bagi Muslim Turki diizinkan.
  • Dibolehkan kembali pembukaan sekolah-sekolah keagamaan (Islam) dan pengajaran agama di sekolah-sekolah umum.
  • Membatalkan UU yang melarang hijab bagi Muslimah.

Hasilnya sangat mencengangkan! Partai Attaruk turun 32 kursi. Sedang Partai Demokrasi Turki meraih 318 kursi. Adnan Menderes pun terpilih menjadi PM Turki, dengan presiden Celâl Bayar

Sejak dilantik menjadi PM, Menderes langsung memenuhi janji-janji kampanyenya. Pelantikan bertepatan dengan awal Ramadhan. Pada bulan Ramadhan itu pula, Menderes memberlakukan adzan dengan bahasa Arab, kebebasan berpakaian untuk muslimah, pengajaran di masjid-masjid, dan dibolehkan memakmurkan masjid.

Pada Pemilu 1954, partai Attatruk turun drastis tinggal 24 kursi. Saat itu, Menderes memberlakukan aturan yang membolehkan pengajaran Bahasa Arab, pengajaran Al-Qur’an di seluruh SMP, membangun 10.000 masjid dan 22 Ma’had Islam di Anatolia, dalam rangka akselerasi program para khatib, da’i, dan guru-guru Al-Qur’an. Ia pun membolehkan penerbitan buku-buku Islam, majalah-majalah, atau selebaran yang menyerukan agar kembali berpegang teguh dengan ajaran Islam. Lebih dari itu, ia mengaktifkan kembali masjid-masjid yang dijadikan gudang-gudang untuk kembali menjadi tempat ibadah dan membuka 25 madrasah Tahfizh Al-Qur’an.

Di tataran regional, Menderes mulai aktif menjalin hubungan dengan Dunia Arab melawan Israel. Tidak hanya itu, ia memberlakukan aturan ketat untuk setiap kargo yang masuk dari Israel, baik kargo obat-obatan atau barang yang Made in Israel. Malah ia pernah mengusir Dubes Israel di Turki tahun 1956.

Arus Islamisasi yang begitu deras, membuat kalangan anti Islam di Turki gerah. Dimotori para jenderal yang sejak Kemal Attatruk banyak menikmati kucuran dollar dari Israel, General Kemal Joe Russel menangkap dan menghukum gantung Menderes.

Sebab-sebab digantungnya Menderes ditulis oleh seorang wartawan bernama Sami Kohen, “Penyebab dihukum matinya Menderes adalah, kebijakan politiknya yang teramat dekat dengan dunia Islam, sebaliknya dingin dan kaku dengan Israel. Selain itu, kunjungan terakhirnya ke beberapa negara Teluk, yang kemudian dilanjutkan beribadah haji, menjadi sebab kemurkaan militer Turki.”

Ia pun syahid, insya Allah, di tali gantungan tahun 1960.

Banyak pejuang yang selalu mengatakan, “Tugas kita berjuang. Hasil urusan Allah.” Maka bisa dipastikan, perjuangan yang hanya berorientasi proses, akan mudah goyah, putus asa, jalan di tempat, dan membabi buta.

Setelah era runtuhnya Khilafah Utsmaniyah di Turki, 87 tahun lalu, pejuang-pejuang yang tidak berorientasi hasil mundur terlalu jauh ke belakang. Sibuk mencaci maki keadaan. Mengkafir-kafirkan saudara muslim yang tidak sejalan. Bangga dengan kumpulan manusia yang tak dikenalkan jihad, karena jihad ditiadakan. Kumpulan manusia yang tidak berpengelaman mengurus organisasi, karena yayasan dan lembaga kebajikan ditiadakan. Lalu output apa yang akan dilahirkan? Tidak ada, kecuali generasi pendengki, pencaci, pemaki, dan peratap keadaan dengan jampi-jampi melankolis, sambil menunggu mukjizat turun dari langit tanpa setetes darah yang dikorbankan.

Sedangkan seorang Adnan Menderes, hanya dalam 10 tahun perjuangannya, sekolah-sekolah Islam yang ia buka, lembaga-lembaga tahfizh yang ia gerakkan, masjid-masjid yang ia bangun, adzan yang ia kembalikan dengan bahasa Arab, ternyata sejak tahun 1996 bermunculan Necmettin Erbakan, hingga penghujung tahun 2006, benih-benih dakwah Menderes bermunculan seperti: Abdullah Gull, Recep Tayip Erdogan, dan generasi terbaik Turki saat ini.

Adnan Menderes bagi dunia Islam, tak terlalu banyak orang yang mendengar. Karena ia tak pandai menulis buku-buku, hingga tak ada yang menjulukinya Allamah Mujtahid Mutlaq Syaikh. Tapi pengorbanannya menjadi teladan bagi generasi muda Turki, sejajar dengan Imam Syahid Hasan Al-Banna, Sayyid Quthb, Raja Faisal, yang tinta darahnya melegenda, tidak sekedar buku-buku kecil yang membingungkan generasi di kemudian hari. Tentu kita bisa memilah-memilih, mana pejuang Syariah sejati dan mana yang sekedar ilusi.

Thursday 20 June 2013

Surganya Miras, Kebijakan Indonesia Kalah dengan Thailand dan AS

Hidayatullah.com--Indonesia yang dikenal negeri berpenduduk Muslim terbesar di dunia justru sebagai surga bagi perdagangan minuman keras (miras). Pemerintah yang berfungsi mengawasi peredaran miras justru tidak tegas, demikian disampaikan aktivis antimiras, Fahira Idris.

“Indonesia surganya miras. Miras bebas dijual 24 jam,” ujar Fahira Idris dalam rilis yang dikirim ke hidayatullah.com, Kamis (20/06/2013).

Fahira mengutip data Kementerian Perdagangan (Kemendag) yang mencatat impor miras ke Indonesia selalu naik tajam dalam beberapa tahun terakhir.

Pada 2007 realisasi impor miras mencapai 28.690 karton. Jumlah ini meningkat tajam menjadi 143.668 karton pada 2008. Dan pada 2009, angka impor miras terus meroket hingga 279.052 karton. Dalam dua tahun terakhir, angka penjualan miras terus naik hingga dua kali lipat.

Fahira menyebut, negara seperti Turki. Thailand, Stockholm, bahkan Amerika dan Negara-nagara sekuler lain mampu membatasi penjualan miras pada jam tertentu, termasuk dengan batasan usia, misal 21 tahun. Sedangkan di Indonesia, penjualan miras tak mengenal batas umur, waktu, dan wilayah.

“Penjualan miras di dekat perumahan, rumah sakit, serta tempat ibadah masih sering terjadi,” ungkapnya.

Dia mengaku kecewa karena pemerintah tidak melakukan gebrakan untuk membatasi miras.
Pemerintah dan DPR disebutnya tak serius membatasi miras. Sebab, Rancangan Undang-Undang (RUU) Miras hanya ditempatkan di urutan 63 dari 70 RUU dalam program legislasi nasional (prolegnas) di DPR.

Karenanya dirinya mendesak pemerintah segera menerbitkan peraturan pemerintah (PP) soal miras yang diharapkan bisa menjadi antisipasi di tengah makin bebasnya miras beredar.
Menurutnya, aturan soal miras bisa mengikuti jejak PP No 109 Tahun 2012 tentang rokok.

Demi usahanya memerangi peredaran minuman beralkohol, Fahira memprakarsai Gerakan Anti Miras. Gerakan itu awalnya digalakkan di forum sosial, seperti twitter sejak Januari 2013.

Gerakan ini sebagai bagian perlawanan atas bebasnya peredaran miras di Indonesia. Saat ini Gerakan #AntiMiras mengedukasi trainer untuk mensosialisasikan gerakan Anti Miras ke sekolah-sekolah.*

Modern Guide Rilis Apikasi Islami Via Gadget



Lembaga dakwah memang perlu lebih kreatif. Perkembangan teknologi komunikasi yang begitu pesat harus dimanfaatkan. Inilah yang menjadi Modern Guide, sebuah lembaga dakwah nirlaba yang berbasis di Riyadh, Arab Saudi. Karena itu, sebagai terobosan baru yang ditempuh lembaga ini adalah menyajikan aplikasi-aplikasi untuk mempelajari Islam dalam berbagai bahasa. Untuk aplikasi berbahasa Inggris telah dirilis sejak lama.

Baru-baru ini, Modern Guide merilis empat aplikasinya dalam bahasa Indonesia dalam topik yang berbeda-beda: Keimanan bagi Seorang Muslim, Makanan dan Minuman dalam Islam, Puasa dalam Islam; dan Transaksi Keuangan dalam Islam. Aplikasi ini dapat diunduh secara gratis lewat Applestore, untuk gadget berbasis Apple seperti Iphone maupun Ipad.


Selain itu, aplikasi ini juga dapat diunduh untuk komputer pribadi berbasis Windows ataupun Macintosh. Untuk dapat menggunakan aplikasi ini dapat mengunduh langsung ke https://itunes.apple.com/gb/app

“Ini adalah bagian dari upaya kami untuk menyampaikan Islam langsung ke dalam rumah-rumah kaum Muslimin,” tegas President Director Modern Guide, Dr. Fahad Bahammam.

Karena itu, lanjut Fahad yang juga penulis produktif ini, materi yang disajikan harus menarik, berkualitas tinggi dari segi desain, eye catching dan mudah digunakan. Tak heran jika lembaga ini menginvestasikan dana yang cukup besar untuk kepentingan foto, grafis dan perwajahan.

Menurutnya, perkembangan teknologi saat ini, khususnya di bidang komunikasi, harus direspon dengan baik oleh kaum Muslimin untuk kepentingan penyebaran dakwah dan pengajaran Islam.

Dalam rangka itulah, Modern Guide sebagai sebuah lembaga dakwah wakaf Islam nirlaba, memfokuskan diri pada penerbitan buku dan aplikasi keislaman yang disajikan secara praktis dengan kualitas tinggi.

Buku-buku praktis keislaman pun diterjemahkan ke dalam belasan hingga puluhan bahasa, dengan penyajian yang menarik dan memikat. Tak hanya itu, direncanakan, aplikasi pengajaran Islam ini juga akan nongol secara gratis di pasar android maupun blackberry. Kita tunggu saja.

Tuesday 18 June 2013

Adian Husaini: ‘Sekalipun Pakai Mukena Dan Cadar, Miss World Tetap Salah


DARI segala sisi, Miss World 2013 adalah acara bathil. Tidak ada satupun nilai positif dari ajang Miss World 2013. Maka umat Islam harus menolak acara Miss Wolrd. Demikian dikatakan pengurus Majelis Intelektual dan Ulama Indonesia, Adian Husaini, dalam seminar peradaban Islam di Masjid Pondok Indah, Senin (17/6/2013).

Adian mengaku banyak umat Islam keliru melihat Miss World. Seakan dengan tidak memakai bikini persoalan Miss World selesai. Padahal, sekalipun Miss World memakai mukena dan cadar tetap saja salah.

“Karena yang dinilai pada perempuan hanya fisiknya,” katanya.

Maka tidak mungkin dalam Miss World, perempuan cacat fisik dapat memenangkan kontes ratu kecantikan itu. Meski ada perempuan pintar dan profesor tapi bisu, mustahil dia menjadi juaranya.

“Jadi kita dibohongi meski mereka punya slogan Beauty, Behaviour, and Brain,” tegasnya.Umat Islam dituntut untuk jelas dalam melihat persoalan kebathilan. Katakan yang haram adalah haram. Itu prinsip akidah. “Jadi jika Miss World bathil katakanlah bathil,” pungkasnya

7 Ciri Manusia "Berwajah Buruk" Menurut Rasulullah

SELAIN menyebutkan beberapa kriteria manusia-manusia terbaik menurut pandangan Islam, hadits-hadits Rasulullah ternyata juga menyitir kriteria manusia-manusia terburuk. Tentu saja, maksudnya cukup jelas. Beliau mendorong kita untuk meniru kebaikan kelompok pertama, dan menjauhi keburukan kelompok kedua. Mungkin sudah cukup banyak dikupas tentang siapa saja sebaik-baik manusia (khairun-naas) itu, maka kini giliran kita mengetahui siapa saja seburuk-buruk manusia (syarrun-naas). Mengapa demikian?

Sebab, mengetahui keburukan adalah salah satu cara untuk bisa menghindarinya.
Seorang Sahabat Nabi, yaitu Hudzaifah bin Yaman pernah berkata, “Dulu orang-orang bertanya kepada Rasulullah tentang kebaikan, namun saya bertanya kepada beliau tentang keburukan, karena saya khawatir jika terjerumus ke dalamnya.”

Jadi, siapa sajakah manusia-manusia terburuk itu, sehingga kita bisa mendidik diri kita sendiri agar tidak seperti mereka?

Pertama, orang yang bermuka dua. Rasulullah bersabda, “Kalian akan mendapati seburuk-buruk manusia adalah orang-orang yang bermuka dua. Dia mendatangi kelompok yang ini dengan satu wajah, dan mendatangi kelompok lainnya dengan wajah lain pula.” (Riwayat Bukhari-Muslim, dari Abu Hurairah).

Yang dimaksud “orang bermuka dua” adalah kaum munafik. Dia tidak memiliki pendirian dan keteguhan dalam imannya. Maka, bila berkumpul dengan kaum Muslimin, seolah-olah ia bagian dari mereka. Namun, jika bersama-sama kaum kafir, bisa jadi ia lebih dahsyat kekafirannya dibanding kaum kafir itu sendiri.
Padahal, Allah mengancam kaum munafik akan dimasukkan ke dasar neraka yang terdalam.

“Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari neraka. Dan kamu sekali-kali tidak akan mendapat seorang penolongpun bagi mereka.” (QS. an-Nisa’: 145)

Kedua, orang yang ditakuti sesama manusia karena kejahatannya

Suatu ketika, ada seseorang yang minta izin untuk bertamu kepada Rasulullah. Tatkala melihatnya, beliau berkata, “Izinkah dia masuk. Dia ini seburuk-buruk keturunan – atau: anggota – suatu kabilah!” Tatkala dia telah masuk, ternyata Rasulullah bersikap sangat lembut dan bahkan tertawa-tawa bersamanya. Setelah ia pergi, ‘Aisyah bertanya, “Wahai Rasulullah, Anda telah menyatakan apa yang Anda nyatakan tadi (tentang orang itu), lalu mengapa Anda berbicara secara lemah lembut kepadanya?” Beliau menjawab, “Wahai ‘Aisyah, sungguh manusia yang paling buruk kedudukannya di sisi Allah adalah seseorang yang ditinggalkan – atau: dijauhi – oleh sesamanya semata-mata mereka takut kepada kejahatannya.” (Riwayat Bukhari-Muslim, dari ‘Aisyah).

Ketiga, orang yang tidak bisa disadarkan oleh pesan-pesan Al-Qur’an. Rasulullah bersabda, “Di antara manusia yang terburuk adalah seorang pendurhaka lagi kurang ajar, yang membaca Kitab Allah namun tidak tersadarkan oleh satu pun darinya.” (Riwayat Ahmad, dengan sanad hasan).

Jadi, apakah yang bisa diharapkan dari seseorang yang tidak mempan oleh nasihat dari Allah? Hatinya telah terkunci mati, sehingga ia akan lebih sesat dibanding seekor hewan ternak sekalipun.

“Amat buruklah perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat- ayat Kami dan kepada diri mereka sendirilah mereka berbuat zalim.

“Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka dialah yang mendapat petunjuk; dan barangsiapa yang disesatkan Allah [583], maka merekalah orang-orang yang merugi.”
“Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai. Kedatangan azab Allah kepada orang-orang yang mendustakan ayat- ayat-Nya dengan cara istidraj.” (QS. al-A’raf: 177-179)

“Atau apakah kamu mengira bahwa kebanyakan mereka itu mendengar atau memahami. Mereka itu tidak lain, hanyalah seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat jalannya (dari binatang ternak itu).” (QS: al-Furqan:44).

Keempat, orang yang mengalami Hari Kiamat dan menjadikan kuburan sebagai masjid. Rasulullah bersabda, “Di antara manusia terburuk adalah mereka yang mendapati Hari Kiamat dan orang-orang yang menjadikan kuburan sebagai masjid.” (Riwayat Ibnu Hibban. Isnad-nya hasan).

Hadits ini berhubungan dengan pernyataan beliau lainnya, bahwa Hari Kiamat tidak akan terjadi kecuali jika sudah tidak ada seorang pun yang menyeru nama Allah di muka bumi. Tentu saja, zaman di mana nama Allah tidak lagi dikenal pastilah merupakan zaman terburuk, dan berisi manusia-manusia terburuk. Adapun menjadikan kuburan sebagai masjid, maka cukup banyak hadits lain yang melarangnya, di antaranya karena hal itu meniru-niru atau menyamai perbuatan kaum Yahudi dan Kristen.

Kelima, orang yang merusak akhiratnya demi meraih dunia milik orang lain.
Rasulullah bersabda, “Di antara orang yang paling buruk kedudukannya pada Hari Kiamat adalah seseorang hamba yang menghancurkan akhiratnya demi merebut dunia milik orang lain.” (Riwayat Ibnu Majah. Menurut al-Bushiri: sanad-nya hasan).

Yang dimaksud adalah orang yang membunuh sesamanya demi merampok hartanya, sehingga karena ambisi dunia itulah dia merebut hak milik orang lain dan menghancurkan akhiratnya sendiri. Atau, dia bersedia membantu orang zhalim demi meraih iming-iming duniawi, sehingga agamanya pun hancur.

Keenam, orang yang panjang umurnya, tapi jelek amal perbuatannya. Abu Bakrah bercerita, bahwa suatu kali seseorang bertanya kepada Rasulullah, “Orang seperti apakah yang paling baik?” Beliau menjawab, “Orang yang panjang umurnya dan baik amalnya.” Dia bertanya lagi, “Lalu, orang seperti apa yang paling buruk?” Beliau menjawab, “Orang yang panjang umurnya, tapi jelek amal perbuatannya.” (Riwayat Tirmidzi. Hadits shahih li ghairihi).

Ketujuh, orang yang tidak bisa diharapkan kebaikannya dan justru tidak bisa dirasa aman dari keburukannya. Abu Hurairah bercerita, bahwa suatu kali Rasulullah berdiri di dekat beberapa orang yang duduk-duduk, lalu bertanya, “Maukah kalian aku beritahu siapa orang terbaik dibandingkan orang terburuk di antara kalian?” Mereka pun terdiam (tidak menjawab). Beliau mengulangi pertanyaannya tiga kali, lalu ada seseorang yang menjawab, “Mau, wahai Rasulullah. Beritahu kami siapa orang terbaik dibanding orang terburuk di antara kami.” Beliau bersabda, “Yang terbaik di antara kalian adalah orang yang bisa diharapkan kebaikannya dan dirasa aman dari keburukannya. Sedangkan orang terburuk di antara kalian adalah orang yang tidak bisa diharapkan kebaikannya dan justru tidak bisa dirasa aman dari keburukannya.” (Riwayat Tirmidzi. Hadits hasan-shahih).

Miss Israel yang Pernah Dinas IDF akan Hadiri Acara Miss World

Hidayatullah.com—Meski sejumlah masyarakat dan Ormas Islam menolak acara penyelenggaraan Miss World 2013 di Indonesia, panitia penyelenggara dari stasiun televisi RCTI sebagai pelaksana Miss World tetap memaksakan diri menyelenggarakan acara.

Bahkan kabarnya, pada acara puncak tanggal 28 September nanti juga akan dihadiri Miss Israel 2013, Yityish Titi Aynaw yang terpilih Maret 2013 lalu, demikian diberitakan laman Kedubes Israel di Nairobi, http://embassies.gov.il/nairobi

Menurut laman tersebut, Aynaw yang dinobatkan di International Convention Center Haifa tanggal 27 Februari akan datang mewakili negaranya di acara Miss World 2013 di Indonesia, pada tanggal 28 September di Sentul International Convention Center, Bogor, Indonesia.

Seperti diketahui, Yityish Titi Aynaw datang ke Israel dengan keluarganya ketika ia masih berusia 12 tahun. Wanita Israel keturunan Ethiopia ini mengikuti ajang kompetisi setelah diajak seorang teman meski sebelumnya tidak memiliki pengalaman pemodelan. Yityisht Titi Aynaw terpilih menjadi Miss World 2013 Israel yang merupakan wanita kulit hitam pertama memenangkan kontes ini.

Yitysh Titi Aynaw pernah diundang oleh Presiden AS Barack Obama dan Gedung Putih untuk menghadiri jamuan makan malam.

Sebagaimana pernah disampaikan di BBC World News, bulan Maret 2013, Aynaw yang tak memiliki orangtua, ia mengaku dibesarkan oleh kakek-neneknya di tengah ribuan warga Yahudi Ethiopia di Israel setelah dia diambil dari Addis Ababa bersama kakak laki-lakinya.

Usai pulang sekolah, seperti dialami warga Israel lainnya, dia harus mengikuti program wajib militer. Tepatnya, dia pernah berdinas di Israeli Defence Force (IDF) selama tiga tahun yang berakhir pada September tahun lalu.

Israel Defence Force (IDF) adalah institusi yang paling bertanggung jawab melancarkan 'Operation Pillar of Defense' (Operasi Pilar Pertahanan) ke Jalur Gaza pada tanggal 14 November 2012 yang banyak menelan korban wanita dan anak-anak.

"Bagi masyarakat dari negeri asal saya, kemenangan sebagai Miss Israel menjadi sumber kebangaan," ujarnya dalam pidato kemenangan. Dia melanjutkan, "Saya berharap kemenangan ini akan membuat publik Israel bersedia menerima kehadiran siapa pun," ujarnya dikutip BBC.*

Monday 17 June 2013

MUI Sesalkan Fatin Dukung Miss World


Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat Bidang Seni dan Budaya KH. A. Cholil Ridwan terkejut dan kecewa melihat penampilan juara kontestan "X Factor Indonesia", Fatin Shidqia Lubis, yang ikutan tampil mendukung ajang roadshow Miss World 2013 di sebuah stasiun televisi swasta. Sebelumnya, MUI menolak Indonesia menjadi tuan rumah kontes kecantikan wanita sedunia tersebut. Kini, muncul hashtag #RoadToMissWorldWithFatin di Twitter, terkait hal ini.

"Saya sangat terkejut mendengar Fatin Shidqia yang juara `X Factor` telah bersedia dikontrak untuk menyambut kontes Miss World di Indonesia," ujar Cholil Ridwan seperti dikutip dari situs hidayatullah.com, Selasa (18/6).

Menurutnya, MUI telah menolak Indonesia menjadi tuan rumah Miss World, meski acara tersebut digelar di Bali. "Dunia tetap saja akan mengatakan bahwa Miss World diselenggarakan di Indonesia yang jumlah muslim terbesar di seluruh dunia," ujarnya.

Cholil Ridwan tetap merasa kecewa terhadap Fatin, yang pernah didukungnya dengan alasan syiar jilbab. "Padahal kemenangan Fatin di `X Factor` karena ia pake jilbab. Saya ingin menasihati Fatin dan orangtuanya agar segera membatalkan kontraknya dengan stasiun TV pendukung Miss World," katanya.

Demo Rusuh Mahasiswa HKBP Jarah KFC, Polisi Tangkap Rektor


Medan - Polisi mengamankan Rektor Universitas HKBP Nommensen Medan, Prof. Dr. Ir. Jongke Tampubolon, saat mengejar puluhan mahasiswa yang berlarian ke dalam kampus setelah dipukul mundur petugas. Jongke diamankan di dalam kampus bersama puluhan mahasiswa itu pada Senin malam, 17 Juni 2013, dan langsung digiring ke Markas Polresta Medan. Puluhan mahasiswa lain yang bersembunyi di rumah-rumah warga juga ditangkap polisi.

Kepala Kepolisian Resor Kota Medan, Ajun Komisaris Besar Niko Afinta, membenarkan hal tersebut. Namun dia mengatakan belum mengetahui apa keterlibatan sang Rektor. Saat ini, dia sedang diperiksa di Mapolresta.

"Semua yang kami tangkap akan kami periksa sejauh mana keterlibatannya dalam aksi ini. Siapa-siapa saja yang melakukan perusakan KFC saat ini masih dicari petugas," kata Niko. "Soal Rektor, saya belum tahu dia terlibat atau hanya terjebak di dalam kampus. Yang ditangkap ini belum tentu semuanya mahasiswa. Banyak juga warga sipil yang ikut bergabung bersama mahasiswa."

Hingga Senin malam kemarin, ratusan mahasiswa berunjuk rasa di depan kampus Nommensen di Jalan Perintis Kemerdekaan, Medan.

Yang disayangkan, sejumlah pengunjuk rasa lalu berbuat anarkis--merazia kendaraan yang lewat, membakar baliho, dan merusak berbagai fasilitas umum. Puncaknya, mereka lalu menjarah dan menghancurkan restoran KFC di depan kampus. Tak puas melakukan aksi kriminal itu, mereka lalu membakar dua sepeda motor yang berada di lahan parkir KFC.

Hotel Grand Angkasa pun tak luput dari amukan mahasiswa. Kaca-kaca hotel pecah dilempari batu.

Polisi baru tiba sekitar pukul 22.00 WIB, lengkap dengan kendaraan taktis, meriam air, dan mobil barakuda. Terlihat di lokasi, puluhan personel Patra Brimob mengendarai sepeda motor dan membawa senjata laras panjang.

Pengunjuk rasa semakin beringas. Mereka menyambut polisi dengan hujan batu.

Polisi pun menembakkan gas airmata.

Konsentrasi massa terpecah. Mahasiswa berlarian menghindari kejaran aparat. Sebagian terus nekat melawan.

Hingga tengah malam, mahasiswa masih bertahan di Jalan Sutomo Medan. Mereka terus melempari polisi dengan batu. Polisi membalas dengan tembakan gas airmata. Seorang mahasiswa ditangkap di tempat.

Polisi berkali-kali meminta mahasiswa untuk membubarkan diri, tapi malah dibalas dengan lemparan batu oleh mahasiswa.

Situasi makin kisruh karena warga sekitar naik pitam melihat aksi-aksi anarkis mahasiswa itu. Bukannya mendukung demonstrasi, mereka gantian melempari batu ke arah mahasiswa. Polisi pun merangsek maju mengejar para mahasiswa. Sejumlah mahasiswa Nommensen berhasil ditangkap. Dibantu warga sekitar, polisi berhasil meringkus mahasiswa yang terdesak dan bersembunyi di rumah-rumah warga di sekitar kampus.

Cina Larang Muslim Berpuasa di Bulan Ramadhan


Xinjiang - Ramadhan terhitung kurang lebih satu bulan lagi. Dan itu bertepatan dengan liburan musim panas di Xinjiang, Cina.

Dikabarkan bahwa siswa Muslim di sana dilarang berpuasa oleh pemerintah setempat. Hal ini merupakan larangan yang berulang sejak tahun 2011 lalu.

“Bahkan mereka meminta jaminan dari orang tua siswa, agar menjanjikan anak-anaknya untuk tidak akan berpuasa pada bulan Ramadhan,” kata Dilxat Raxit, juru bicara yang berbasis di Swedia untuk Kongres Uighur Dunia (WUC), kepada Radio Free Asia, Kamis (13/6/2013) lalu.

Larangan ini menyatakan bahwa siswa di bawah 18 tahun tak boleh berpuasa selama Ramadhan atau ambil bagian dalam kegiatan ke-Islam-an. Bagi siswa yang menentang hal ini akan dilaporkan kepada pihak berwenang untuk mendapatkan hukuman.

“Mereka juga siap memata-matai setiap rumah tangga dan apabila tertangkap basah melanggar larangan tersebut, maka otomatis satu keluarga itu akan didenda,” kata Raxit.

Pejabat agama setempat juga telah mengonfirmasi bahwa puasa Ramadhan dilarang untuk siswa Muslim Uighur.

“Benar sekali, puasa selama Ramadhan tidak diperbolehkan,” kata seorang pejabat di biro urusan agama di Hotan, distrik Yutian kepada Radio Free Asia.

Xinjiang telah menjadi daerah otonom sejak tahun 1955, namun terus menjadi subyek tindakan keras keamanan besar-besaran oleh pemerintah Cina.

Kelompok-kelompok HAM menuduh pihak berwenang Cina melakukan kekerasan agama terhadap Muslim Uighur atas nama kontra “terorisme”

Mengapa Kristen Tidak Menentang Zionisme ?


Oleh: Hj Irena Handono
Pakar Kristologi, Pendiri Irena Center

Kejaman Zionis Israel terhadap warga Palestina sudah bukan rahasia lagi. Dunia mengetahuinya secara jelas. Tapi justru yang dituduh teroris adalah kaum Muslim.

Namun yang membuat kita tak habis pikir adalah sikap umat Kristen terhadap kekejaman Zionis Israel. Terutama sikap tokoh-tokoh agama Kristen.

Adakah kutukan Paus atau pendeta-pendeta Protestan kepada Ariel Sharon? Tzipi Livni? Atau pendiri Negara Israel David Ben Gurion yang nyata-nyata mengakui bahwa negara Israel hanya bisa berdiri karena pembantaian Muslim Palestina di Deir Yassin. “Tanpa Deir Yassin tidak akan berdiri negara Israel” kata David Ben Gurion-Perdana Menteri Israel.

Mengapa Kaum Kristiani selalu mendukung setiap gerakan Yahudi (Zionis) di dunia Islam? Fakta terbaru yang bisa kita lihat adalah keberpihakan Vatikan, negara–negara Barat (Kristen), dan berbagai komunitas Kristen di berbagai belahan dunia terhadap setiap tindakan biadab Zionisme Israel. Bukankah Tuhan kaum Kristiani (Yesus) dibantai di tiang salib oleh Yahudi?

Hubungan Kristen-Yahudi
Sebenarnya siapa pun yang mengaku sebagai seorang Kristen, jika ia membaca ayat-ayat dalam kitab Talmud yang membicarakan tentang Yesus dan agamanya, tetapi masih saja mendukung Zionis-Yahudi, masih saja membantu Israel, masih saja setuju dengan sikap politik Zionis Israel, maka ia sebenarnya telah ikut-ikutan melecehkan agamanya sendiri, telah ikut-ikutan menghina Yesus sendiri.

Berikut ini adalah beberapa kutipan dalam Kitab Talmud, kitab suci umat Yahudi tentang Kristen danYesus:

“Pada malam kematiannya, Yesus digantung dan empat puluh hari sebelumnya diumumkan bahwa Yesus akan dirajam (dilempari batu) hingga mati karena ia telah melakukan sihir dan telah membujuk orang untuk melakukan kemusyrikan (pemujaan terhadap berhala)… Dia adalah seorang pemikat, dan oleh karena itu janganlah kalian mengasihaninya atau pun memaafkan kelakuannya”(Sanhedrin 43a).

“Yesus ada di dalam neraka, direbus dalam kotoran (tinja) panas” (Gittin 57a).

“Umat Kristiani (yang disebut ‘minnim) dan siapa pun yang menolak Talmud akan dimasukkan ke dalam neraka dan akan dihukum di sana bersama seluruh keturunannya” (Rosh Hashanah 17a).

“Barangsiapa yang membaca Perjanjian Baru tidak akan mendapatkan bagian ‘hari kemudian’ (akhirat), dan Yahudi harus menghancurkan kitab suci umat Kristiani yaitu Perjanjian Baru” (Shabbath 116a)

Inilah ‘ungkapan hari‘ Talmud yang sesungguhnya tentang Yesus dan umat Kristen.

Allah SWT telah banyak berfirman dalam ayat-ayat Al-Quran betapa Yahudi merupakan kaum yang sombong, angkuh, memusuhi kaum beriman, dan sebagainya. Bahkan fakta sejarah memaparkan jika kaum Yahudi dikenal sebagai kaum pembunuh para nabi utusan Allah SWT.

Demikian juga Nabi Isa as, yang dimusuhi dan harus menghadapi kedzaliman kaum Yahudi. Seorang sutradara Hollywood telah membuat film tentang kedzaliman kaum Yahudi ini dalam karyanya “The Passion of Christ” Di dalam film tersebut kita bisa melihat bagaimana iblis selalu berada di tengah-tengah para pendeta Yahudi yang melaknati Yesus.

Ajaran Yesus atau Nabi Isa tidak lain adalah meneruskan ajaran Nabi Musa as yang sudah demikian disimpangkan oleh umatnya. Allah mengutus Nabi Isa as hanya untuk bani Israel bukan untuk disebarkan ke seluruh dunia.

Dan (ingatlah) ketika Isa ibnu Maryam berkata:

“Hai Bani Israil, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab sebelumku, yaitu Taurat, dan memberi kabar gembira dengan (datangnya) seorang Rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmed (Muhammad).” … (Qs. Ash Shaff: 6)

Namun Paulus atau Saul, seorang Yahudi dari Tarsus, menyusup ke dalam komunitas murid-murid Nabi Isa dan mengubah ajaran Nabi Isa as yang tadinya hanya untuk kaumnya sendiri menjadi agama yang ekspansif.

Kekristenan bersekutu dengan Zionisme
Injilnya adalah Injil Scofield (Dibuat oleh Cyrrus Ingerson Scofield, lahir 19 Agustus 1843). Dia veteran perang saudara Amerika dan sama sekali bukan ahli agama, pastor, atau pun sarjana.

Scofield tak lebih dari seorang petualang yang pintar berbicara dan mudah meyakinkan orang.

Tipikal orang seperti inilah yang kemudian dirasa cocok oleh Konspirasi Zionis untuk menjalankan misinya mengubah penafsiran umat Kristen terhadap Alkitab.

Dan akan membuat dunia Kristen menjadi domba-domba yang patuh terhadap apapun yang dilakukan Zionis-Israel. Latar belakang Scofield sendiri berasal dari keluarga yang berantakan, punya catatan kejahatan, dan sering menipu orang.

Dalam Injilnya, Scofield sebenarnya meneruskan pandangan John N Darby yang secara umum telah diterima oleh evangelikalisme arus utama dan fundamentalisme Protestan Amerika. Scofield Reference Bible kemudian menjadi Alkitab kaum fundamentalis Kristen di AS dan dunia.

Seorang murid Scofield yang paling berpengaruh, Lewis Sperry Chafer, di tahun 1924 mendirikan Dallas Theological Seminary, Sekolah Theologi Amerika yang begitu bersemangat membela pandangan dispensasionalisme pramillenialis Darby dan Injil Scofield, dan yang jelas juga, mereka membela habis-habisan kepentingan Zionisme.

Penafsiran Injil jenis inilah yang diproduksi di AS, yang sekarang menyebar ke seluruh dunia, termasuk ke Indonesia, sehingga menjadikan orang Kristen menjadi pendukung Israel.

Televisi: Sahabat atau Musuh ?

Dari pagi sampai malam
Kami menghafal televisi
Kami cerna kelicikan, darah,
Goyangan, dan semua jenis hantu
Sambil mendebukan buku-buku...

Penggalan puisi Abdurahman Fiaz 

“Television is window of the world” celetuk salah seorang kawanku. Bagaimana? Benar. Media elektronik yang selalu menghiasi ruang keluarga ini memuat ‘sesuatu’ dari berbagai sudut di dunia. Seakan-akan dunia hendak dimasukkan ke dalam kotak ajaib yang satu ini.

Dengannya kita tahu perkembangan dan kemajuan dari banyak hal. Sebut saja dari sisi ekonomi, sosial, politik, agama, budaya, bahasa, fashion, teknologi, dan seabrek sisi lainnya.

Ironisnya, televisi kita saat ini tak lagi sehat. Tugas utama dari televisi sebagai media komunikasi, pendidikan, dan informasi, kini berubah haluan dengan sedikit porsi yang dimiliki oleh keduanya.

Lalu apa yang merajai televisi kita saat ini? Hiburan.

Ya... tepat sekali. Pertikaian, pelecehan, goyangan, kekerasan (dkk) yang dibalut dalam bentuk acara komedi, sinetron, reality show menjadi sajian utama yang bebas dilahap oleh semua penontonnya, tak lagi memandang perbedaan usia ataupun pendidikan.

“Television is stupid box” celetuk yang lain.

Bagaimana? Lagi dan lagi aku harus menganggukkan kepala. Benar. Televisi hanyalah kotak yang kita beli, yang sama sekali tidak bisa mengatur kita sebagai penikmatnya.

Benar kalimat Agus M. Irkham dalam salah satu bukunya yang terbit lima tahu lalu, “Yang kita butuhkan adalah kecerdasan untuk memilah dan memilih acara televisi. Sebesar apapun pengaruh televisi terhadap penontonnya, tetap saja tali kendali ada di tangan penontonnya.”

Maukah kita terseret dalam daftar korban dampak negatif televisi? Yang tak lagi suka membaca, yang tak lagi bergelut dengan buku, yang menyalahkan realitas, yang tergiur dengan dunia iming-iming dalam televisi, yang menjadikan televisi sebagai ‘imam’ kehidupan, dan alasan lainnya.

Lalu televisi harus disebut apa? Sahabat atau musuh? Keputusan dan jawaban atas pertanyaan tersebut berada di tangan kita (sebagai penonton). Dan juga sebagai pemegang remote control, kita memiliki andil besar, matikan atau tonton? mendidik atau membodohi? Kitalah yang memutuskan.

Sebab, sebuah program acara televisi membutuhkan penonton untuk meninggikan rating, dan rating digunakan sebagai alat penarik para pengiklan. Jika tidak ada penonton, maka tidak tercipta rating yang tinggi dan otomatis tidak ada pengiklan.

So, masa depan televisi ada ditangan kita.*

Indonesia, Negeri Teror & Fitnah


Sangat memprihatinkan! inilah ungkapan yang tepat untuk menggambarkan langkah aparat keamanan khususnya Densus 88 dalam mengurai teror di Poso. Paska peristiwa bom Mapolres Poso (3 Juni 20130), aparat Densus 88 dibantu aparat kepolisian setempat secara intensif menggelar operasi terbuka dan tertutup.

Tak pelak akhirnya melahirkan kondisi ketidaknyamanan bagi masyarakat Poso, apalagi cara-cara yang dipertontonkan oleh aparat Densus 88 cenderung arogan. Bahkan akhirnya memicu kemarahan warga muslim Poso kota, otomatis makin memperkeruh suasana.

Tindakan-tindakan law enforcement yang mengedepankan kekerasan dengan target orang yang baru terduga berujung pada kematian target, membuat masyarakat Poso marah. Bahkan menarget Mapolres Poso menjadi sasaran amuk. Tidak lain karena ulah aparat Densus 88 main tembak terduga hanya dengan alasan membahayakan petugas dilapangan.

Dari Mabes Polri seperti biasa bagian penerangan/Humasnya (Brigjen.Pol, Boy Rafli) juga memberikan keterangan di depan insan media tentang kronologi dan alasan aparat keamanan kenapa harus melumpuhkan target hingga tewas. Dan media mengaminkan, bahkan media seperti TV One ambil peran untuk memutar balik fakta serta bernafsu menyudutkan masyarakat Poso dan mendewakan aparat Densus 88.

Kita yakin sekarang masyarakat cukup cerdas menyikapi, tidak begitu mudah mempercayai begitu saja opini dan propaganda media (seperti TV One, dll) dalam isu terorisme secara umum maupun kasus yang ada di Poso. Dari penelusuran CIIA dilapangan didapatkan fakta realita yang berbeda, berikut kronologi peristiwa kekerasan aparat Densus 88 di Poso (SenIn, 10 Juni 2013):

  1. Sekitar Pukul 15.35 wita terduga yang bernama Ahmad Nudin mengendarai motor Revo DN 4159 EI yang sudah di buntuti oleh aparat Densus 88 melintas di Jalan. P Seram.Terduga pulang dari sholat Ashar di Masjid al Muhajirin.
  2. Sekitar pukul 15.40 wita ketika target (terduga) sampai di Jalan. P Irian tepatnya di depan lorong jalan P. Seribu, motor dengan pengendaranya (terduga) tersebut ditabrak oleh Densus 88 dengan mobil yang telah membuntuti sebelumnya.
  3. Setelah motor dan terduga terjatuh yang berjumlah dua orang sempat melarikan diri masuk kea rah lorong P.Seribu.
  4. Karena melihat terduga lari, kemudian Densus 88 melepaskan tembakan sebanyak 7 kali lebih. Dan akhirnya 1 (satu) orang berhasil di tangkap dengan luka tembak di beberapa bagian. Dan 1 (satu) lagi berhasil melarikan diri. Sementara sepeda motor yang di pakai oleh terduga tertingal di TKP dan kemudian di amankan oleh anggota koramil Poso kota.
  5. Akhirnya berita menyebar ke masyarakat Poso dan membuat situasi memanas karena bunyi tiang listrik dipukul bertalu-talu oleh massa.Hingga pukul 20.00 WITA bentrok terjadi antara warga Muslim Poso dengan bersenjatakan batu menghadapi aparat kepolisian dan TNI di desa Kayamanya. Bahkan kemudian sebagian masyarakat yang marah atas tindakan aparat Densus 88 bergerak ke arah Mapolres Poso dengan membakar ban bekas.
  6. Masyarakat yang bergerak ke arah Mapolres Poso menuntut jenazah salah satu korban tewas tetapi tidak di penuhi.
  7. Temuan di lapangan warga Poso yang tewas (Ahmad Nudin) yang dituduh teroris di eksekusi Densus 88 dalam kondisi tidak berdaya. Korban tidak dalam posisi melawan untuk menembak petugas atau mengeluarkan tembakan seperti yang di ungkapkan Brigjen Boy Rafli di Jakarta, tapi fakta yang terjadi adalah terduga melarikan diri. Dan korban tidak sama sekali bersenjata seperti yang di tuduhkan oleh aparat dan diaminkan oleh media TV. Bahkan TV One mengumbar kebohongan ke publik dengan menuduh terduga yang tewas telah melepas tembakan 6 (enam) kali. Ini dusta semua.

Dari peristiwa diatas sangat patut disesalkan, seolah-olah jalan persuasive dan dialog bukan lagi jalan bagi orang-orang berakal untuk menyelesaikan masalah. Arogansi kekuasaan menjadi penentu benar dan salah atas rakyat jelata.

Kalau kita berfikir obyektif, kenapa aparat tidak menjunjung supremasi hukum? Benarkah mereka yang terbunuh adalah teroris? Jikapun benar bahwa mereka adalah teroris apakah mereka layak harus di bunuh? Sejauh apa level keterlibatan mereka dalam kasus terorisme hingga layak begitu saja harus tewas di eksekusi? Apalagi di bunuh diluar prosedur pengadilan. Bukankah negara ini (Indonesia) menganut negara hukum? Dan setiap warganya dijamin sama di hadapan hukum bahkan harus di jamin dengan azas praduga tak bersalah (presumption of innocence).

Bisa saja seseorang menjadi buron dan target karena di temukan alat bukti, saksi yang bisa mengarah dan menjeratnya. Bahkan menyangkanya, kemudian mengadilinya. Akan tetapi sebelum pengadilan mengetok palu bahwa seseorang di vonis bersalah maka tetap saja dia bebas dari segala tuduhan dan harus dijamin dari segala bentuk tindakan yang malanggar hak azasi mereka.

Logika pengadilan yang berjalan juga masih memberikan ruang dan kesempatan bagi tervonis untuk kasasi bahkan sampai naik ke grasi. Semua orang juga mengetahui, tida semua terduga bisa menjadi tersangka, dan tidak semua tersangka kemudian berubah menjadi terdakwa. Dan tidak semua terdakwa kemudian bisa di vonis salah seperti tuduhan jaksa hingga harus menjadi narapidana. Dilapangan banyak kasus salah tangkap dalam isu terorisme, itu harus di akui.

Dari semua terduga teroris versi Densus 88 dan BNPT yang tewas,adakah mekanisme yang bisa membuktikan bahwa benar-benar mereka teroris?. Yang terjadi adalah drama (sandiwara) pengadilan atas orang yang sudah membujur kaku bahkan sudah terkubur diliang lahat. Sebuah kejahatan yang luar biasa!.

Para pemegang kebijakan (Presiden, Kapolri, DPR) harusnya serius mau mengkaji dan evaluasi ulang pola-pola penindakan yang dominan mengedepankan kekerasan oleh aparat Densus 88. Karena kekerasan produk aparat telah melahirkan sikap antipasti masyarakat terhadap aparat penegak hukum (Polisi).

Lihatlah Poso, begitu Densus 88 buat ulah kemudian pergi, sisanya adalah kebencian masyarakat muslim Poso dan akhirnya di generalisir menempatkan semua aparat kemananan di Poso adalah musuh. Inilah realitasnya, jika tidak disadari dan ada perubahan langkah yang lebih bijak proporsional dan tepat, kita bisa ambil kesimpulan bahwa kekerasan yang terjadi adalah fabrikasi secara sistemik dan meluas. Indonesia telah berubah menjadi “state terrorism”.

Hukum Selamatan dan Doa yang Dibaca di Dalamnya


Pertanyaan :
1. Adakah doa selamatan yang diajarkan oleh Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam?

2. Setiap awal dan akhir acara di kantor-kantor, acara di rumah, seseorang biasanya diminta untuk membaca doa, doa apa yg sebaiknya dibaca?

Aba Ditto

_______________________________

Oleh: Badrul Tamam

Al-Hamdulillah, segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta'ala. Shalawat dan salam atas Rasulullah, keluarga, para sahabatnya, dan siapa yang berpegang teguh dengan sunnah-sunnahnya.

Aba Ditto yang dimuliakan Allah, berdoa merupakan amal utama dalam Islam. Bahkan semua ibadah mengandung doa dan harus disertai doa. Karenanya para ulama membagi doa itu dalam dua bagian: pertama, doa ibadah, artinya di saat menjalankan ibadah, seseorang pasti ada harapan kepada Allah dari pelaksanaan itu, seperti agar ibadahnya diterima, diampuni dosanya, dimasukkan surga dan sebagainya. Kedua, doa mas'alah (doa permintaan), yaitu seseorang mengangkat tangannya ke langit, memanggil nama Allah, lalu menghaturkan permohonannya, misalnya supaya diberi keturunan shalih, dimudahkan rizkinya, dan semisalnya.

Doa juga menjadi perekat antara seorang hamba dengan Rabb-nya, yang menunjukkan butuhnya hamba kepada-Nya. Sehingga siapa yang tidak berdoa kepada Allah, maka Allah murka kepadanya.

"Dan Tuhanmu berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari beribadah kepada-Ku akan masuk neraka Jahanam dalam keadaan hina dina"." (QS. Ghaafir: 60)

Pada intinya, doa sangat istimewa dalam ajaran ISLAM dan termasuk inti dari ibadah. Sedangkan ibadah itu bersifat tauqifiyah, tidak diketahui perihalnya kecuali dengan dalil. Adakah dalil yang memerintahkan dan menunjukkanya?

Sementara selamatan, banyak sekali definisi yang diberikan. Intinya, meminta doa agar diberi kelancaran, keberkahan, kesuksesan dalam apa yang dijalani baik berupa bisnis, usaha, bekerja ke luar daerah, pergi haji, akan menikahkan, menempati rumah baru, dan semisalnya. Supaya tak ada hambatan berarti, tak terduga, serta di luar jangkauan kemampuan yang merintangi perjalanan ke depannya. Pelaksanaannya biasanya dalam bentuk suatu upacara perayaan dengan mengundang orang banyak dari kerabat, teman dekat, masyarakat sekitar, dan ada juga dengan mengundang anak yatim. Bentuk semacam ini yang tak pernah dicontohkan oleh Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam, para sahabat dan ulama terdahulu.

Dari sini dapat disimpulkan bahwa selamatan bagian dari doa, namun dibalut dengan perayaan dalam bentuk memanggil orang. Sebenarnya, meminta doa dari orang yang shalih (yang lebih besar kemungkinan dikabulkan doanya) boleh-boleh saja, walaupun kalau berdoa sendiri itu lebih utama, karena dengan berdoa sendiri berarti dia beribadah dan akan dapat pahala. Berdoa sendiri juga lebih menumbuhkan sikap khudhu' dan khusyu' kepada Allah, serta menumbuhkan pengharapan yang besar kepada-Nya. Sedangkan meminta-minta doa kepada yang lain, biasanya, hanya mengandalkan doa orang lain semantara tidak ada perubahan lebih pada diri orang tadi.

Pokok masalah ada pada bentuk atau tatacara berdoa dalam selamatan tadi. Yakni dengan perayaan dan memanggil orang banyak untuk dimintai doanya tanpa memandang lebih pada kesalehan orang yang hadir. Dan cara semacam ini tak pernah ada contoh dari generasi terbaik umat ini. Maka dikhawatirkan termasuk bagian dari mengada-adakan perkara baru dalam Islam yang termasuk perbuatan dosa. Jadi pertanyaan, doa apa yang harus dibaca secara khusus. Maka kami jawab, tidak ada tuntutan doa khusus yang dibaca di dalam selamatan, karena selamatan sendiri tidak ada contoh dari Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam, para sahabat, Tabi'in. Jika memanggil mereka untuk disenangkan dengan makan-makan dan santunan, ini baik-baik saja dan itu yang terbaik. Namun jika dengan membaca bacaan tertentu (khusus) yang seolah menjadi bagian ibadah rutin, itu yang tak ada tuntunannya. Wallahu Ta'ala a'lam.

Komnas HAM : Larangan Jilbab Polri Langgar UUD 45 & Diskriminatif

Jakarta - Komisioner Komnas HAM, Siane Indriani menyesalkan sikap Wakapolri Nanan Sukarna yang menyatakan bahwa Polwan yang ingin berjilbab agar pensiun dari korps Polri atau tidak menjadi Polwan.

“Perkataan-perkataan seperti itu tidak seharusnya diucapkan oleh petinggi Polri. Kita harus memahami keberagaman tadi,” kata Siane Indriani saat dihubungi kepada voa-islam.com, Jum’at (14/6/2013).

Menurutnya, mengenakan jilbab merupakan hak asasi seseorang. “Itu merupakan hak asasinya mereka dan ini tidak seharusnya dipermasalahkan, sebab akan menjadi kontroversi jika kemudian Polri menyatakan hal-hal yang tidak produktif,” ungkapnya.

Siane menambahkan, Polri harusnya bisa mengakomodir Polwan yang hendak mengenakan jilbab.

“Salama itu tidak mengganggu tugas, bisa saja dibuat rancangan-rancangan jilbab yang simpel tanpa harus mengorbankan keyakinan dia untuk menggunakan jilbab,” tuturnya.

Oleh sebab itu, Komnas HAM menyesalkan adanya diskriminasi dalam tubuh Polri yang melarang Polwan berjilbab.

“Sebetulnya tidak perlu ada pelarangan, itu kan bentuk dari menghormati keberagaman,” kata Siane Indriani saat dihubungi voa-islam.com, Jum’at (14/6/2013).

Siane menegaskan bahwa Polri yang melarang Polwan berjilbab telah melanggar UUD 45 yang telah mengatur seseorang untuk beribadah menurut agama dan kepercayaannya masing-masing.

“Iya, seharusnya itu diakomodir karena bagaimanapun juga akses-akses ke arah sana dibuka. Sekarang ini kan banyak perempuan yang ikut dalam kepolisian, militer dan lain-lain. Jadi kalau ada wanita yang ingin mengikuti ajaran agamanya lebih konsisten harusnya diakomodir,” jelasnya.

“Kita menyesalkan adanya diskriminasi itu, sebab itu bentuk diskriminasi sehingga kita mengharapkan jangan ada pembatasan-pembatasan semacam itu,” tutupnya.

Wednesday 12 June 2013

Takut 'Kehabisan' Stok Teroris, Densus 88 Bantai Penjual Ikan ?





POSO - Penjual ikan itu bernama Ahmad Nudin. Ia ditembak mati oleh Densus 88, Senin (10/6/2013), di Poso, Sulawesi Tengah. Oleh aparat polisi ia diduga “teroris”.

Anggota Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) Siane Indriani membeberkan kronologis penembakan Ahmad Nudin. Menurut Siane, proses penembakan Nudin alias Bondan versi polisi berbeda dengan versi Komnas HAM

Hal itu dibeberkan Siane melalui pernyataan tertulis, Selasa (11/6/2013). Menurut Siane, kejadian yang menyebabkan Nudin mereguk maut bermula pada Senin (10/6/2013) pukul 15.35 WITA. Saat itu Nudin berboncengan dengan temannya mengendarai motor Revo bernomor polisi DN 4159 EI. Nudin saat itu dibuntuti polisi di Jalan Pulau Seram.

Pada pukul 15.40 WITA di Jalan Pulau Irian, tepatnya di depan Lorong Jalan Pulau Seribu, motor yang dikendarai Nudin ditabrak oleh mobil polisi yang membuntuti itu. Kronologi ini berbeda dengan versi polisi. Menurut polisi, Nudin menabrak mobil polisi.

Setelah motor terjatuh, dua orang tersebut melarikan diri ke Lorong Pulau Seribu. Polisi melepaskan tembakan delapan kali, Nurdin tertembak. Sedangkan temannya kabur.

Menurut polisi, Nudin menembaki aparat. Polisi memberikan tembakan balasan.

Motor yang tertinggal di tempat kejadian diamankan oleh anggota TNI di Poso. Pukul 20.00 WITA, massa menuju Polres Poso, meminta jasad Nudin. Namun, permintaan itu tidak dikabulkan polisi. Sebelumnya terdengar suara tiang listrik dipukul berkali-kali.

Komnas HAM menyesalkan pernyataan polisi yang berlawanan dengan fakta di lapangan. Komnas HAM meminta Kapolri untuk mengklarifikasi kejadian yang sebenarnya agar warga di Poso tenang.

“Kami menyesalkan tindakan Densus 88 yang sangat represif sehingga malah memprovokasi kemarahan warga,” kata Siane.Senin (10/6/2013) lalu.

Menurut kepolisian, Ahmad Nudin ditembak saat mengendarai sepeda motor. Masih menurut polisi, dia berusaha menembak petugas.

“Saat tersangka naik sepeda motor keluar dari Kayamanya menuju Jl. Irian, anggota berusaha menghentikan namun motor yang dikendarai Ahmad tetap melaju dan menabrak mobil. Pada saat akan ditangkap Ahmad menembak anggota densus,” kata Karo Penmas Mabes Polri Brigjen Pol Boy Rafli Amar, Senin (10/6/2013).

Menurut Boy Rafli, Densus membalas tembakan tersebut sehingga Ahmad Nudin tewas di tempat. Peristiwa ini terjadi Senin (10/6/2013) pukul 16.00 WITA. Kata Boy, sudah lama polisi memburu Nudin yang menurut polisi, diduga “teroris”.

Namun pernyataan dari kepolisian tersebut dibantah oleh Ketua Forum Silaturahmi Umat Islam Poso, KH Adnan Arsal. Menurutnya, polisi telah berbohong dan memutarbalikkan fakta.

“Densus bohong, mereka putarbalikan fakta. Mereka bilang Ahmad menembak, padahal jelas mereka menabrak Ahmad yang baru pulang dari mushalla,” ujar KH. Adnan Arsal kepada Suara Islam Online, Selasa (11/6/2013).

Ia menambahkan, Ahmad baru pulang dari mushalla, usai shalat ashar.

Selain itu, tokoh Muslim Poso ini juga menceritakan kronologi singkat penembakan Ahmad. “Ahmad ditabrak, masih bisa lari, lalu mereka tembaki hingga enam peluru masuk ke tubuh Ahmad. Mereka bilang selongosong itu pelurunya Ahmad. Jelas mereka bohong. Karena itulah anak-anak Poso marah,” lanjutnya.

KH Adnan Arsal juga mempertanyakan, bagaimana mungkin Ahmad tiba-tiba dinyatakan sebagai DPO padahal dia tidak melakukan tindakan “terorisme”.

“Ahmad bukan ‘teroris’, Ahmad cuma penjual ikan,” jelasnya.

'Terorisme', istilah yang tidak akan pernah bisa hilang di Indonesia selama pemerintahan sekuler masih berkuasa. Karena 'terorisme' sengaja 'dipelihara' negara, untuk menyudutkan kelompok Islam tertentu yang ingin menjalani hidup sesuai syariat Islam. Orang yang tak bersalah ditembak agar menimbulkan kebencian baru pada negara. Muslim yang moderat sekalipun, bisa berubah menjadi mujahid jika melihat arogansi Densus 88 yang anti HAM. Disamping itu, dengan menciptakan teroris - teroris baru maupun yang palsu, aliran dana asing akan terus mengucur ke kantong Densus 88 karena negara pendonor ( AS dan Australia ) melihat kinerja Densus 88 yang sukses memburu (baca : menciptakan target baru) teroris .

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Faried - Premium Blogger Themesf | Affiliate Network Reviews